Kalian kira Baekhyun menyadari segalanya?
***
Namanya Jung Chaeyeon. Umurnya sekitar awal dua puluhan. Menurut Baekhyun. Cantik sekali, kalau tidak terlalu kurus. Tapi, senyumnya manis.
"Sehun oppa?" Gadis mungil itu bertanya riang, sepasang matanya berbinar-binar pada detik ia bertemu dengan Baekhyun untuk pertama kalinya. Suaranya imut, membuat jantung Baekhyun rasanya broooom.
Baekhyun mengangguk, balas tersenyum. "Hai! Kau pasti Chaeyeon, kan?"
Gadis itu mengangguk-angguk penuh semangat. "Senang bertemu denganmu, Oppa."
"Idem," jawab Baekhyun asal.
Mereka berjanji bertemu di area kafe luar ruangan sebuah galeri lukisan dua lantai. Baekhyun melihat rangkaian bunga di depan pintu masuknya tadi. Hari ini upacara pembukaan galeri tersebut.
"Ini galeri seni ibuku," Chaeyeon memberitahunya. "Ibuku orang sibuk dan kami tidak terlalu sering bertemu."
Baekhyun mengangguk-angguk otomatis. Problema klise khas anak-anak orang kaya. Kasihan. "Di telepon tadi, kau bilang kau ingin aku pura-pura jadi pacarmu di depan ibumu?" tanya Baekhyun.
Chaeyeon mengangguk mengiyakan. "Ibuku terus-terusan menggangguku soal aku tidak pernah punya pacar. Katanya wajahku terlalu biasa."
Baekhyun tidak berkata apa-apa karena ia cukup yakin bahwa; jika ia berkata "tidak, kau cantik sekali" Chaeyeon pasti akan menjawab "ah, bohong"; dan jika Baekhyun berkata "benar juga" Chaeyeon akan langsung cemberut dan tidak membayarnya. Perempuan itu merepotkan.
Dan lagi, selalu ingin dipuja.
Tanpa menghabiskan kopinya, Chaeyeon bangkit dari kursinya dan menggandeng lengan Baekhyun, dan begitu mereka melintasi pintu masuk, resmilah mereka menjadi pasangan. Aula utama galeri itu penuh dengan orang-orang berpakaian indah. Sesuai permintaan Chaeyeon sebelumnya agar Baekhyun berpakaian semi formal, Baekhyun memakai kemeja putih dan celana bahan hitam yang biasa dipakainya bekerja (karena malam ini toh shift-nya, jadi ia tidak perlu pulang untuk ganti baju lagi).
Rupanya acara itu benar-benar sekadar pembukaan galeri saja, tidak ada meja-meja berisi canape atau koktail. Hanya ada pamflet, dan Baekhyun tidak tertarik membaca sejarah patung lilin, jadi ia tidak mengambilnya. Baekhyun dikenalkan dengan beberapa orang yang bekerja di bidang seni. Seandainya suatu saat Chanyeol membutuhkan pajangan (misalnya patung kayu Ryu Sena atau apa), Baekhyun akan tahu siapa yang perlu dihubungi.
Masalahnya terjadi kemudian.
Baekhyun digandeng Chaeyeon melewati lorong-lorong lukisan dan matanya menemukan beberapa wajah yang familiar. Mereka orang-orang dari kantor Taehee, entah siapa saja namanya. Ia bertemu dengan mereka di acara pernikahan waktu itu.
Sepasang mata Baekhyun melebar, dan ia menggumam tanpa sadar, "Oh, sial."
Chaeyeon menoleh padanya, terkejut. "Kena--"
Gadis itu tidak sempat menyelesaikan pertanyaannya karena Baekhyun melihat salah satu wanita itu berbalik ke arahnya, dan ia melakukan sesuatu yang begitu impulsif, alias mendorong Chaeyeon ke dinding.
Gadis itu terkesiap pelan. "Apa--"
Baekhyun tidak bisa bilang ia sedang menyamarkan, jadi ia menundukkan kepalanya dengan tujuan agar wajahnya tidak terlihat dan menjawab, "Hei, siapa tahu ini akan terdengar sampai telinga ibumu. Bermesraan dengan pacarmu di galeri, atau apalah."
"Ibuku akan membunuhku," balas Chaeyeon, terdengar gugup, tapi Baekhyun merasakan tangan gadis itu di pinggangnya.
Baekhyun mencoba melirik ke belakang, yang tentunya tidak bisa. "Apa orang-orang di sana sudah pergi?"
Selama beberapa saat Chaeyeon diam saja, jadi Baekhyun menegurnya lagi, "Hei, kau dengar aku?"
Chaeyeon gelagapan sejenak, lalu berdeham-deham dan menjawab tidak jelas, "Bagus. Tidak. Maksudku, masih."
"Hah?"
"Ma-maksudku--!"
Suara Chaeyeon naik satu oktaf lebih tinggi dan Baekhyun harus menghentikannya. "Ssst!" ia berdesis sambil menempelkan jari telunjuk di depan bibir sebagai isyarat meminta Chaeyeon tenang.
"Sudah pergi," cicit Chaeyeon. "Eh, ya, mereka sudah pergi."
Baekhyun melirik cepat ke belakang, dan mendesah lega karena orang-orang itu sudah bubar. Ia mundur dari Chaeyeon dan berkata, "Maaf. Tadi itu ada teman SMA-ku, aku tidak ingin mereka melihatku di sini."
Alasan payah, tapi biarlah.
Chaeyeon mengangguk saja, entah percaya atau tidak.
Setelah itu, keadaannya jadi agak canggung sehingga Chaeyeon mengakhiri 'kencan' mereka lebih cepat. Baekhyun sempat mengira gadis itu marah, tapi ia dibayar sesuai janji, jadi sepertinya tidak ada masalah. Hal terparah, paling-paling gadis itu akan membuat rating 4 bintangnya turun. Biar sajalah.
***
Sementara Baekhyun menghabiskan sisa harinya di kelab seperti biasa, ia tidak tahu sama sekali bagaimana Jung Chaeyeon di tempat lain sibuk bercerita dengan berapi-api lewat ponselnya.
"KAU TIDAK AKAN PERCAYA! Dia itu, ugh! Kau harus lihat bibirnya. Dan tangannya. Tadi itu dekat sekali! Dia mendorongku tiba-tiba dan kupikir dia akan menciumku dan AAAH! Caranya berbisik 'ssst' di depan wajahku, jantungku rasanya... Yah, dia beralasan ada teman sekolahnya, tapi seberapa besar sih kemungkinannya? Dia pasti bohong... Terserahlah, pokoknya tadi itu benar-benar SEKSI. Kau harus mencobanya sendiri... Ya, All-Mate911. Tapi, kuperingatkan, ya, namanya Oh Sehun dan sebaiknya kau tidak menyewanya. Dia milikku, oke?"
• bonus chapter tidak berhubungan dengan plot, haha. aku cuma bosan #plak
• rencananya aku akan update chapter 5 besok atau lusa *yey!*-ryn-
KAMU SEDANG MEMBACA
All-Fate609
Fanfiction[Second book of All-Mate911] Kekacauan BELUM berakhir. Ryu Sena, mantan penyedia layanan di All-Mate911 yang menyediakan teman bayaran, masih jauh sekali dari titel istri idaman dan keluarga suaminya membuatnya gila. Park Chanyeol, mantan pengguna l...