Jiyoung tengah berlari mengelilingi sekolah, namun tak kunjung ia temukan juga seseorang yang ia cari. lalu ia memutuskan untuk ke gedung sekolah paling kiri, aula. Saat sampai di pintu aula ia berpapasan dengan seorang laki-laki yang tak pernah ia lihat sebelumnya disekolah, pasti dia murid baru. Ji-yong dan laki-laki itu saling menatap sambil berjalan kearah yang berlawanan. Sampai Jiyoung masuk dan menemukan Yoona yang tengah berdiri dipanggung aula.
"Aku mencarimu dari tadi sayang, ternyata kau ada disini."
Jiyoung menghampiri Yoona yang tengah berdiri melamun. Yoona tersadar dan memperhatikan Jiyoung yang mulai mendekat kearahnya. Lalu ia memeluk Yoona dengan erat seperti sudah satu tahun lamanya tak bertemu.
"Oh maafkan aku, aaa..aku hanya ingin menenangkan diri sebentar saja." Jawab Yoona agak gagap. Lalu Jiyoung melepaskan pelukan yang tak dibalas Yoona itu.
"Apakah ada masalah?." Tanya Jiyoung lembut sambil menyentuh bahu Yoona.
"Tidak, hanya saja aku sedikit pusing karena mengerjakan soal bahasa Inggris dari guru Song." Jawab Yoona dengan senyumannya yang manis, meyakinkan Jiyoung bahwa ia tidak apa-apa. Walaupun tentu saja ia telah berbohong lagi. Soal yang diberikan guru Song tadi sangat mudah bagi Yoona.
"Agar kau lebih baik, ayo kita kekantin, kau perlu minum agar lebih rileks."
Jiyoung lalu menggandeng tangan Yoona untuk keluar dari aula, walaupun Yoona belum memberi jawaban atas ajakan Jiyoung. Mereka menuju kantin dan memesan minuman. Yoona hanya diam saja dan mulai menikmati minumnya. Hingga Ji-yong mulai bersuara.
"Apa kau mengenal laki-laki tadi?" Sambil menyantap makan siang dinampannya Jiyoung mulai melontarkan sebuah pertanyaan.
"Laki-laki? Siapa?" Yoona bingung siapa yang dimaksud kekasihnya ini. Lalu cepat-cepat ia sadar, saat murid baru itu keluar aula tak lama kemudian Jiyoung datang. Mungkin mereka berpapasan dijalan.
"Aku bertemu dengannya dipintu keluar aula, sepertinya ia baru saja berada di aula juga bersamamu." Jiyoung menanyakan hal itu dengan nada tak sukanya. Jiyoung memang sangat pencemburu dan protektif.
"Aku juga baru saja bertemu dengan nya diaula, kami tidak saling mengenal dan tadi juga tidak sempat berkenalan, yang aku tahu dia adalah murid baru."
"Oh."
Jiyoung hanya ber oh saja mendengar pernyataan Yoona. Ia sedikit tidak suka jika Yoona bersama pria lain disuatu ruangan dan ditambah lagi hanya ada mereka berdua disana.
***
Bell tanda berakhirnya jam sekolah telah berbunyi. Para siswa-siswi mulai berhamburan keluar kelas. Termasuk Seung-hyun, ia yang mulai berjalan menuju tempat parkir mobilnya merasa risih dengan teriakan-teriakan siswi perempuan yang memuji ketampanannya. Bahkan mereka sudah tau siapa namanya. Secepat inikah ia dikenal. Sangat berisik dan bahkan mereka sama sekali tidak mencerminkan anak seorang pejabat. Batin Seung-hyun merutuki dirinya sendiri yang harus bersekolah disekolah sialan ini.
"Heeyy Seung-hyun ah!"
Tiba-tiba langkah Seung-hyun terhenti saat ia mendengar suara yang memanggil namanya. Ah, ternyata murid laki-laki bermarga Lee itu lagi.
"Bergabunglah bermain basket bersama kami, ayolah, jangan pulang dulu, kau tidak boleh menolak lagi kali ini."
Ajak Seungri yang kedua kalinya, ia baru saja berlari menghampiri Seung-hyun. Tidak ada lelahnya murid bermarga Lee ini membujuk Seung-hyun untuk bermain basket. Setelah Seung-hyun berpikir-pikir lagi, ia merasa ini tidak lah terlalu buruk. Lagipula ia juga butuh teman selama di Korea ini. Hingga suatu hari nanti ia mungkin akan pindah sekolah lagi, ah..tentu saja pindah negara juga. Namun untuk saat ini ia akan berusaha tidak menyia-nyiakan hidupnya saat di Seoul. Karena belum tentu saat ia pergi dari Seoul suatu hari nanti ayahnya akan mengijinkan kembali.
"Hn.. baiklah."
Seungri lalu tersenyum puas, ia lalu merangkul bahu Seung-hyun untuk menuju lapangan basket. Seungri memang pandai bergaul, sifat ramahnya ini yang membuat ia banyak teman. Seung-hyun juga merasa bahwa Seungri adalah teman yang tidak terlalu buruk untuknya.
"Seung-hyun kenalkan ini semua adalah teman-teman ku dan sekarang mereka juga menjadi temanmu. Dan teman-teman, ini adalah Choi Seung-hyun, murid baru disini yang baru pindah dari Jerman."
Seung-hyun hanya mengangguk paham dan mulai memperkenalkan diri, ia membungkuk sedikit.
"Dia namanya Daesung, disebelahnya Hanbin, dan disebelah nya lagi Bobby, lalu Junhoe, Chanwoo, Jinhwan, Donghyuk, dan terakhir adalah Yunhyeong." Sambung Seungri, menyebutkan nama teman-teman nya satu persatu dengan senyuman khas mata padanya.
"Senang berkenalan dengan mu Seung-hyun."
"Semoga kita bisa menjadi teman yang baik."
"Tentu." Jawab Seung-hyun.
"Bagaimana jika sekarang kita mulai bermain?!!" Teriak Hanbin girang seperti sudah tidak sabar lagi bermain basket bersama teman barunya ini.
Kemudian mereka lanjutkan untuk bermain basket bersama. Bukankah mempunyai teman baru merupakan sesuatu yang indah? Kau akan mempunyai bagian hidup yang baru, kau akan tertawa bersama mereka setiap saat selayaknya tak punya beban dalam hidupmu. Itulah guna teman. Dan sekarang Seung-hyun sedang mengalami bagian hidup barunya. Apakah pernah Seung-hyun seperti ini sebelumnya? Jawabannya tidak pernah. Bahkan disekolah sebelumnya, arti teman bagi Seung-hyun tidak ada. Mereka hanya sibuk dengan urusan masing-masing. Namun disini, baru sehari ia masuk sekolah ia sudah mendapatkan teman baru. Sepertinya ia akan betah bersekolah disini karena teman-teman nya sekarang. Pikir Seung-hyun dalam hati.
Dari lantai 2 ada seorang gadis yang sedang memperhatikan lapangan basket. Ia melihat segerombolan murid laki-laki yang sedang bermain basket, ia juga melihat pria yang ditemuinya di aula tadi. Disana ia terlihat sangat berbeda, ternyata ia bisa tersenyum juga. Padahal saat di aula tadi ia sangat dingin dan tanpa ekspresi sedikitpun. Ia seperti memiliki kepribadian ganda. Batin Yoona sambil tersenyum-senyum sendiri.
"Apa ada yang menarik dibawah sana?"
Yoona terlonjak kaget mendengar suara yang tiba-tiba itu, tentu saja itu adalah suara kekasihnya, Kwon Jiyoung. Kwon Jiyoung sedikit melihat kearah bawah, dan ternyata segerombolan anak pemain basket.
"Hanya melihat-lihat saja, apa kau sudah selesai?"
Yoona berada dilantai dua saat ini karena menunggu Jiyoung yang sedang rapat dengan anggota band sekolahnya. Jiyoung merupakan leader dari band BIGBANG. Ia adalah pencipta utama untuk lagu-lagu BIGBANG. Maka dari itu Jiyoung sangat dipuja-puja para siswi perempuan, dan tidak sedikit juga yang menentang Yoona berpacaran dengan leader BIGBANG ini. Pernah dulu saat awal hubungan mereka tersebar disekolah, Yoona selalu diteror, hingga membuat Yoona setiap hari menangis. Lalu Jiyoung membuat suatu pernyataan bahwa dia dan Yoona sudah berpacaran dan dia sangat mencintai Yoona, ia juga mengancam kepada seluruh siswa-siswi agar tidak ada lagi yang meneror Yoona, karena apapun yang terjadi mereka akan tetap bersama. Hingga saat ini Yoona masih mendapat tentangan, namun hanya cibiran, tidak ada yang berani menyerang fisik seperti dulu.
"Baiklah kalau begitu, kita pulang sekarang."
Lalu Jiyoung meraih tangan Yoona dan menggenggamnya erat. Menuruni tangga dan melewati lapangan basket untuk menuju parkiran mobil nya. Seung-hyun yang sedang bermain basket lalu berhenti sejenak, ia melihat gadis berpipi merah yang mengajaknya berbicara di aula tadi, ternyata ia sudah memiliki kekasih. Dilihatnya tangan gadis itu digenggam erat oleh laki-laki yang saat itu pernah berpapasan dengannya juga dipintu aula. Tiba-tiba gadis itu juga menatap Seung-hyun sehingga mata mereka bertemu. Seung-hyun dan Yoona yang menyadari itu malah menjadi salah tingkah. Mereka lalu sama-sama membuang muka seperti tidak terjadi apa-apa. Seung-hyun lalu melanjutkan permainan basketnya. Dan Yoona kembali menyamakan langkahnya yang mulai tertinggal oleh Jiyoung.
TBC...