Sahabat dalam selimut

Bagian 7

Kembali lagi guys yah....

Dia membuka sletingnya dan mengeluarkan penis yang sudah berdiri tegak di depan wajahku.

Aku sangat syok, baru kali ini aku melihat penis asli didepan wajahku. Aku bingung dibuatnya dan aku menatap wajahnya.

"Yang jilatin penis aku dong". Pintanya.

"Tapi aku gak bisa a. Aku bingung".jelasku.

Seketika keringat dingin mengucur di keningnya. Aku dibuat gugup dan bingung. Tiba-tiba dia mendorong kepalaku dan secara otomatis aku memasukan penisnya kedalam mulutku.

Aneh rasanya geli yang aku rasakan benda kenyal dan besar memasuki mulutku. Aku mencoba memaju mundurkan kepalaku dan tanganku memegang penisnya.

Sesak rasanya mulutku ini. Penis sebesar itu masuk ke mulutku. Aku menjilat-jilat penisnya.

"Yang sedot dong penis aku".pintanya.

"Aahhhh gak mau a".protesku.

"Engga gak pph. Sedot aja gitu kepalanya".Ucapnya.

Akhirnya aku menurutinya dan menyedot-nyedot kepala penisnya. Erangan erangan kecil keluar dari mulutnya.

"Oh yeah terus yang. Aaawwwhhh". Kicaunya.

"Hmmmmmpppppp". Suara yg aku keluarkan.

Tak lama dari situ dia menyuruhku berdiri dan mengarahkan tanganku agar mengocok penisnya dah akhirnya dia mengeluarkan sperma dilantai dan di tembok.

Kami berdua membersihkan sisa sperma yg masih menempel di dinding kamar dan lantai.

Aku membawakannya minum. Dia minum cukup banyak dan sepertinya dia memang sangat kehausan.

"Aduh aku lemes. Aku cape."Ucapnya.

Tanpa basa basi aku langsung mengambil tisu dan mengelap keringat nya dia. Kening, leher, dada semua aku lap.

Aku mencoba memberanikan diri untuk memeluknya dari belakang. Sambil sesekali aku mengelap kembali keringatnya.

Rasa puas yang aku lihat di wajahnya, aku tak mau melepaskan pelukanku aku merasakan bahagia. Aku
. Dengan cara memeluknya aku merasakan jiwa kita menyatu. Aku dapat merasakan apa yang dia rasakan.

Jam telah menunjukan jam 11.55 malam. Dia berpamitan pulang dan mencium keningku dan aku mengantarkannya sampai ke depan gerbang.