:: Nothing lasts forever
Is that why we went wrong?
Nothing lasts forever
Is that why we were so happy?
Soyou X Baekhyun - 비가 와 (Rain) ::
Taehee bisa mendengar bisik-bisik dan tawa cekikikan itu di belakangnya, seolah orang-orang itu bahkan tidak berusaha menyembunyikannya. Dengan wajah panas, ia mempercepat langkah ke ruangannya.Taehee tidak salah saat menduga bahwa hari kerja berikutnya akan jadi seperti neraka karena kejadian di karaoke, tapi ia salah berpikir kalau ia sudah siap.
Waktu selalu merangkak begitu lama saat Taehee sedang putus asa. Ia tidak punya teman bicara di kantor karena—yah, semuanya sibuk membicarakannya. Ini bukan kejutan. Ia sudah pernah melalui situasi semacam ini beberapa bulan lalu, tapi entah kenapa sekarang rasanya jauh lebih berat. Taehee masih bertahan sampai tengah hari, tapi rasanya semakin lama semakin sulit.
Ponsel di mejanya bergetar untuk ketiga kalinya sejak pagi tadi. Taehee tidak perlu melihat layar ponselnya untuk tahu panggilan masuk itu dari Baekhyun, satu-satunya yang sepertinya masih peduli Taehee hidup. Sayangnya, laki-laki itu orang terakhir yang Taehee inginkan.
Ia melempar ponselnya ke dalam tas dengan kasar dan menghembuskan napas yang sempat ditahannya keras-keras seakan itu bisa membuatnya merasa lebih baik.
Semua ini gara-gara Byun Baekhyun. Kalau saja ia tidak muncul di tempat itu kemarin—bukan, kalau saja laki-laki itu tidak ikut campur sejak semula, keadaan tidak akan jadi seperti ini. Taehee tidak akan perlu berbohong pada semua orang, juga pada diri sendiri....
Ketika ruangannya mulai sepi karena waktu makan siang, Taehee meninggalkan mejanya ke kamar mandi untuk mencuci muka. Sebagian besar rias wajahnya meluntur, sisanya tertinggal di wajahnya dalam bercak-bercak aneh, tapi tanpa itu pun ia sudah tampak menyedihkan.
Taehee mencipratkan sedikit air pada pantulan dirinya di cermin. "Dasar jelek," gumamnya.
Ia mendengar ketukan langkah kaki mendekat. Secara refleks, Taehee melemparkan dirinya ke dalam bilik toilet dan menutup pintu. Taehee melihat dua bayangan di lantai, lalu terdengar suara keran wastafel dinyalakan. Dua suara perempuan sedang seru membicarakan film-film terbaru.
Taehee mengetuk dahinya sendiri dengan kepalan tangannya. Tidak ada alasan baginya untuk sembunyi, tapi ia melakukannya, dan sekarang ia terjebak di sini sampai mereka pergi. Benar-benar pengecut.
Taehee duduk di atas kloset yang ditutup, jarinya memutar-mutar tisu rol dengan tidak sadar, kemudian salah satu dari mereka berkata dengan nada seolah sedang menahan tawa, "Si Kim Taehee itu idiot, kan?"
Mendengar namanya disebut, Taehee menegakkan punggung.
"Oh, kau sudah tahu juga?" Perempuan satunya tertawa kecil. "Aku tidak bisa membayangkannya. Itu memalukan sekali. Kalau aku jadi dia, lebih baik aku berhenti kerja saja."
"Entah dia bermental baja atau memang tolol. Yah, tapi ini bukan yang pertama kali, jadi mungkin dia sudah terbiasa."
"Dia begitu juga pada Park Jimin, kan? Ya ampun, apa dia buta? Sudah jelas dia bukan tipenya, bahkan Jimin-ssi sendiri bilang begitu, tapi dia tetap saja bertingkah seperti anjing kepanasan di dekatnya."
Tawa cekikikan. "Mungkin karena Jimin-ssi terlalu baik padanya? Laki-laki seperti Park Jimin tidak mungkin bisa membawa fakta 'aku tidak suka kau' dan melemparkannya langsung ke wajahnya."
"Setidaknya seseorang sudah melakukannya, kan?" Gadis itu mendecakkan lidah. "Dicampakkan seperti itu, Kim Taehee pasti merasa akan mati saking malunya."
KAMU SEDANG MEMBACA
All-Fate609
Fanfiction[Second book of All-Mate911] Kekacauan BELUM berakhir. Ryu Sena, mantan penyedia layanan di All-Mate911 yang menyediakan teman bayaran, masih jauh sekali dari titel istri idaman dan keluarga suaminya membuatnya gila. Park Chanyeol, mantan pengguna l...