Epilogue (+ announcement!)

1.4K 229 107
                                    

Belakangan ini Byun Baekhyun merasa urusan pribadinya diikutcampuri lebih banyak daripada yang diperlukan.

Misalnya saja hari itu.

Tamu-tamu housewarming party-nya sudah berkumpul di depan apartemennya dan Taehee, tapi tidak ada yang membukakan pintu sebanyak apapun mereka menekan bel. Bel itu sebenarnya tidak aktif, dan baik Taehee maupun Baekhyun tidak sadar, karena mereka belum pernah mendapat tamu sebelumnya.

Yah, pokoknya Kim Jongdae, Oh Sehun, Kim Yuna, Luhan, Han Jimin, Park Jimin, Lee Nayoung, dan satu lagi mantan rekan sekantor Taehee dulu, semua berdiri di depan pintu, menjinjing hadiah masing-masing di tangan mereka seperti serombongan peserta karyawisata.

Omong-omong, perkenalan Jimin dan Jimin di depan apartemen berlangsung kira-kira seperti ini;

Han Jimin: Apa kabar? Namaku Han Jimin.

Park Jimin: Apa kabar? Namaku Park Jimin.

Han Jimin: Oh! Jadi, kau Jimin itu?

Park Jimin: Jimin... itu?

Han Jimin: Iya, yang bajingan itu. Ternyata tidak sekeren yang kupikirkan.

Kim Yuna: Astaga, aku minta maaf. Temanku memang tidak bisa mengontrol mulutnya.

Park Jimin: Haha... tidak apa-apa.

Kim Yuna: Tapi dia tidak salah, sih.

Baekhyun sudah sempat menceritakan sedikit soal Park Jimin pada teman-temannya, dan satu-satunya alasan Baekhyun setuju mengundang laki-laki itu ke pestanya hanya agar Jimin (Park) bisa dimaki-maki.

Permasalah kunci apartemen itu akhirnya terpecahkan ketika Park Chanyeol muncul, membawa wine sebagai hadiah. Ketika melihat mereka berkumpul di depan pintu, ia hanya bertanya, "Kenapa kalian tidak masuk?"

"Tidak ada yang membuka pintu," jawab Jongdae, jengkel karena menunggu (lima menit). "Kau yakin kita semua tidak dikerjai?"

"Buka saja sendiri," kata Chanyeol. Lalu, ia memasukkan kombinasi angka 060969 pada panel tombol dan pintu itu terbuka.

"Bagaimana," Sehun bertanya heran, "kau bisa tahu password apartemennya?"

"Karena Baekhyun tidak punya sense of privacy dan suka menyebarkan urusannya ke mana-mana?" balas Chanyeol ringan. "Dia menganggap dengan memberitahuku password apartemennya, aku akan memaafkannya karena pernah menerobos masuk ke apartemenku dan mengganggu kepentinganku."

"Kepentingan apa?" tanya Jongdae, lebih untuk basa-basi daripada ingin tahu.

"Pokoknya itulah."

"Oh, oke."

Apartemen mereka kecil dan tidak dirancang untuk menampung sampai sembilan orang pengunjung sekaligus, apalagi Baekhyun baru saja memasang mini bar di ruang tengah. Mini bar itu ternyata tidak benar-benar mini dan memakan banyak sekali ruang gerak. Tapi terlepas dari itu, apartemennya hangat dan bersih. Taehee memastikan mereka tinggal dengan nyaman, dan Baekhyun tidak bisa lebih berterima kasih pada gadis itu.

Tapi, tamu-tamunya tidak sempat memerhatikan soal itu karena mereka mendengar suara-suara aneh dari salah satu ruangan yang pintunya tertutup.

Secara naluriah mereka merapatkan diri ke pintu, dengan telinga Jimin (Han) menempel pada pintu, dengan Yuna dan Jongdae tepat di belakangnya, lalu Luhan (yang ditarik Jimin), Sehun (yang ditarik Yuna), Chanyeol (yang terjepit di antara kerumunan itu entah bagaimana), Jimin (Park), Nayoung, dan temannya.

Suaranya seperti derit per tempat tidur. Samar-samar terdengar suara napas beradu. Terdengar seperti Baekhyun. Bersemangat sekali. Mereka bersembilan saling menatap dengan bertanya-tanya.

All-Fate609Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang