"Jadi begitu ceritanya."
Yoona yang sedari tadi menangis sambil mendesak Jiyong untuk mengatakan segalanya akhirnya Jiyong menyerah dan menceritakannya. Yoona terlihat sekali tidak bisa menerimanya.
"Kenapa kau tidak menceritakannya dari dulu Jiyong ah, hiks.." Yoona memukul pelan dada Jiyong, ia juga terus menangis. Jiyong lalu memeluk Yoona, kenapa ia jadi merasa bersalah seperti ini.
"Istirahatlah, kau perlu banyak istirahat Yoona." Jiyong lalu melepas pelukannya pada Yoona. Lalu ia kecup kening gadis itu lembut. Kemudian membiarkan Yoona berada dikamarnya sendiri yang mulai berganti posisi menjadi berbaring.
Walaupun ia tau pasti Yoona masih menangis. Namun Jiyong tau Yoona butuh sendiri. Walaupun didalam hatinya terasa sangat menyakitkan.
Yoona menangis karena Seung-hyun, karena ia tau Seung-hyun adalah putra mafia. Kenapa Yoona sampai seperti ini? Ia pasti sangat mencintai Seung-hyun. Batin Jiyong. Kemudian ia menutup pelan pintu kamar Yoona dan pergi.
***
Dor dor!!
Bugh! Bugh!
Tiba-tiba Jae Rim datang dan langsung menembak dua pria yang mengejar Seung-hyun dari belakang. Ia tau benar siapa kedua pria itu.
Mereka dulu tinggal bersama Jae Rim saat Jae Rim ditugaskan ayahnya untuk belajar merakit senjata. Namun ia kabur dan ingin melepas apa yang tidak mau ia lakukan.
Kemudian ayahnya menemukannya, lalu ayahnya ingin Jae Rim merintis usahanya sendiri dan tak tanggung-tanggung, usaha yang dirintis Jae Rim berujung sukses. Karena memang Jae Rim sangat pandai dan berotak encer.
Namun Ayahnya melupakan dua pria ini yang sekarang mengejar Seung-hyun. Bukan melupakan sebenarnya, namun mereka memang memutuskan untuk bermusuhan. Mungkin mereka iri dengan kesuksesan bocah ingusan seperti Jae Rim dulu.
"Cepat angkat Seung-hyun dan bawa ke mobil." Bobby menginterupsi teman-teman nya dan segera membawa Seung-hyun masuk kedalam mobil Jae Rim.
Seung-hyun sudah tak sadarkan diri, dengan banyak luka diwajahnya. Darah juga tak henti mengalir dari kepala bagian belakang. Tangannya bahkan tak kalah miris. Luka yang Seung-hyun alami akibat dikejar dua orang pria ini belum sembuh total, ditambah pertengkarannya dengan Jiyong, dan ditambah saat ini. Mungkin jika teman-teman Seung-hyun dan Jae Rim tidak datang tepat waktu, Seung-hyun akan mati sia-sia ditempat ini. Lalu mereka segera membawa Seung-hyun yang sudah tak sadarkan diri kerumah sakit.
"Semoga Seung-hyun baik-baik saja." Hanbin yang seragamnya sudah acak-acakan. Blazer nya yang sudah terlepas entah kemana. Rambutnya yang basah karena keringat. Dan seragam putihnya yang sangat kentara ternodai oleh darah Seung-hyun, tidak jauh berbeda dengan Seungri maupun Hanbin.
"Tenanglah, Seung-hyun akan baik-baik saja." Hibur Seungri menenangkan, sebenarnya didalam hati ia juga sangat mengkhawatirkan Seung-hyun, bagaimana tidak, ia melihat darah yang tak berhenti keluar dari kepala Seung-hyun.
"Pakailah ini." Jae Rim mengulurkan 3 buah kaos untuk teman-teman Seung-hyun. Jae Rim baru saja datang mengambil kaos dimobilnya, ia selalu membawa baju ganti yang ia simpan didalam mobil. Saat melihat teman-teman Seung-hyun yang sangat lusuh seperti ini. Ia sangat terharu.
"Maafkan Seung-hyun karena dia tidak mengatakan apapun pada kalian." Ucap Jae Rim karena ia takut teman-teman Seung-hyun akan kecewa dan menjauh dari Seung-hyun.
Jae Rim sangat mengkhawatirkan hal itu, mengingat ia selalu melihat Seung-hyun bahagia dan bisa tertawa lepas berkat teman-temannya ini. Kebahagiaan adiknya adalah kebahagiaannya juga. Didalam hati ia merasa sedih karena tidak becus menjaga adiknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
G I R L F R I E N D 🔹 t.o.p • yoona
FanfictionEdit : 09. 03. 2017 By : ohnanattty