Aaron menatap sekeliling ruangan asing yang saat ini ditempatinya. Ia sedikit mengerang ketika dadanya mulai merasakan panas dan sakit. Ia mencoba menatap ruangan itu lagi. Mencari petunjuk dimana ia berada.
Ia mengingat siapa yang membawanya. Ah, mengingat sosok itu membuatnya mengingat masa lalunya saat masih menjadi manusia seutuhnya.
(Flashback beberapa puluh tahun lalu)
"Ache aku mencintaimu." ucap seorang pemuda tampan pada seorang pemuda gagah yang sedang memeluknya dari belakang.
"Aku juga mencintaimu pangeran Danish." jawab pemuda yang tak lain adalah Aaron pada lelaki dalam pelukannya yang seorang pangeran di kerajaannya.
"Sudah kubilang jika kita berdua panggil namaku saja. Jangan ada kata pangeran atau embel - embel apapun." protes Danish dengan mencubit gemas lengan kokoh yang melingkari perutnya.
Terdengar suara kekehan dibelakangnya.
"Jadi jika kuberi embel - embel sayang pun tak boleh ?" goda Aaron.
"Khusus untuk itu pengecualian, Ache." ucap Danish tersipu. Ia menoleh sedikit kebelakang. Menatap mata yang kini ikut menatapnya sayang. Ia mengulurkan tangannya. Membelai rahang kokoh kekasihnya lembut."Kau tahu hubungan kita ini terlarang ? Kau seorang pangeran sedangkan aku hanyalah salah satu prajuritmu yang rela mengorbankan nyawa demi keselamatanmu dan kerajaan ini. Apalagi kita sama-sama lelaki, Danish."
Danish mendengus tak suka. Aaron sering kali memperdebatkan masalah ini. Ia tahu resikonya memang berbahaya jika sampai sang ayah yang tak lain adalah raja negeri ini mengetahui hubungan mereka. Tapi apa yang bisa ia lakukan. Ia jatuh cinta untuk pertama kalinya pada sosok gagah nan rupawan ini. Ia tak pernah bisa memalingkan dunianya dari Aaron.
Danish mengecup bibir Aaron. Ia lelah jika harus mendebat ucapan Aaron tadi. Lebih baik ia menikmati saat damai mereka ini selagi sempat.
Kecupan yang berawal ringan dan lembut kini berubah menjadi lumatan-lumatan panas yang menuntut. Keduanya terbuai oleh nafsu masing-masing. Hingga tubuh mereka hanya meninggalkan sehelai kain yang masih menutupi kebanggaan para kaum lelaki. Keduanya saling meraba tubuh pasangannya. Meninggalkan jejak panas di kulit mereka.
Saat mereka akan bertindak jauh. Suara menggelegar mengintrupsi kegiatan mereka.
"Apa yang sedang kalian lakukan ?" teriak sang Raja saat melihat mereka berdua. Ia tadi sedang mengunjungi bangunan-bangunan tak terpakai di istananya. Berpikir untuk menjadikan bangunan itu berfungsi lagi. Namun, apa yang dia dapat saat ini benar-benar membuat jantungnya seakan lepas dari tempatnya.
Keduanya menoleh ke asal suara dan langsung membeku.
"A-ayah a-aku..." Danish tergagap saat ingin menjelaskan. Ia terlalu terkejut juga ketakutan.
Aaron yang memang seorang prajurit lebih berani. Ia berdiri mengambil sehelai kain yang digunakan untuk menutupi tubuh Danish. Ia melangkah mendekat ke arah sang raja.
"Maafkan saya Yang mulia. Saya mencintai putra anda. Pangeran Danish. Saya siap menerima segala resiko dari apa yang saya perbuat. Tapi jangan hukum pangeran Danish. Ia tak bersalah apa-apa". ucap Aaron lantang dan tegas. Tak menunjukkan ketakutan sedikitpun. Ia sudah menduga cepat atau lambat hubungan mereka pasti akan ketahuan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dark of Night
FantasyAaron tahu ia jatuh cinta pada Kaemon. Tapi bisakah ia melindunginya dari bahaya yang selalu mendampingi hidupnya ? Sanggupkah Aaron menyembuhkan luka Kaemon di masa lalu ? Sementara itu, meski tahu hidupnya tak akan sama lagi dan penuh kengerian da...