Seung-hyun dan Yoona saat ini sedang berjalan-jalan di taman. Yoona nampak sangat canggung karena pengakuan Seung-hyun tadi. Sementara Seung-hyun terlihat biasa saja, wajahnya juga datar seperti tak terjadi apapun.
Berbeda dengan Yoona yang memikirkan hal itu. Pipinya terasa sangat panas dan jantungnya berdetak lebih cepat dari biasanya.
Oh Tuhan apa yang harus aku lakukan? Batin Yoona frustasi.
"Apa kau sering membolos seperti ini?" Tanya Seung-hyun tiba-tiba sehingga mengagetkan Yoona.
Seung-hyun berpikir bahwa Yoona adalah gadis yang sangat lugu. Terlihat wajahnya sangat polos dan lucu. Namun ternyata Yoona bisa juga membolos sekolah. Mungkin jika ayah Yoona tau ia akan dipenggal. Kekeh Seung-hyun dalam hati.
"Ti..tii...tidak!" Jawab Yoona segera, ia tidak mau dicap sebagai gadis yang nakal oleh Seung-hyun.
"Ini baru pertama kalinya. Oh tidak! mungkin yang kedua, atau yang ketiga ya?" Sambung Yoona sambil menghitung dengan jari berapa kali ia membolos.
Seung-hyun yang melihat tingkah lucu Yoona segera tertawa kecil.
"Jadi kau sudah membolos lebih dari 3 kali?" Tanya Seung-hyun lagi, ia sangat terkejut Yoona mengatakan bahwa sudah 3 kali ia membolos. Itu yang di ingatnya, belum lagi yang tidak ia ingat.
"Bu..bukan begitu, aku membolos saat mengikuti lomba atau saat tidak enak badan saja. Tetapi hari ini..." Yoona menjeda kalimatnya dan berhenti berjalan di ikuti Seung-hyun, Yoona terlihat seperti berpikir sesuatu.
Apakah ia akan mengatakan yang sejujurnya pada Seung-hyun? Tentu saja tidak.
"Karena hari ini aku tidak mengerjakan PR. Aku lupa, kau tau kan guru Song sangat galak. Makanya aku bolos saja."
Kekeh Yoona pelan, ia jadi salah tingkah dan nampak bodoh didepan Seung-hyun. Namun ia tak berbohong. Memang benar ia tidak selesai mengerjakan PR, namun alasan utamanya karena Jiyong.
"Kau benar-benar lucu." Seung-hyun mengacak rambut Yoona pelan dan melanjutkan jalannya.
Sementara Yoona berdiri mematung dan tak tau harus bagaimana. Senyum Seung-hyun begitu menghipnotisnya. Kakinya seperti terpaku sehingga ia susah bergerak.
Seung-hyun lalu menghentikan jalannya saat ia menyadari Yoona masih ditempat tadi.
"Apa kau lapar? Aku ingin makan sesuatu.” teriak Seung-hyun pada Yoona yang masih berdiri mematung.
Yoona segera terbangun dari lamunannya. Ia tak boleh bodoh seperti ini. Segera Yoona mengangguk dan menghampiri Seung-hyun. Lalu mereka mencari restoran untuk makan siang.
***
"Woow.... Lihat siapa yang ada disini!"
Jae Rim segera memungut kaleng sodanya yang menggelinding akibat ditabrak oleh seseorang.
Jae Rim sedang membeli soda karena tadi ia meminta Seung-hyun namun tak kunjung kembali ke apartemen. Lalu ia seperti mendengar seseorang yang mengajaknya berbicara.
"Maaf, apa kita saling mengenal?" Tanya Jae Rim pada pemuda yang Jae Rim perkirakan seumuran dengan adiknya. Pemuda itu juga yang menabraknya tadi.
"Kau tak mengenaliku Choi Jae Rim?" Pemuda itu menekankan nama Jae Rim saat menyebutnya.
"Atau aku harus memanggilmu kakak sepupu?" Ia kembali menekankan dua kata terakhir.
Pemuda itu juga menyeringai dengan angkuh. Tidak terpikirkan olehnya selama ini bisa bertemu dengan anak pertama dari keluarga Choi ditempat seperti ini. Memuakkan. Batin pemuda itu.

KAMU SEDANG MEMBACA
G I R L F R I E N D 🔹 t.o.p • yoona
FanfictionEdit : 09. 03. 2017 By : ohnanattty