Bab 12

394 27 0
                                    

Aaron benar - benar resah saat ini. Kae sama sekali tak mengingatnya. Ia hanya mengingat Huan. Bahkan Kae mengatakan jika cintanya adalah Brian. Bukan dirinya.

Aaron maupun Kennard paham jika ini bukan salah Kae. Tapi bajingan busuk yang telah menghapus sebagian memori Kae.

"Kita harus minta bantuan pada Meshach Aaron." Ucapan Kennard memecah kesunyian diantara mereka berdua. Ya tinggal mereka berdua saat ini.

Setelah kejadian di apartement Kae hanya mengijinkan masuk Huan seorang. Dan mengusir sisanya. Keola pergi ke tempatnya. Dan disinilah Aaron dan Kennard. Duduk di dalam cafe yang sepi dengan wajah yang kusut.

"Kalau begitu panggil saja dia kemari. Aku sedang tak ada niatan untuk kembali ke markas sekarang." ucap Aaron dengan nada lesu. Ia benar - benar terpukul sepertinya.

Kennard yang mengerti keadaan sahabatnya hanya bisa tersenyum bersimpati. Pasti berat rasanya saat dilupakan oleh orang yang dicintai. Kennard segera mengambil smartphonenya dan menghubungi ketua kelompok mereka.

Tak perlu menunggu lama setelah meminta sang ketua kemari. Ia datang dengan ekspresi tenang seperti biasanya. Tapi mereka tahu jika dia mengawasi setiap gerakan yang terjadi disekitarnya.

"Sebelum kau ceritakan masalahmu, akan kukatakan jika aku tak bisa membantu ingatannya pulih." ucap Meshach saat ia duduk di hadapan kedua anggotanya.

Aaron langsung menggebrak meja frustasi. Sedangkan Kennard hanya bisa menghela napasnya kasar. Mereka tahu jika Meshach sudah mengatakan tak bisa maka tak ada lagi harapan mereka.

"Tapi bukan berarti ia tak bisa mengembalikan ingatannya lagi."

"Jadi dia bisa mengingatku lagi ?" tanya Aaron antusias mendengar ucapan ketuanya barusan.

"Ya, hanya saja..."

"Hanya saja ?"

"Ia harus mengalami trauma yang pernah ia alami dulu."

"Maksudmu kita harus menyiksanya terlebih dahulu ?" Kali ini Kennard yang membuka suaranya.

"Bukan kita, tapi kekasihnya saat ini." Jawaban Meshach membuat Aaron menggebrak meja sekali lagi.

"Itu tak mungkin kulakukan. Aku tak akan rela jika Kae harus merasakan disakiti oleh bajingan itu lagi." teriak Aaron seraya berdiri di hadapan ketuanya.

"Jadi kau lebih rela separuh jiwamu bersama orang lain yang tak mencintainya sepenuh kau mencintainya ? Kau lebih rela jika sisa waktumu kau habiskan dengan memendam rasa sakit hatimu melihatnya tertawa dengan orang lain ? Kau tahu dengan pasti resikonya Aaron." tutur Meshach dengan menatap mata Aaron.

Aaron yang mendengarkan semua itu kembali duduk. Ia mengusap wajahnya kasar. Ia tak bisa berfikir jernih saat ini. Ia tak bisa membiarkan Kae harus mengalami sakit hati lagi. Tapi di sisi lain ia juga tak bisa mengabaikan resiko yang akan ia hadapi kelak jika ia membiarkan hatinya memendam kesakitan terus menerus.

Kennard yang sedari tadi hanya menjadi pendengar tak bisa memberikan bantuan apapun pada sahabatnya.

"Hanya itu kan yang kalian perlukan dariku. Jadi aku akan pergi sekarang. Markas tak bisa kutinggal terlalu lama." pamit Meshach seraya berdiri.

"Terimakasih Meshach." ucap Aaron lirih.

Meshach tersenyum dan menepuk bahu Aaron. "Pikirkan dengan baik mana yang akan kau ambil. Apapun pilihanmu aku akan membantumu Aridos*."

(*saudara. Ambil kata ini dari buku karangannya Sherrilyn Kenyon. Born of Night)

Kennard yang mendengar hal tersebut ikut tersenyum memberi semangat pada Aaron.

Dan dalam sekejap sang ketua sudah lenyap dari pandangan mereka berdua.

Di tempat lain seorang lelaki yang tengah mencuri dengar apa yang mereka bertiga tadi katakan telah menyeringai kejam. "Aku tak akan membiarkannya mengingatmu Aaron. Aku akan membuatmu merasakan apa yang telah kau perbuat padaku."

.
.
.

"Brian !"

"Hai Kae." Brian menangkap tubuh Kae kedalam pelukannya. Ia juga membalas senyum Kae.

"Kita jadi kencankan hari ini ?" tanya Kae antusias. Ya saat ini yang ada dalam ingatan Kae Brianlah kekasihnya.

"Tentu saja. Aku sangat menantikan hari ini." ucap Brian seraya mengusap lembut surai Kae.

"Benarkah ? Senangnya." Kae mengeratkan pelukannya pada Brian. Brian tersenyum senang.

Ya, ia sangat senang saat mengetahui Kae kehilangan sebagian ingatannya. Ditambah Kae mengingatnya sebagai kekasihnya. Padahal itu sudah lima tahun berlalu.

Dan ini akan menjadi kesempatannya untuk mendapatkan Kae lagi. Tapi ia harus menahan hasratnya pada perempuan. Kali ini ia dilarang keras menyakiti ataupun mengingatkan Kae pada sakit hatinya dulu padanya.

Jika ia melanggarnya bukan hanya posisinya yang sebagai jendral akan terancam. Tapi nyawanya juga. Kali ini atasannya sekaligus pangeran negeri ini tak main - main lagi dengan ucapannya.

Brian menggandeng tangan Kae dan mulai berjalan menuju tempat yang akan membuat Kae senang. Ia tak boleh melakukan kesalahan saat ini.

"Brian."

"Hmm."

Merasa tak ada sautan lagi Brian menoleh kearah Kae yang tadi menyebutkan namanya. Ia hanya melihat wajah senang Kae yang dihiasi senyuman tulus. Sudah lama ia tak melihat pemandangan ini.

Dulu setiap ia melihat Kae. Ia pasti melihat senyuman itu. Meskipun ia membuat Kae marah, Kae akan menampilkan senyuman itu.

"Ada apa sayang ?"

"Tak apa Brian. Aku hanya ingin memanggilmu." jawab Kae polos. Ya inilah salah satu sifat yang membuat Brian mau menerima tantangan dulu. Kepolosan Kae.

Kae benar - benar seperti kapas putih. Bersih, polos, ringan dan lembut. Sedikit ada rasa sesal dalam dadanya kalau ia pernah menorehkan noda pada diri Kae.

"Aku senang bisa bersama denganmu Brian." sambung Kae. Ia menggenggam erat tangan Brian. Tak ingin melepaskannya walau hanya sejenak.

"Aku juga Kae." jawab Brian seraya membalas genggaman Kae.

Mereka tak menyadari jika sedari tadi ada sepasang mata yang dengan setia melihat setiap gerak - gerik mereka. Meski ia harus merasakan hancur dalam hatinya. Ia tak bisa untuk mengabaikan lelaki yang tengah tersenyum bahagia.

"Haruskah aku merelakanmu bersamanya Kae."

To be continued

A/n : Nayu pengen curhat dikit hhehe
Ide itu datang kapan aja dan dimana aja. Nah ide buat lanjutin cerita DoN ini datang pas Nayu lagi masak. Karena takut ntar lupa dibuatlah cerita ini sambil goreng menggoreng.
Dan karena terlalu khusyu' jadilah separuh masakan Nayu gosong -_-'
Jangan ditiru ya !!!

see you next chap ^^

Dark of NightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang