1 minggu berlalu setelah kejadian lewat tlp itu. Aku tak berani mengirimnya pesan kepadanya.
Di hari ke 8 aku beranikan diri untuk mengirimkannya pesan dan dia membacanya.
"A....". Ucapku dalam pesan itu.
"Ia". Balasnya singkat.
"Waktu sendirinya udah cukup belum? Aku kangen kamu." Ucapku.
Tak terasa air mataku turun tak terhentikan.
"Ia udah kok". Ucapnya.
Bingung aku dengan sikapnya berubah drastis. Aku tak berani menawarkan diriku untuk bersedia mendengarkan curhatannya.
"A kamu mau ke kosan aku gak". Aku kangen". Ucap ku.
"Aku lagi di Bekasi. Bentar lagi pulang kok nanti aku langsung ke kosan kamu." Ucapnya.
Aku berfikir keras tak biasanya dia pergi tanpa ijin kepadaku. Pikiranku mulai aneh" tapi aku menepisnya.
"Oke a aku tunggu."ucapku.
Dia hanya membaca pesanku.
Akhirnya waktu menunjukkan jam 10 malam. Masih tak ada kabar darinya. Aku mencoba menelponnya dan nomernya sibuk.
Aku coba bbm tapi belum di baca juga. Setengah jam kemudian pesanku dibalasnya.
"Aku otw kosan kamu". Ucapnya.
Sampailah dia di kamarku. Dia langsung membaringkan tubuhnya di kasurku aku hanya menatapnya dengan penuh kesedihan.
Kebiasaan yg sering dia lakukan ketika bertemu denganku hilang begitu saja.
Aku memberinya segelas air putih dan dia meneguknya habis.
"Kamu haus a?".ucapku.
"Ia haus".jawabnya.
Sedih yang teramat sedih tergores rasanya hati ini melihat sikapnya yang berubah tak seperti dulu lagi.
Sedari awal dia hanya membaringkan tubuhnya dan tak ada sepatah kata pun yg terucap.
Aku mencoba duduk di samping tubuhnya dan ikut membaringkan tubuhku hingga kini kita sama" dalam posisi berbaring.
Aku mulai memberanikan diri untuk membuka suara.
"A kamu kemana aja sih. Aku kangen tau sama kamu. Kamu kangen gak sih sama aku?". Lirihku.
"Yang penting kan sekarang aku udah disini". Jawabnya.
Sakit rasanya hati ini. Aku menyandarkan kepalaku di dadanya. Hatiku perih rasanya mendengar jawaban singkat darinya.
Aku terbangun dan duduk kembali disampingnya memperhatikan setiap jengkal wajahnya. Aku sangat merindukan belaiannya, pelukannya, ciumannya, dan juga senyumannya tapi kini semua mungkin tak akan aku dapatkan kembali.
Mungkin kalian tahu bagaimana rasanya diperlakukan seperti itu oleh pasangan kalian.
Dan akhirnya hal yang aku tunggu" pun datang. Dia membuka pembicaraan. Dia mengusap" pipiku dengan penuh perasaan sesekali dia mengusap bibirku.
Tatapan tajam yg dia berikan membuatku terhanyut dalam buatannya melupakan semua fikiran negatif kepadanya.
Dia mendekatkan wajahnya dan dia mengecup bibir ku. Ritual yg selalu ku lakukan ketika bersamanya adalah berdoa kepada Tuhan agar kebahagiaan ini dariku dan membiarkan aku merasakan sempurnanya kebahagiaan yang aku rasakan saat ini.
Dia melepaskan pelukan dan ciumannya dan dia berpamitan.
"Aku pulang yah udah malem".ucapnya.
Sebenarnya aku tak rela klo dia pulang masih ada rasa rindu yg belum terobati.
"Ya udah a. Hati-hati". ucapku sambil mengecup punggung tangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sahabat dalam selimut
RomanceSahabat adalah anugrah terindah yang tuhan berikan. Tapi bagaimana bila seorang sahabat menusuknya dari belakang?