9 // heartless is painless

3.7K 572 232
                                    

:: The unforgettable sight of your back
under the clear umbrella
It can't be hidden
SHINee - 투명 우산 (Don't Let Me Go) ::

Salah satu kekhawatiran terbesarku dalam hidup adalah memesan jjajangmyeon tapi tidak ada acar..

Tidak sampai satu menit setelah Taehee mengirim pesan singkat itu, ponselnya berbunyi. Ia mengangkat teleponnya dan suara mengantuk Baekhyun menyembur tanpa basa basi, "Serius, Kim Taehee? Ini praktis jam dua pagi."

"Sebenarnya kau bisa mengabaikannya saja," kata Taehee tanpa merasa bersalah. "Aku tidak bisa tidur."

"Dan kau malah memikirkan jjajangmyeon?"

"Aku lapar."

"Kukira kekhawatiran terbesarmu dalam hidup berhubungan dengan pekerjaan?"

Taehee menggembungkan pipi sambil menatap langit-langit kamarnya, menimbang-nimbang sejenak sebelum menyahut, "Aku berusaha tidak memikirkan itu atau orang-orang yang terlibat di dalamnya."

"Maksudmu kau sedang memikirkan mantanmu yang jelek itu tapi kau lapar, jadi kau berganti memikirkan makanan."

Baekhyun benar, seperti biasa, tapi Taehee tentu saja tidak akan mengakuinya. "Dia punya nama, kau tahu."

"Aku tidak peduli, kau tahu."

Taehee bisa membayangkan jelas Baekhyun menjulurkan lidahnya meledek. Kalau Taehee meladeninya, Baekhyun malah akan semakin senang, jadi ia mengganti pembicaraan, "Kenapa kau belum tidur?"

"Karena kau baru saja mengirim pesan yang isinya begitu tolol dan aku tidak bisa tidak bereaksi."

"Kalau begitu, ayo kita mengobrol sampai kau tertidur," usul Taehee, lebih untuk keuntungannya sendiri. "Apa kekhawatiran terbesarmu dalam hidup?"

"Ditanyai apa kekhawatiran terbesarku dalam hidup oleh Kim Taehee pada pukul dua pagi lewat sebelas menit."

Taehee memutar bola matanya. "Lucu."

"Daripada menggangguku tengah malam, apa kau pernah mencoba sesuatu bernama membaca?" tanya Baekhyun. Lalu ia menjawab pertanyaannya sendiri, "Tidak, kurasa tidak pernah."

"Apa maksudnya itu?"

"Maksudku," Baekhyun memberi jeda sejenak seolah ia sedang memikirkan kata yang tepat untuk menyampaikan pikirannya, "hmm, otakmu terlalu sederhana untuk mengerti karya sastra."

"Tutup mulut, Tuan Sok Pintar," sahut Taehee. "Aku bisa mengerti karya sastra. Aku banyak membaca sewaktu masih SMA."

"Benarkah?" Baekhyun pura-pura terkejut. "Apa yang kau baca? Fiksi erotis?"

"Maaf saja, ya, aku bukan kau."

"Kau tidak pernah membaca fiksi erotis?"

"Tentu saja tidak," sembur Taehee cepat—agak terlalu cepat. Wajahnya memanas. "Dasar mesum."

Baekhyun terbahak di seberang sana. "Nanti kupinjamkan satu. Atau mau kubacakan saja sekarang? Supaya kau bisa tidur nyenyak."

"KAU IDIOT, YA?!" Taehee meneriaki ponselnya sebelum menekan ikon end call dengan gemas. Orangtuanya dan Sohee tidur seperti sapi, jadi ia tidak khawatir membangunkan mereka.

Baekhyun mengirim pesan singkat; Byun Baekhyun : 1, Kim Taehee : 0

Taehee mendengus sebal dan membalas dengan kecepatan mengagumkan; Kuharap kau mati digigit kutu kasur.

All-Fate609Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang