Jatuh dan Hancur

962 48 14
                                    

"Lu serius ditembak doi? Gimana dia nembak nya? Kek nya romantis banget deh, pake bucket bunga segala."

"Iya ih. Mau dong dapet yang kaya gitu satu. Aaa."

"Gua sih tinggal tunggu Kak Dhi tembak aja. Aha."

"Emang dia bakal tembak lo."

"Ih kali aja, feeling gua sih gabakal. Hmm."

"Udahlah. Mending lu cerita aja, Vit, tadi dia tembak nya gimana?."

"Dia ngajak gua ke lapangan bawah. Dia tinggalin gua awalnya bertiga bareng 2 temen nya, Kak Atha sama Kak Zill. Dua-dua nya pegang gitar.

Gua udah bingung kan dia mau ngapain, gua tadinya udah mau balik ke kelas kan. Eh 'gak lama, Kak Atha mainin gitar nya. Dan di sambung Kak Zill.
Pertamanya sih gua gatau mereka mau nyanyi apa,

Dan lo tau apa? 'gak lama Kak Andi dateng terus nyanyi dari arah kantin sambil bawa bunga gitu. Banyak kakak kelas yang ngeliatan. Sumpah gua malu banget disitu, dan lo bayangin. Dia nyanyiin lagu nya Justin Bieber yang favorite girl masa. Gua meleleh lah gila, gua udah kek orang idiot senyum-senyum terus.

Dan dia bilang gini 'Nur, kamu itu orang yang bantuin aku move on dari mantanku, mungkin menurut kamu ini terlalu cepat. Tapi kalo aku terus diam, apa kamu bisa jadi milikku? Dan hari ini aku bakal bikin kamu jadi milikku. Nur, will you be my girlfriend?' Bayangkan dia bilang gitu sama gua. Gua sampe khatam itu. "

"Dan pasti nya lo bilang iya dong, Vit."

Vitta pun mengangguk malu. "Ahh, temen kita yang satu ini udah 'gak jones lagi gais."

"Terhura gua, pit."

"PJ nya ditunggu."

Kami pun langsung berpelukan ala teletubis seketika.

* * *

"Bete anjir."

"Tau nih, ngantuk gua."

Jam pelajaran ke lima hari ini kosong, karena guru yang mengajar sedang ada keperluan jadi hanya memberi tugas saja.

"Ca, itu kelas nya si Raiz bukan?"

"Ih iya. Uuu my baby honey, my future. Fuck you. Fucking handsome. Gile ganteng anjir. Beuhh arabkuu. Gelo, 'gak ganteng aja sih. Tuh kan dia senyum." Caca pun langsung histeris melihat Kak Raiz, dia itu fanatik banget kalo ketemu sama Kak Raiz. Nah, Kak Raiz itu keturunan arab juga. Manis banget orang nya, berbehel. Hidung mancung. Alis tebel acak-acakan. Tinggi. Mata cokelat. Bulu halus bertebaran disekitar wajah memberi kesan seksi. Subhanallah.

"Lebay najis lo, Ca." Melihat Caca histeris itu langka. Dia itu tidak terlalu mementingkan para kaum adam.

"Ih suka-suka gua atuh." Ica membalas dengan 'agak nyolot.

"Tapi lo berisik idiot."

"Ih gimana gua dong, bodoh."

"Tapi lu ganggu gua belajar, bodoh."

"ish. Udahlah baikan. Berisik."

Aku memang sering bertengkar bersama Caca, tapi tengkar yang hanya candaan saja. Tak pernah sampai serius.

"Eh, Tes, Vit. Ini tugas nya dikumpulin 'gak?." Caca menengok kebelakang. Tempat duduk Tara dan Vitta.

"Katanya sih 'enggak."

"Yaudahlah gak usah dikerjain. Lagian tinggal 3 nomor lagi gua." Aku pun menutup buku dan langsung melihat ke belakang lebih tepat nya kehadapan Vitta dan Tara.

"Ih gua liat atuh, Put."

"Ambil aja, Vitt. Kalo gua ada yang belum terus lo udah tolong isiin yah."

"Okray."

Kami pun hanyut dalam pikiran masing-masing sesaat. Tanpa aku sadari aku teringat pada balasan Kak Dhi yang waktu itu bilang 'kalo lo masuk, gua yang gabakal masuk'  orang-orang menganggap itu pesan biasa saja, tetapi bagiku itu sangat tajam. Tanpa terasa air di pelupuk mataku pun mulai menggenang dan berlomba untuk keluar dari mataku.

"Lu kenapa, Put." Caca yang pertama kali melihat aku menangis pun langsung panik melihat air di mataku meluncur.

"Kenapa lagi? Sama Kak Dhika?"

"Dia ngapain lo, Put?"

"Udah jangan dipikirin, ntar juga dia sadar sendiri."

Perkataan demi perkataan teman-temanku pun langsung terdengar di indera pendengaranku.

"Gua inget sama chat Kak Dhi."

"Udahlah lupain aja, ntar juga dia kena karma. Mendingan sekarang kita ke kantin aja, cari makan. Laper gua,"

* * *

Jangan tidur malem-malem, kak. Kakak butuh istirahat. 20:03

Hari ini aku sedang menginap di rumah Kakakku yang paling tua. Keponakan wanitaku dari tadi memainkan game di ponselku. Dan baru dikembalikan sekarang, baterai nya pun hampir habis. Tinggal 5% lagi jadi aku langsung charge ponsel.

Waktu sudah menunjukan pukul 21.06, aku mengambil ponselku dan langsung memainkannya. Terlihat bahwa ada beberapa notifikasi LINE, Instagram, dan beberapa dari BBM dan akun Wattpadku.

Aku langsung membuka aplikasi LINE dan yang pertama muncul adalah chat di grup kelas dan ada balasan dari Kak Dhi.

Yo. 20.55

Percuma, dek, perhatian sama saya, saya sudah punya calon istri :3. 20.56

* * *

Ada penampakan Manu Rios, anggap aja sebagai Kak Dhi.

WHEN?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang