Terus diam dibelakang

935 43 17
                                    

Hari ini sepulang sekolah aku ekskul terlebih dahulu bersama Vitta. Tara anak basket dan Caca dia anak broadcast. Sedangkan aku dan Vitta anak taekwondo.

"Ayo, Put. Buru ke basecamp. Anak-anak udah disana kek nya." Vitta menarik tanganku keluar kelas.

"Iya bentar. 'Gak sabar banget yang pen liat gebetan." Ucapku. Tanganku terus ditarik oleh Vitta, sambil menahan sakit akibat genggaman tangan Vitta yang terlalu kasar.

Vitta itu sedang dekat dengan kakak kelas, nama nya Andi,  anak taekwondo juga. Sudah sabuk hitam. Keren deh pokoknya.

"Haha, tau aja lo."

"Iyalah tau, yang semangat latihan sama semangat liat gebetan itu beda. Haha."

Sebenernya kak Dhi juga anak taekwondo. Dia sudah sabuk biru, namun kak Dhi itu jarang latihan entah kenapa.

Aku hanya pasrah saja ditarik oleh Vitta dari kelas sampai di depan basecamp. Kami langsung membuka sepatu dan berganti baju dengan baju olahraga, karena belum punya dobok -seragam taekwondo- jadi pakai seragam olahraga.

Sehabis ganti baju biasanya kami selalu duduk didepan basecamp. Sambil menunggu pelatih, kakak kelas dan teman yang lain.

Biasanya kak Dhi ini lewat sini sebelum adzan ashar, dia selalu lewat bersama teman nya. Kalau tidak kak Diva ya bersama kakak kacamata -asli gatau namanya-.

'Tak lama pun kak Dhi lewat bersama kakak kacamata, ia juga memakai kacamata gagang hitam, tumben. Biasanya ia tak memakai kacamata. Duh grogi kan.

"Pitt, Pitt."

"Astagfirullah cakep."

"Jir, cogan gua lewat."

"Muji, Put." Dan masih ada lagi sederatan kata-kata yang reflek keluar dari mulutku ketika aku melihat dia.

"Eh Vit. Dia kok lucu ya pake kacamata? Makin lope-lope deh. Aaa."

"Ngoceh mulu lo. Berisik, ntar orang nya denger. Stay cool dikit kek. Lagian, udah dibikin nangis juga masih aja ngefans. Cih."

"Hehe, biarin."

* * *

"Ciee, Kak Andi makin lengket aja nih. Hmm." Aku menggoda kedua pasangan yang belum jelas hubungan nya itu. Huhu.

"Apaan sih, Put." Vitta langsung mencubit lenganku pelan sambil memberikan tatapan 'diem lo, anj**g' dan aku hanya tertawa bahagia ditatap seperti itu.

"Cie, blushing." Aku terus meledek Vitta tanpa ingin berhenti.

"Si Putih, jail ih. Males ah."

"Biarin. Haha."

"Udah, Put. Kasian si Nur pipi nya udah merah." Kak Andi itu manggil Vitta, Nur. Karena nama asli nya Vitta itu Nur Aulin Vittami. Padahal kak Andi itu tau kalau nama panggilan nya itu Vitta, mungkin ingin beda.

"Iya deh, tau yang lagi falling in love mah belain aja terus."

"Najis lo, Put. Mending lo anterin gua kamar mandi deh."

"Njee, kanjeng ratu."

* * *

Malam ini hujan mengguyur kota Bandung. Suara merdu Ariana Grande mengalun indah ditelingaku. Aku memainkan game fruit spalsh di ponselku sambil sesekali mengikuti suara merdu Ariana Grande dalam lagu Almost is never enough.

Chat doi ahh. Pikirku.

Kakak lucu deh pake kacamata. Kece. 19:56

Aku terbayang wajah Kak Dhi sore tadi saat sebelum ekskul. Dan aku ingat bahwa besok ada pr biologi. Aku langsung mengerjakan tugas itu sampai 'tak terasa waktu sudah menunjukan pukul 9 malam. Dan aku langsung tertidur.

* * *

Aku bersama teman-temanku sedang berjalan menuju kantin, karena sudah waktunya istirahat kedua. "Vit, Kak Andi tuh dikantin."

"Tjiee, Pipit."

"Hahaha."

Kak Andi pun menghampiri aku, Vitta, Tara dan Caca.

"Hai, semua. Boleh minjem Nur 'gak?".

"Hemm, gimana yah kak?."

"Sebentar aja. Suer."

"Boleh lah, Kak. Ambil aja Kak, gak usah dikembaliin juga gak apa apa. Haha."

"Ih kalian apa sih. Ada apa, Kak?." Pipi Vitta sudah memerah karena malu. Dia blushing sepertinya.

"Yaudah, ayo Nur. Pinjem sebentar yah."

"Iya, jangan lupa bilang 'iya' Vitt. Haha."

* * *

Jangan lupa makan siang, kak. 12.23

Setelah mengirim chat lewat LINE akupun menaruh ponsel di saku seragam. Vitta memasuki kelas dengan tampang gembira. Sambil menyembunyikan tangan nya di belakang badan dan berjalan dengan senyum tak lepas dari wajahnya.

"GUYS." Dia berteriak dan mengeluarkan sebucket bunga dari balik badan nya.

"Gilee, udah dapet bunga aje lo."

"Mauuuu."

"Buat w aja."

"Tadi gimana, Vit?" Aku bertanya, saking penasaran nya.

"Mm, tadi. T-tadi."

"Buru deh. Gausah gagap segala, lebe ah."

Tarik-buang. Hanya itu yang dilakukan oleh Vitta sedari tadi.

"Okey. Tadi Kak Andi tembak gua."

Satu

Dua

Tiga

"APAA?."

* * *

Di mulmed ada penampakan Alvaro Mell. Anggap aja dia sebagai Kak Andi

WHEN?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang