Jerman...
"Aku pulang!"
Teriak Seung-hyun dengan suara lantangnya sambil memasuki kediaman keluarga Choi yang begitu megah. Rumah dengan sentuhan warna emas dan putih ini menandakan betapa kaya pemiliknya. Rumah megah berlantai 3 ala Jerman, dengan perabotan yang didatangkan dari berbagai negara dan harganya yang fantastik. Semua orang yang memasuki rumah yang bahkan lebih pantas disebut mansion ini pasti akan berdecak kagum.
"Baguslah kau sudah pulang Seung-hyun, ganti pakaianmu dan kita makan siang bersama."
Perintah sang ayah yang dibalas anggukan oleh Seung-hyun. Tuan Choi hanya memandang kepergian Seung-hyun yang tengah menuju kamarnya dengan senyum tipisnya. Putra kedua nya ini memang sangat malas berbicara dan minim ekspresi. Tentu saja sifat tuan Choi yang menurun pada Seung-hyun. Berbeda dengan mendiang nyonga Choi yang ramah dan periang, yang sifatnya diturunkan kepada kakak Seung-hyun, Choi Jae Rim.
Setibanya dikamar, Seung-hyun segera mengganti seragam sekolah yang ia kenakan dengan kaos dan celana pendek selutut. Walaupun begitu sederhana tapi ketampanan putra kedua keluarga Choi ini melebihi pangeran kerajaan diluar sana. Tubuhnya yang tinggi atletis bak seorang atlet profesional. Garis wajahnya yang tegas menandakan kepribadiannya. Hidungnya yang mancung bibirnya yang tipis. Kulitnya yang putih bersih serta rambutnya berwarna agak pirang dengan model poni acaknya.
Setelah ia selesai dengan kegiatan mengganti baju, Seung-hyun segera turun menuju meja makan. Disana tuan Choi sudah menunggu dengan raut wajah tegas mirip dengannya. Sepertinya ada suatu hal yang ingin ayahnya ini katakan, pikir Seung-hyun. Segera ia duduk di sebelah kiri ayahnya, lalu mereka makan dalam diam, khas keluarga Choi yang saat makan tak boleh ada yang berbicara sedikitpun. Selesai makan para maid datang dan membersihkan meja makan. Lalu tuan Choi duduk diruang tamu di ikuti oleh Seung-hyun, seakan ia sudah tau apa yang ayah nya ini inginkan.
"Keadaan sedang tidak kondusif akhir-akhir ini."
Tuan Choi membuka pembicaraannya, dengan kaki yang disilangkan dan tangan yang berada didepan dadanya.
"Aku harus pergi kemana ayah?"
Tanya Seung-hyun seperti ia sudah hafal dengan maksud dan tujuan ayahnya ini. Seung-hyun memang sudah sering kali berpindah-pindah tempat tinggal dan sekolah. Bahkan diusia Seung-hyun yang baru menginjak 18tahun, setidaknya ia sudah 11 kali berpindah sekolah dan kurang lebih sudah 9 negara ia kunjungi untuk meneruskan sekolahnya. Paling lama ia bertahan disekolah mungkin hanya 1 tahun.
"Pindahlah ke Seoul."
Seung-hyun terkejut dengan ucapan sang ayah. Memang, keluarga Choi berasal dari Korea Selatan. Tetapi semenjak pekerjaan yang ayahnya tekuni ini mempunyai masalah, tidak pernah sekalipun Seung-hyun dikirim ketempat asalnya. Pasti ayahnya akan mengirimnya ke negara-negara di Eropa.
"Bukankah ayah melarangku untuk pergi kesana?"
Tanya Seung-hyun heran dengan pemikiran sang ayah. Selama ini Seung-hyun tak pernah tau apa alasan sang ayah melarang Seung-hyun untuk pergi kesana. Jika ia bertanya ayahnya hanya akan menjawab dengan senyum tipisnya. Bahkan ayahnya pernah mengatakan jangan pernah menginjakkan kaki di negara itu. Tapi tiba-tiba ayah ingin Seung-hyun pergi kesana.
"Negara itu yang paling aman untuk saat ini Seung-hyun, pergilah lusa, aku akan mengurus semuanya."
Tuan Choi sudah bulat dengan keputusannya ini, walaupun ia sedikit ragu. Jika Seung-hyun tidak segera dipindahkan maka identitas Seung-hyun sebagai anak dari seorang Choi Soo Jin akan terungkap. Ia harus menyembunyikan identitas putranya ini sebelum Seung-hyun lulus dari sekolah menengah atas. Tidak boleh ada yang tau jika Choi Seung-hyun adalah putra kedua dari Choi Soo Jin. Anak dari seorang ketua mafia dunia.
TBC...
--------plis tinggalkan jejak kalian---------
KAMU SEDANG MEMBACA
G I R L F R I E N D 🔹 t.o.p • yoona
FanfictionEdit : 09. 03. 2017 By : ohnanattty