Part III

7.5K 477 3
                                    

Happy reading!

*****

Niana's POV

Hari jum'at adalah hari yang di tunggu-tunggu oleh para pekerja, karena hari terakhir kerja dalam seminggu dan mungkin bagi yang sudah berkeluarga mereka akan menghabiskan waktu dengan pergi jalan-jalan. Berbeda denganku yang jomblo. Mungkin besok aku bisa tidur seharian? Aku menghela napas dan menaruh kepalaku di meja.

"Kenapa lo? Lesu banget" Tari berdiri di sampingku.

"Merenungi nasip" jawabku asal

"Nasip apaan? Jomblo?"

"Tuh lo tau"

"Kasian banget sih" ujarnya meledek

Aku mendengus lalu menegakkan tubuhku. "Besok lo ada rencana?"

"Iyalah, besok kan malam minggu. Waktunya para pasangan pacaran" ujarnya

"Trus?"

"Ya besok berarti gue mau jalan sama
pacar gue Niana" katanya gemas.

Aku lesu dan kembali menaruh kepalaku. Aku lupa bahwa dia punya pacar. Sial sekali nasipku ini. Mungkin kalau Vica tidak sedang berbulan madu aku pasti akan menyeretnya ke mall.

"Gue balik ke meja gue ya" pamit Tari

"Hm" gumamku.

Mungkin besok aku bisa mengajak Demi atau Dahlia? Aku menggeleng. Ga mungkin kayaknya, mereka berdua sudah mempunyai anak, pasti sibuk ngurusi anaknya.

Maulvi. Ada satu nama yang terpikirkan olehku untuk kuajak jalan besok. Aku mengendus, mana mau dia. Dulu waktu kami pacaran aja engga pernah malam mingguan apalagi sekarang, aku dan dia engga punya hubungan apa-apa lagi selain mantan.

Aku melirik ponselku. Sudah beberapa hari ini dia mencoba dekat lagi denganku. Aku tidak mengerti apa maksudnya, tidak mungkin kan dia mengajakku balikan? Aku menggeleng. Engg mungkin lah.

"Lo ga pulang Ni?" tanya Tari

Aku buru-buru melihat jam, sudah jam empat ternyata. Gara-gara sibuk merenungi nasipku yang jomblo aku tidak sadar sudah waktunya pulang kantor.

"Nia!" Aku tersadar dari lamunanku karena panggilan Tari.

"Ya? Oh ini mau pulang" Aku membereskan semua barangku.

"Gue duluan ya! Udah di jemput sama adek gue" ujarnya

"Oke" jawabku singkat. Tari berlalu dari hadapanku.

Aku jadi berfikir tentang pulang ke Bandung. Mungkin weekend ini aku memutuskan untuk pulang ke Bandung dan menghabiskan waktu di sana dengan orangtuaku, aku anak tunggal, jadi pasti mereka kangen sama anak satu-satunya ini. Lagi pula aku kangen juga sama mereka dan sudah lama tidak bertemu mereka karena sibuk bekerja. Aku mengambil ponselku dan menelepon mamaku.

"Halo"

"Halo Ma"

"Ana, gimana kabarmu Nak? Kenapa jarang sekali nelepon?"

Aku meringis. "Kabar Ana baik Ma. Mama sama Papa gimana? Sehat kan? Ana sibuk dari kemarin Ma, jadi belum sempat nelepon"

"Syukurlah. Papa sama Mama sehat sayang. Jangan terlalu sibuk. Jangan lupa makan ya"

"Iya Ma. Ana kangen Mama"

"Mama juga kangen kamu sayang. Kamu sudah pulang kerja?"

"Iya udah"

"Ana, kemarin Maulvi ke rumah"

"Ngapain?" tanyaku kaget

"Dia mampir abis dari hotelnya. Nginep di sini kemarin. Dia juga cerita katanya kalian putus?"

Aku menghela napasku. "Iya Ma."

"Kenapa?"

"Nanti Ana ceritain. Ana mau pulang ke rumah sekarang. Mungkin sampai sana malam. Mama ga usah nungguin Ana"

"Yaudah. Hati-hati. Jangan ngebut ya. Kalau ngantuk istirahat dulu"

"Ya Ma. See you"

"See you too sayang"

Aku memasukkan ponselku ke dalam tas. Dan kembali kepikiran omongan Mama, buat apa Maulvi ke rumah orang tuaku?

To be continued

*****

Thankyou for reading! Please vote and comment😁🙏🏻

Back To YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang