"Dokter bagaimana keadaan Seung-hyun?" Seungri segera bertanya pada dokter yang baru saja keluar dari ruang pemeriksaan.
"Seung-hyun tidak apa-apa, namun patah pada tangannya semakin parah. Mungkin jika sudah sembuh pun tangan kanannya tidak dapat bekerja dengan baik lagi seperti dulu. Aku sudah mengatakan hal ini pada Seung-hyun. Kalian tidak perlu khawatir. Yang paling penting Seung-hyun tidak apa-apa."
Seungri, Bobby dan Hanbin segera mengangguk paham atas penjelasan dokter. Lalu mereka masuk kedalam ruang rawat Seung-hyun.
"Seung-hyun kau ingin makan sesuatu?"
"Seung-hyun apa kau ingin minum cola?"
"Seung-hyun bagaimana jika aku pijit?"
Seungri, Bobby dan Hanbin yang sangat khawatir tentang kesehatan Seung-hyun segera menanyakan apapun yang dibutuhkan Seung-hyun.
Tetapi Seung-hyun malah tertawa terbahak-bahak melihat kekonyolan teman-teman nya ini. Namun dalam hati Seung-hyun sangat tersentuh. Karena setelah sekian lama ia bersekolah baru kali ini ia mendapatkan teman yang sangat peduli padanya.
"Sudahlah jangan berlebihan." Seung-hyun segera berdiri dan mulai meregangkan otot-otot nya. Walaupun terasa nyeri diseluruh tubuhnya.
"Beristirahatlah Seung-hyun aku sudah memintakan surat ijin." Kata Hanbin sambil berbaring di ranjang klinik. Seung-hyun segera mengambil obat yang sudah disiapkan dokter tadi. Ia lalu segera meminumnya agar nyeri yang ia rasakan bisa sedikit hilang. Kemudian Seung-hyun kembali berbaring di ranjangnya.
"Memangnya apa benar kau mendekati Yoona?" Tanya Bobby penasaran. Sebenarnya bukan hanya Bobby saja yang penasaran kedua temannya yaitu Seungri dan Hanbin juga begitu.
"Aku memang mencintainya." Jawab Seung-hyun masih dengan berbaring di ranjang dengan kedua matanya yang terpejam. Bobby, Seungri dan Hanbin yang mendengarkan hal itu segera melotot terkejut.
"Aku sudah menduganya, yaak Seung-hyun kenapa harus Yoona? Aku tau Yoona adalah gadis yang cantik. Namun kau bisa mendapatkan yang lebih cantik lagi Seung-hyun." Seungri tidak habis pikir dengan temannya ini.
"Masalah Jiyong memukulku bukan hanya karena Yoona, namun karena hal yang lain." Jawab Seung-hyun teringat perkataan Jiyong tadi. Ia terus memikirkan nama Jiyong, ah dia ingat satu hal.
"Marga Jiyong bukankah Kwon?" Tanya Seung-hyun tiba-tiba sambil merubah posisinya menjadi duduk.
"Benar, namanya adalah Kwon Jiyong." Jawab Hanbin.
Seung-hyun terlihat berpikir sesuatu sekarang. Apakah marga Kwon yang Jiyong miliki adalah marga Kwon yang sama dengan ibunya? Seung-hyun lalu berjalan dengan cepat keluar dari klinik.
Teman-temannya hanya menatap heran dan membiarkan Seung-hyun berlalu begitu saja. Seung-hyun lalu menuju lokernya dan mengambil ponselnya. Ia lalu menekan tombol 2, panggilan cepat untuk kakaknya. Setelah beberapa detik menunggu akhirnya Jae Rim mengangkat.
"Iya Seung-hyun?" Jawab Jae Rim diseberang sana.
"Apa kau mengenal Kwon Jiyong?" Seung-hyun langsung menanyakan hal yang mengganjal dalam hatinya. Ia tidak mau terlalu lama memendam rasa penasaran nya ini.
Diseberang sana Jae Rim begitu terkejut kenapa tiba-tiba Seung-hyun menanyakan hal tentang Kwon Jiyong. Nama itu tentu saja Jae Rim tau. "Kenapa? Kenapa kau menanyakan nama itu?" Jawab Jae Rim yang sebenarnya tidak mau mengatakan hal ini dulu.
"Kau tau? Kwon Jiyong satu sekolah denganku. Dan kau tau? Dia bahkan memanggilku sebagai anak mafia!!" Teriak Seung-hyun menggelegar dilorong, untung saja lorong tempat loker berada sedang sepi. Karena pelajaran sedang berlangsung. Jadi tidak ada yang mendengar Seung-hyun sedang berteriak.
![](https://img.wattpad.com/cover/84180995-288-k783074.jpg)