Bagian 4

52.7K 430 2
                                    

Semenjak pertemuan kita yg pertama itu hari-hari ku terasa lebih berarti. Senyum terus menerus mengembang di bibirku. Rasanya aku mulai jatuh cinta kepadanya dan aku semakin dekat dengannya.

Di setiap doa ku tak lupa aku selalu meminta kepada Tuhan untuk jangan mengambil kebahagiaan ku saat ini.

Dia sering mengajak aku untuk main ke kostan nya. Tetapi aku selalu menolak jujur aku takut pada saat itu. Sampai akhirnya aku mengajaknya main ke kostan ku.

"A sini main ke kostan. Bt nih".ucapku.

"Di kosan kamu ada siapa aja?"jawabnya.

"Gak ada siapa-siapa. Paling juga tetangga". Ucapku.

"Ya udah aku kesana yah. Tapi aku gak tau kostan kamu di sebelah mana". Ucapnya.

"Ya udah nanti aku tunggu di gerbang". Ucapku.

Tak perlu menunggu lama untuk dia datang ke kosan ku karena memang sebenarnya tempat kita saling berdekatan.

Kini dia sudah berada di kostan ku. Aku masih sangat malu dengannya dia benar-benar tampan. Dia duduk disebelahku kita nonton tv ber2. Disela-sela menonton tv aku selalu memperhatikan wajahnya yang membuat ku merasa damai, tenang raanya berlama-lama dengannya . sengaja aku menempelkan lenganku ke lengannya. Aku ingin lebih dekat dengannya.

Acara tv kali itu lumayan seru. Dia tertawa terbahak-bahak dan aku senang sekali melihatnya tertawa lepas aku merasa dia nyaman berada di sampingku dan aku mencoba untuk tak tegang.

Malam semakin larut aku tak tau tepatnya jam berapa. Dia tak melanjutkan tontonan nya. Dia menatapku tajam dan jantungku berdetak sangat kencang.

"Sini duduknya pindah". Perintahnya.

Dia menyuruhku pindah posisi menjadi disebelah kiri dia yg awalnya ada di sebelah kanan.

Tak ada aba-aba yg dia langsung melumat bibirku dan sontak aku kaget. Karena ini pertama kalinya aku berciuman bibir. Badanku terasa kaku, jantungku berdetak sangat kencang.

"Hmmmmphhh".

Hanya suara itu yg aku dengar dari mulut nya. Dan kini aku berada di posisi berdiri dan di himpit oleh tubuhnya.

Dia terus mencium bibirku dan sesekali dia menjilat leherku dengan sangat napsu. Aku tak tau apa yg harus aku lakukan. Tanganku mencengkram erat punggungnya.

Beberapa menit kemudian aku baru merasakan ada yg aneh di daerah luar vaginaku. Aku merasakan ada benda kenyal yg sengaja digesek kan nya. Nafasnya begitu cepat. Aku semakin tak karuan. Dia menjilat leher dan pipiku tak lupa dia menyedot bibir bawahku dan tanpa perlawanan sedikitpun dari ku.

Kita duduk kembali. Aku menyandarkan kepalaku ke bahunya dan kita melanjutkan menonton tv.

Jam dinding sudah menunjukan pukul 23:30 aku mengantarkannya pulang dan tak lupa aku mencium tangannya sebelum kami berpisah.


Sahabat dalam selimutTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang