10 // turning point

3.7K 549 233
                                    

Friendly warning : long ass chapter + too much chan-se (?) + drama-like lol haha sorry bye

:: Just like that, like that
I will stand behind you for always
Just like that, like that
I will be a step behind you for always
Onew - Moonlight ::


Raut muka Sehun terlihat jengkel ketika ia melihat Baekhyun duduk di salah satu tempat yang kosong di kafe.

"Vanilla latte," Baekhyun memesan dengan nada biasa, seakan ia tidak pernah melihat apa-apa yang aneh semalam di kelab. "Pakai es," tambahnya, walaupun awal Desember sudah terlalu dingin untuk itu.

Sehun berputar ke meja konter, menunggu vanilla latte dibuat oleh barista (masih pagi, tidak banyak pelanggan untuk dilayani), lalu mengantarkannya ke meja Baekhyun. Baekhyun menyesap sedikit latte-nya dengan sedotan, lalu meringis karena giginya ngilu. Ketika Sehun akan berbalik, ia berkata, "Oi, duduk."

Sehun tidak punya kewajiban apa pun untuk mengikuti kata-katanya, tapi ia duduk.

Baekhyun menegakkan bahu dan menggoyangkan jari telunjuknya sebagai isyarat meminta Sehun mendekat ke arahnya. Sekali lagi, Sehun tidak perlu menurut, tapi ia mencondongkan kepalanya sedikit, mengira Baekhyun akan mengatakan sesuatu, lalu—"AW!"—Sehun mengelus ubun-ubunnya yang baru saja dipukul Baekhyun dengan telapak tangan.

"Kau pikir semalam itu keren?" gerutu Baekhyun. "Kau terlihat lebih seperti idiot tanpa otak yang keliling memukuli orang-orang."

Sehun menurunkan tangan dan mendelik sebal padanya, tidak mengatakan apa-apa.

"Kau bisa duduk bersamanya dan bicara layaknya orang dewasa, seperti yang sekarang kulakukan."

"Iya, kecuali fakta bahwa kepalaku baru saja dipukul," dumal Sehun.

Baekhyun mengabaikannya. "Kau tidak berpikir itu berlebihan?"

"Tidak," Sehun menjawab seketika, tanpa berpikir. "Beberapa orang harus dibuat mengerti, dan sebagiannya hanya mengerti kalau dihajar."

Baekhyun berdiri sedikit dari kursinya dan memukul puncak kepala Sehun sekali lagi sebelum Sehun sadar apa yang terjadi. "Kau salah satunya, kan?" tanyanya.

Sehun mengaduh, dan Baekhyun tahu laki-laki itu sedang mengutuknya habis-habisan dalam hati.

"Apa kau merasa lebih baik?" tanya Baekhyun.

"Kau memukul kepalaku dan bertanya apa aku merasa lebih baik?"

Baekhyun mengangkat tangannya untuk menakut-nakuti dan Sehun mundur dengan sigap. "Apa kau merasa lebih baik setelah memukulnya?" Tanpa menunggu jawaban, ia melanjutkan, "Tidak, kan? Karena bukan padanyalah kau marah."

Sehun mendengus. "Aku mengenal diriku sendiri, terima kasih."

Baekhyun mengambil sedotan dari gelasnya dan menggigitinya. "Kalau begitu, kenapa kau diam saja selama ini?"

Sehun menatapnya, tidak mengerti.

"Kenapa kau tidak melakukan apa-apa?" lanjut Baekhyun. "Kenapa kau tidak pernah memberitahunya?"

"Memberitahu apa?"

"Perasaanmu."

Sehun membuka mulut, mungkin berpikir untuk berpura-pura tidak mengerti, tapi ia menghentikan dirinya sendiri dan menutup mulut. Sejenak ragu kemudian, ia berkata, "Aku tidak punya perasaan apa-apa padanya."

All-Fate609Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang