:: I know where you hide, alone in the dark
Know all of the things that make you who you are
Maroon 5 - She Will Be Loved ::
Taehee mengerjap-ngerjap beberapa lama untuk memastikan ia tidak sedang berhalusinasi karena kurang tidur, dan Park Jimin yang rapi dan cemerlang seperti mobil baru tetap di sana seperti seharusnya.
Taehee teringat tampangnya sendiri yang ia lihat di cermin di rumah Baekhyun tadi, dan ia nyaris histeris. "A-aku harus masuk dulu! Tunggu sebentar!" katanya panik, lalu melesat ke dalam rumah tanpa menunggu respon Jimin.
Ia langsung berlari ke kamar mandi di sebelah kamarnya, lalu menyambar sikat gigi dan pasta gigi. Ia menyikat gigi keras-keras—memastikan semuanya sebersih mungkin—kemudian menyisir rambutnya secepat yang ia bisa. Ia tidak bisa berbuat banyak untuk mengurus wajahnya yang kusut dalam waktu singkat, jadi ia hanya membasuhnya dan memakai lip tint. Demi Tuhan, kenapa Park Jimin harus muncul pagi-pagi sekali?! Ia tidak peduli Baekhyun mual dengan tampang bantalnya, tapi itu jadi masalah besar kalau Jimin yang melihat.
Mengingat Baekhyun membuat Taehee tanpa sadar mencari-cari ponselnya dan menghubunginya. Ia butuh bantuan—apa saja!
Baekhyun menjawab teleponnya dalam sedetik. Mungkin ia sedang memegang ponselnya di tangan. Bagus. "Apa? Kau sudah merindukanku walaupun kita baru berpisah?"
Taehee tidak repot-repot menanggapi gurauannya. "Park Jimin datang ke rumahku!"
"Apa?"
"Park Jimin datang ke rumahku!"
"Iya, aku dengar yang pertama," kata Baekhyun, terdengar muak. "Maksudku, lalu apa?"
"Aku harus bagaimana?"
"Kau sungguh tidak bisa dipercaya." Dari suaranya, sepertinya Baekhyun sedang memutar bola matanya. "Kau baru saja bilang padaku kau ingin melupakannya, dan melihatnya di depan rumahmu pada Minggu pagi sudah membuatmu gemetaran seperti tikus jatuh ke selokan."
"Iya, jadi bagaimana?" tanya Taehee jengkel—karena Baekhyun benar; ia bersikap tidak normal, tapi jantungnya tidak mau tenang.
"Temui dia dan bersikap santai. Jangan ajak dia masuk, pergi saja ke kafe atau apa. Di tengah-tengah pertemuan, katakan kau punya janji lain dan tinggalkan dia di sana."
Taehee mengernyitkan dahinya, ragu-ragu. "Bukankah itu tidak sopan?"
"Tindakannya mempermainkanmu juga tidak sopan. Mata dibalas mata, Kim Taehee. Kalau kau ingin berhenti jadi bayang-bayangnya, kau harus belajar mengambil kendali."
Itu rencana jelek, dan Taehee tidak yakin ia bisa melakukannya, tapi itu satu-satunya rencana yang ia punya, jadi tidak ada pilihan. Taehee menarik napas dalam-dalam beberapa kali sebelum bergegas kembali ke luar. Jimin masih berdiri di tempat yang sama di mana Taehee tadi meninggalkannya. Secara refleks tangannya terangkat menyisir-nyisir rambutnya seraya ia menghampiri laki-laki itu. Ketika melihat Taehee, Jimin tersenyum.
Tidak adil sekali rasanya, orang-orang seperti Baekhyun dan Jimin bangun pagi dan seketika berkilauan sementara Taehee tampak seperti gumpalan koran bekas.
KAMU SEDANG MEMBACA
All-Fate609
Fanfiction[Second book of All-Mate911] Kekacauan BELUM berakhir. Ryu Sena, mantan penyedia layanan di All-Mate911 yang menyediakan teman bayaran, masih jauh sekali dari titel istri idaman dan keluarga suaminya membuatnya gila. Park Chanyeol, mantan pengguna l...