Part XXII

4.2K 257 4
                                    

Happy reading!

*****

Maulvi's POV

Aku duduk di depan gedung hotel, menunggu Niana sambil merokok. Mengingat kejadian di kamar tadi, aku jadi berfikiran macam-macam. Sial, aku menginginkan lebih, dari sebuah ciuman. Tapi aku tahu, aku harus menahannya sampai kami menikah nanti.

"Al. Yuk" Niana berdiri di depanku. Aku secara otomatis melihat ke arah bibirnya yang sekarang agak membengkak.

"Al?" panggilnya.

"Bibir kamu bengkak. Gara-gara ciumanku ya?" Aku menatapnya menggoda.

"Ish" Niana memukul pundak ku dengan agak keras.

"Aw, sakit tahu!" Aku mengusap pundak yang di pukulnya.

Dia mendengus. "Kamu lebay"

Aku terkekeh lalu mematikan rokokku. "Mau ke mana?" tanyaku sambil mengulurkan tangan padanya.

Dia menggenggam tanganku, aku balas menggenggamnya. "Ke pantai."

"Jalan kan? Kamu nggak bawa topi?" tanyaku menatap kepalanya khawatir. "Panas banget sekarang Ana, tengah hari."

"Iya jalan. Aku nggak bawa topi, lupa. Udahlah gapapa yuk" Dia mengajakku berjalan. "Lagian pantainya dekat kok"

Ya memang aku membangun hotel di depan pantai, jadi ketika akan ke pantai tinggal keluar saja sudah langsung bertemu pasir.

Kami berjalan di pinggir pantai, dengan bergandengan tangan. Aku kembali berfikir, coba saja dulu waktu kami masih berpacaran, aku mengajaknya berjalan-jalan seperti ini. Pasti Niana tidak muak dengan sikap tidak peduliku, dan dia pasti tidak akan memutuskanku.

"Al?" Aku tersadar dari lamunanku ketika mendengar suaranya.

"Ya?" jawabku otomatis. "Kenapa? Panas ya?" Aku memegang kepalanya dan merasakan rambutnya agak sedikit hangat

"Nggak. Gapapa. Cuma mau es kelapa, kamu mau nggak?" tanyanya tersenyum kepadaku.

"Es kelapa? Di mana?" tanyaku heran

"Tuh di sana ada tukang es kelapa." Dia menunjuk ke arah penjual es kelapa.

"Yaudah, yuk."

"Tapi aku mau duduk di atas pasir." Dia menatapku memohon.

"Nanti dress kamu kotor Ana" kataku memperhatikan dressnya.

"Gapapa. Ya ya"

Aku menghela napas dan mengangguk. "Kamu cari tepat yang adem, aku pesen es kelapa dulu." Aku melepaskan genggamanku.

"Oke" Dia berjalan mencari tempat teduh di bawah pohon. Aku berjalan menuju penjual es kelapa dan memesan satu. Aku memesan satu karena Niana tidak menyukai kelapanya, dia meminum airnya dan aku memakan kelapanya. Setelah membayar dan membawa kelapa, aku berjalan menghampiri Niana yang sedang duduk di bawah pohon dan menatap ke arah laut. Aku duduk di sebelahnya, lalu memberi pesanannya. "Nih"

"Thankyou Al" Dia menerima kelapa dengan senyuman.

Aku memperhatikannya yang sedang meminum es kelapa, sedikit menyebalkan sebenarnya, dia meminum airnya pas cuaca sedang panas seperti ini dan aku cuma makan kelapanya dengan es batu kalau masih ada.

Back To YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang