Siang hari sepulang sekolah Seung-hyun sudah mulai berkemas. Karena esok hari ia harus sudah berangkat menuju Seoul. Seung-hyun merasa perjalanan nya ini seperti pertama kalinya ia ke Seoul. Walaupun Seung-hyun dilahirkan di Seoul tapi ia tak pernah ingat lagi bagaimana rasanya berada dinegara itu. Mengingat saat usia 9 bulan ia harus pindah bersama ayah dan kakaknya ke Perancis saat itu. Karena suatu insiden besar, nyonya Choi tertembak dan tewas di rumah nya sendiri. Sampai sekarang belum terkuak siapa pelakunya. Tuan Choi sudah mengerahkan seluruh anak buahnya tetapi tak membuahkan hasil. Namun tuan Choi sangat yakin bahwa si pelaku adalah salah satu musuh dari kelompok mafia lain.
"Ayah aku akan keluar membeli obat, kepalaku terasa sakit."
Seung-hyun turun dari tangga untuk meminta izin sang ayah pergi ke apotek. Kepalanya terasa sangat pusing akhir-akhir ini. Mungkin karena setiap malam Seung-hyun selalu menghabiskan wine nya hingga beberapa botol. Ia memang peminum yang handal. Tentu saja keturunan dari sang ayah.
"Apa obat yang pernah aku berikan kepadamu sudah habis?"
Obat itu, yah Seung-hyun ingat, obat penghilang rasa sakit yang pernah ayah berikan kepadanya. Sekitar satu minggu yang lalu, waktu Seung-hyun mengeluh kepalanya sangat sakit dan pusing. Ayah memberikan nya sebuah kaplet putih, setelah beberapa saat meminum obat itu Seung-hyun merasa rileks dan bersemangat kembali, seakan ia tak punya rasa lelah waktu itu. Penasaran dengan obat apa itu Seung-hyun pun mencari taunya di internet. Ternyata itu adalah suatu obat terlarang. Betapa ayahnya itu sangat sayang kepada Seung-hyun sampai memberikan obat itu. Lalu Seung-hyun pun membuangnya. Ia tak mau seperti ayahnya. Ia ingin mempunyai kehidupan yang normal. Cukup minum dan merokok saja. Jika ia memakai obat itu lagi. Ia tidak yakin akan bisa lepas dengan cepat.
"Aku tidak cocok memakai obat itu, aku akan beli diapotek."
Lalu Seung-hyun pergi meninggalkan sang ayah, terdengar suara mobil lambhorgini hitam milik Seung-hyun yang sudah semakin menjauh. Sang ayah pun terkekeh melihat kenaifan putranya itu, seingatnya dikeluarga Choi tidak pernah ada yang memiliki sifat naif. Tak peduli dengan putranya itu, ia pun kembali melanjutkan kegiatan membersihkan senjata-senjata nya. Tak terhitung berapa senjata ampuh yang dimiliki sang ketua mafia ini. Pistol dengan segala jenis, SIG-Sauer P226R, revolver berjenis WG M701, pistol Glock 17, dan pistol M1911 dan masih banyak lagi tentunya. Tuan Choi mendapatkan semua senjatanya ini dari teman-teman sesama mafia nya yang ada di seluruh belahan dunia ini. Ia juga menanamkan sahamnya di perusahaan mafia pembuat senjata ampuh di Los Angeles. Walaupun putra pertamanya juga sangat pandai merakit senjata, namun ia tak mau terlalu bergantung pada putra pertamanya itu.
Keesokan harinya, Seung-hyun diantar ayah menuju bandara.
"Kau ingat kan apa pesanku, jangan kau cari keluargamu di sana, keluarga yang kau miliki hanya aku dan kakakmu, kau harus selalu ingat itu."
Tuan Choi menepuk pelan pundak sang anak, dan memeluknya singkat. Ia yakin putranya ini bisa diandalkan. Seung-hyun hanya mengangguk, ia sendiri bingung dengan ayahnya dan pikirannya sendiri. Terbesit dipikiran Seung-hyun untuk mencari keluarganya saat ia berada di Seoul nanti, mencari tau siapa kakek dan neneknya, siapa Paman dan bibinya, sepupunya, ia pasti memiliki semua itu. Sehingga ia bisa sedikit mencari info untuk membebaskan ayahnya ini dari usaha ilegal miliknya.
Seoul...
Im Yoona tengah merias wajahnya saat ini, duduk dimeja riasnya dan mulai menyapukan bedak secara tipis-tipis dikulit wajahnya. Lalu menggunakan lip balm untuk bibirnya agar tidak terlihat pucat. Hari ini Yoona akan pergi dengan kekasihnya Kwon Jiyoung. Namun ekspresi yang datar membuat orang tidak akan menyangka bahwa ia akan pergi berkencan. Bukankah anak muda jaman sekarang akan merasa bahagia jika pergi berkencan dengan kekasih? Ini berbeda dengan Yoona. Setelah Yoona merasa siap ia segera turun menuju ruang tamu.
"Kau sangat cantik hari ini."
Begitu pujian Kwon Jiyoung, kekasih Yoona yang sudah menunggu nya diruang tamu. Jiyoung juga sangat tampan hari ini. Dengan dandanan swag yang menjadi andalan setiap hari nya. Yoona hanya tersenyum tipis. Ia menghargai setiap kata yang diucapkan Jiyoung. Mereka menjadi sepasang kekasih karena ayah Yoona dan ayah Jiyoung bersahabat. Maka dari itu mereka di jodohkan. Jiyoung yang selalu mencintai Yoona, namun Yoona belum bisa membuka hatinya. Ia sangat merasa bersalah sebenarnya. Tapi bukankah perasaan tidak bisa dibohongi dan dipaksakan? Walaupun mereka sudah menjalaninya selama kurang lebih 1 tahun namun perasaan ini tetaplah kosong.
"Apa kita akan berangkat sekarang Jiyoung ah?"
Tanya Yoona, ia ingin segera cepat-cepat menyelesaikan semua ini. Bukan apa-apa, ia masih merasa canggung saja jika harus berada didekat Jiyoung.
"Baiklah kita berangkat sekarang."
Jiyoung menggandeng tangan Yoona, lalu membawa Yoona ke mobil. Mereka akan pergi ke taman bermain. Mengingat hari ini hari Sabtu, pasti akan ramai pengunjung untuk menikmati liburan akhir pekan mereka. Sesampainya di taman bermain Yoona tetap saja tidak merasa semangat, ia melakukan ini karena tidak mau membuat ayahnya kecewa. Namun ia tetap tersenyum agar Jiyoung tidak curiga. Ini semua juga karena Jiyoung, hari ini ia selalu tersenyum menikmati setiap langkahnya bersama Yoona. Yoona tersenyum palsu. Betapa merasa bersalahnya ia. Lalu akan sampai kapan semua ini? Yoona tak tahu apa yang harus ia lakukan, agar semuanya terasa jelas, dan perasaannya juga merasa lega.
Seoul Airport...
Ia turun dari pesawat dan menghirup dalam-dalam udara barunya ini. Benar-benar sejuk dan menenangkan. Ia kini berada ditempat yang seharusnya ia berada. Ini sudah benar. Senyum tipis menghiasi wajah tegasnya, tak ketinggalan lesung pipit yang menambah kesan maskulin di dalam dirinya. Entah kenapa ia merasa sangat lega berada disini, walaupun baru menginjakkan kaki beberapa menit yang lalu. Pantas, karena ini adalah tempat kelahiran Seung-hyun, dan ini merupakan takdir Seung-hyun, kehidupan yang seharusnya ia jalani baru akan dimulai.
TBC...
KAMU SEDANG MEMBACA
G I R L F R I E N D 🔹 t.o.p • yoona
Fiksi PenggemarEdit : 09. 03. 2017 By : ohnanattty