note: it's been long since my last update. kindly read the previous chapters before you read this one!
☆
:: When I first saw you, I knew
That someday, we would run into each other like this again
Jung Gigo x Chanyeol - Let Me Love You ::Perintah Baekhyun—sebelum Taehee diizinkan bermalam di kamarnya—sudah jelas; jangan menyentuh apa pun, jangan melihat-lihat, jangan letakkan barang-barangmu di sembarang tempat.
Jadi, tentu saja Taehee menyentuh apa yang bisa disentuh dan melihat-lihat. Sebagian alasannya adalah karena ia penasaran, tapi lebih lagi karena ia ingin tahu memangnya apa yang Baekhyun merasa perlu sembunyikan darinya.
Ternyata tidak ada yang penting. Hanya buku-buku (sebagian besar judulnya berbahasa Inggris, Taehee tidak repot-repot mengecek), dua bingkai foto yang berdebu, mainan figurin mini. Tidak ada yang istimewa. Ia mengira akan melihat... entahlah, hiasan perak warisan keluarga atau sesuatu yang spektakuler.
Taehee asal-asalan menempelkan kembali koran lusuh yang ia lepaskan dari rak. Mengecewakan.
Satu-satunya temuan yang membuat Taehee mendengus adalah poster-poster grup idola perempuan yang Baekhyun sembunyikan di dalam laci kecil di lemari pakaiannya (tidak, Taehee tidak melihat pakaian dalamnya, puji Tuhan). Baekhyun sepertinya melepaskan semuanya dari dinding dan menjejalkannya ke dalam laci itu dengan buru-buru, karena semuanya jadi kusut.
Taehee mengeluarkan poster-poster itu dengan maksud merapikannya, yang sebenarnya tindakan bodoh yang menunjukkan kalau ia melihat-lihat tanpa izin, tapi Taehee tidak sempat mengkhawatirkan hal itu. Ia mendapati bahwa bagian belakang poster yang kosong dipenuhi tulisan tangan dengan pensil, spidol, pena hitam, biru, merah—semuanya tumpang tindih seperti poster untuk demonstrasi.
Kamar itu terlalu gelap untuk membaca, tapi Taehee memaksakan diri. Sebagian besar hanya sumpah serapah, tapi ia juga menemukan pikiran-pikiran acak Baekhyun di sana, seperti 'tidak bisa bernapas', 'aku ingin tahu bagaimana rasanya ditabrak kereta', 'akan membaik, pasti membaik', 'kurasa aku sudah gila', 'jangan ada hari seperti hari ini lagi', 'mungkin tidak', 'persetan dengan mereka semua'.
Taehee tidak bisa membaca lebih banyak karena mendadak ia merasa malu. Ia baru saja melanggar privasi seseorang. Yah, bukan "baru saja". "Sejak tadi" lebih tepat.
Taehee mengembalikan poster-poster itu ke laci dan mendengar suara-suara aneh dari luar kamar. Sial. Apa penunggu rumah ini sudah datang untuk menghukumnya?
Butuh seluruh keberanian Taehee untuk berjingkat menuju pintu dan mendengarkan. Suara-suara aneh itu terdengar dekat dan tidak asing. Jangan-jangan rumah ini berhantu. Apakah Baekhyun sama sekali tidak merasakan hal-hal aneh di luar sana?
Taehee mengintip dan—oh, bukan hantu.
"Hampir saja aku menginjak wajahmu," Taehee berbisik, nyaris tanpa suara. Baekhyun masih tidur meringkuk di dalam selimut, membuat suara seperti erangan dalam tidurnya.Taehee ingat bahwa ia pernah melihat hal serupa beberapa bulan yang lalu, dan ia bertanya-tanya seberapa sering Baekhyun mengigau seperti ini.
Tapi Taehee sudah melanggar cukup banyak batasan hari ini, jadi ia mengubur pertanyaan di dalam kepalanya.
Taehee tidak ingin mengingat-ingatnya lagi, tapi ketika ia berdiri menunggu bus paling pagi di halte seorang diri, pikirannya terus-menerus kembali ke sana dan ia tidak berusaha menghentikannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
All-Fate609
Fanfiction[Second book of All-Mate911] Kekacauan BELUM berakhir. Ryu Sena, mantan penyedia layanan di All-Mate911 yang menyediakan teman bayaran, masih jauh sekali dari titel istri idaman dan keluarga suaminya membuatnya gila. Park Chanyeol, mantan pengguna l...