wanita dan senyuman itu

727 40 0
                                    

Aku menghempaskan tubuhku yang terasa pegal dan lengket ke atas kasur. Terlinatas sejenak dibenakku tentang kejadian di cafe tadi. Aku masih kurang faham maksud dari kak Dhi tadi.

*

"Dan sebenernya dia punya gue." Pernyataan kak Dhi membuat suasana canggung seketika. Kak Raka dengan tampang lucu nya menganga tak kuasa berbicara sedangkan mataku terasa hampir saja keluar dari kelopak mataku terkejut dengan perkataan kak Dhi baru saja.

"Kayaknya udah waktunya gue les deh. Gue duluan, Ka."

Kak Dhi melangkahkan kakinya keluar cafe. Rasa penasaran yang berkecamuk dibenakku hilang seketika saat sadar ada sesuatu yang menepuk bahuku pelan. Kak Raka. Aku melupakannya, "e-eh. Apa kak?."

"Ehm, kita balik makan lagi dan abis itu gue anter lo balik."

*

Aku baru saja keluar dari kamar mandi setelah selesai membersihkan tubuhku yang terasa sangat lengket. Aku mengambil ponsel diatas kasur dan memainkannya. Aku membuka aplikasi LINE dan melihat beberapa chat dari teman dan membalasnya.

Sambil mengeringkan rambutku menggunakan handuk kecil tanganku yang satunya aktif menscroll berita terbaru di LINE. Aku paling anti menggunakan hair-dryer karena menurutku itu terasa panas di kulit kepala ku meski hanya sebentar memakainya.

Aku melihat beberapa quotes dari beberapa oa yang aku sukai. Dan juga timeline teman-temanku. Mataku membaca timeline yang sangat sering aku tunggu. Timeline kak Dhi. Ia sangat jarang membuat timeline atau sekedar menyukai dan mengomentari oa yang ia tambahkan. Ia lebih sering berdakwah lewat ponsel pintar nya. Seperti membagikan postingan tentang islam dan membuat timeline seputar bisnis pekerjaannya. Dia itu enterepreneur. Punya bisnis sendiri dan sudah bekerja sama dengan orang asing. Kali ini timeline nya agak berbeda dari biasanya, keningku berkerut dan alisku mengangkat satu saat mencoba meresapi apa yang aku baca,

DhikaKhalamP.
Ingin rasanya berkata kasar.

Aku terus menghayati makna dari empat kata yang diposting kak Dhi 34 menit yang lalu. Mulai ramai celotehan teman-teman kak Dhi dikolom komentar yang tertulis 'lo bisa ngomong kasar?' Atau 'atur emosi lo Dhik.' Dan masih banyak komentar teman dan balasan kak Dhi yang super singkat padat jelas.

Cting...

Bunyi ponsel membuatku tersadar dan langsung melihat chat yang masuk.

Raka Gibran R.
Thx buat hari ini. Next time lagi ya.

White.
Sama-sama. Oke ka.

Raka Gibran R.
Sip. Lo ada hubungan sama Dhika?

Sorry kalo gue kepo.


Nafasku tercekat saat melihat chat kak Raka. Aku harus menjawab apa? Aku kan memang tidak memiliki hubungan apa-apa dengan kak Dhi.


Cting...

Aku membuka pesan yang masuk, dari Vitta.

NurAulinVittami
Put, besok gue mau pergi sama kak Andi. Lo kudu, wajib, harus ikut, gak ada kata nggak, titik!!

White.
Jadi kamcong maksud lo?

NurAulinVittami
Lo gak bakal jadi kamcong serius. Ntar lo ajak temen lo, kek.

WHEN?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang