:: 'Not yet,' like a fool I keep telling myself
I can't swallow the words that linger on my lips
Taeyeon - Fine ::
"Aku tidak berbohong, tidak ada yang namanya Byun Baekhyun di sini. Aku bersumpah tidak menyembunyikannya di bawah meja," jawab laki-laki itu sambil mengacungkan sepasang V dengan kedua tangannya. "Kalau kau tidak percaya, Nuna bisa memeriksanya sendiri."
Taehee menggigiti bibir bawahnya, gelisah dan putus asa ingin melakukan apa saja, tapi tidak yakin ia diperbolehkan masuk ke sana tanpa izin. Sepertinya tindakan itu terlalu kelewat batas, apalagi hanya untuk mencari makhluk sialan yang mendadak menghilang tanpa kabar. Penaltinya mungkin tidak sepadan dengan hasilnya. "Bisakah kau panggilkan seseorang yang bisa membantuku?" coba Taehee lagi.
Laki-laki itu menghela napas dramatis dan memutar bola matanya. Ia tampak terlalu muda untuk bekerja di kelab malam-usianya tidak mungkin lebih tua dari Taehee. "Aku yang bertanggung jawab di sini dan aku tidak kenal siapapun bernama Byun Baekhyun," katanya. "Kalau Kim Taehyung, itu ada; aku." Ia menunjuk dadanya sendiri dan mengedipkan mata pada Taehee, sudut-sudut bibirnya terangkat membentuk cengiran nakal. "Kenapa Nuna cantik tidak mencariku saja?"
"Eh..." Taehee menahan diri untuk tidak muntah. "Tidak, terima kasih. Kurasa aku akan pergi saja."
"Tunggu sebentar," laki-laki itu menghentikan Taehee sebelum ia sempat berbalik. "Begini saja, bagaimana kalau Nuna tinggalkan nomormu, dan akan kuhubungi kalau ada tanda-tanda kehadiran Byun siapa itu di sini? Atau, kita bisa mengobrol di kafe lain kali? Aku bisa sangat lucu, lho."
"Heol." Taehee mengerjap-ngerjap, merasa diserang tiba-tiba. "Kau bilang siapa namamu tadi?"
"Kim. Tae. Hyung," ia melafalkan namanya tegas dan jelas, seolah itu bisa menambah ketertarikan Taehee.
"Baiklah." Taehee menarik napas. "Kim Taehyung, aku sedang tidak ingin melawak denganmu, jadi menyingkir sana."
"Aw." Taehyung mencondongkan tubuh ke depan dan menopang dagunya dengan dua tangan, memasang tampang anak-anjing-imut paling menggemaskan. "Aku suka sekali Nuna cantik yang galak sepertimu."
"What the-"
Tepat saat itu, pukulan keras di belakang kepala hampir membenturkan hidung mancung Taehyung ke meja bar. "AW!"
"Ya, intern, minggir." Laki-laki yang baru muncul itu Kim Jongdae, Taehee mengenalnya karena beberapa kali kunjungannya ke kelab. Ia berkacak pinggang dan memelototi Taehyung jengkel. "Bukannya membantu di dalam, sedang apa kau di sini?"
Sambil memberengut dan mengelus-elus kepalanya, Taehyun berbalik dengan langkah berdentum.
"Anak itu bartender baru mulai minggu lalu." Jongdae mengedikkan dagunya ke arah punggung Taehyung menghilang. "Sialnya, aku ditugaskan jadi pelatihnya."
"Bartender baru?"
"Yup. Menggantikan Baekhyun."
"Ah." Dada Taehee mencelus. "Dia sudah berhenti?"
Jongdae mengangguk. Ekspresinya tampak agak simpati. "Aku juga terkejut. Dia pergi tiba-tiba sekali, nomor lamanya juga tidak pernah aktif. Jangan-jangan dia mati entah di mana," guraunya, tapi ia tidak jadi tertawa karena Taehee tidak tampak terhibur. "Kau mencarinya, ya?"
Seolah itu perlu dipertanyakan. Taehee menghabiskan beberapa hari terakhir memutari Seoul mencari Baekhyun yang seolah lenyap bersama salju.
"Kau sudah mencoba ke tempat tinggalnya?" tanya Jongdae.
KAMU SEDANG MEMBACA
All-Fate609
Fanfiction[Second book of All-Mate911] Kekacauan BELUM berakhir. Ryu Sena, mantan penyedia layanan di All-Mate911 yang menyediakan teman bayaran, masih jauh sekali dari titel istri idaman dan keluarga suaminya membuatnya gila. Park Chanyeol, mantan pengguna l...