"Seung-hyun kenapa berhenti disini?" Tanya Yoona yang heran pada Seung-hyun karena berhenti di toko obat.
"Tunggu disini saja." Seung-hyun lalu membuka pintu mobil untuk keluar, lalu ia masuk ke toko obat.
Tak beberapa lama kemudian Seung-hyun segera kembali membawa kantong plastik yang diletakkan dijok belakang. Lalu ia melajukan mobilnya kembali.
Yoona hanya diam dan tak menanyakan apapun lagi. Nanti juga ia akan tau. Pikirnya dalam hati. Karena benar saja tak lama kemudian Seung-hyun berhenti disebuah taman kota yang indah.
Dengan beberapa wahana bermain yang sudah sangat biasa seperti ayunan dan perosotan. Seung-hyun dan Yoona lalu memilih duduk dibawah pohon yang rindang. Yoona sambil membawa kotak makanan dari nenek Jiyong. Dan Seung-hyun sambil membawa kantong plastik dari toko obat tadi.
"Kau membolos ya?" Tanya Seung-hyun sambil menuangkan sedikit antiseptik pada kapas. Lalu menyentuh kaki Yoona, Yoona sangat terkejut karena perlakuan Seung-hyun.
Ternyata Seung-hyun sedang membersihkan luka pada lutut Yoona yang berdarah. Yoona sendiri malah tidak mengetahui tentang asal luka pada lututnya. Ia juga tidak merasakan sakit. Namun saat Seung-hyun mengobatinya, ia baru merasakan sedikit perih pada lututnya.
"Aku.... hanya sedikit tidak enak badan saja, jadi aku ijin." Jawab Yoona sambil menunduk, menyembunyikan wajahnya yang mungkin saat ini sudah seperti kepiting rebus. Ia juga tidak mau jika Seung-hyun mengetahui kalau ia sedang berbohong.
"Matamu sudah mengatakan semuanya." Ucap Seung-hyun lagi, sambil membereskan perlengkapan p3k nya. Ia sudah selesai membersihkan luka Yoona lalu memberinya plester.
"Kau mau memakan bekal yang dibawakan nenek Jiyong?" Ucap Yoona semangat lalu membuka bekal makanan itu.
Ada tiga tumpuk kotak makanan itu. Seung-hyun yang melihatnya sangat ingin mencicipi makanan itu, karena ini adalah kali pertamanya ia makan bekal yang dibawa dari rumah. Namun disisi lain ia malas makan karena dibuat oleh keluarga Jiyong.
"Kau saja yang makan." Ucap Seung-hyun sambil bersandar dibawah pohon.
"Kau tidak menghargai orang yang sudah bersusah payah membuat ini untukmu!" Yoona sangat jengkel pada kelakuan Seung-hyun yang suka sekali menggampangkan sesuatu.
"Aaaaa..." Seung-hyun membuka membuka mulutnya, ia menginterupsi agar Yoona menyuapinya.
Namun Yoona hanya melotot dan mengerjapkan matanya beberapa kali, apa Seung-hyun memintanya untuk menyuapinya? Yoona baru sadar lalu ia mengambil sesumpit makanan dan mulai menyuapi Seung-hyun.
"Jadi ini yang namanya masakan rumah?" Seung-hyun merasakan masakan ini, benar-benar enak, namun kenapa nenek itu harus nenek Jiyong.
"Apa ini baru pertama kali?" Tanya Yoona yang merasa kasihan pada Seung-hyun. Seung-hyun sepertinya adalah anak yang sangat kesepian. Ia pasti sudah banyak merasakan masa-masa sulitnya. Ia bisa melihat dari mata Seung-hyun.
"Emmm... Dan ini sangat enak." Seung-hyun mengatakan sambil tersenyum kearah Yoona. Yoona membalasnya dengan tersenyum. Yoona lalu memakan makanannya juga.
"Akhh.." Yoona memekik sakit pada bibirnya yang terkena sumpit. Ah benar ia harusnya berhati-hati saat makan. Bibirnya terluka karena ciuman Jiyong tadi pagi.
"Ada apa?" Seung-hyun yang mendengar teriakan kecil Yoona segera memperhatikan gadis itu. Ternyata bibirnya sedikit memerah. Sepertinya bibir Yoona terluka. Sekilas memang tidak terlihat, namun setelah diperhatikan akan sangat terlihat luka itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
G I R L F R I E N D 🔹 t.o.p • yoona
FanfictionEdit : 09. 03. 2017 By : ohnanattty