Part VII

5.1K 366 3
                                    

Happy reading!

*****

Niana's POV

Tadi pagi Maulvi mengantarku ke kantor, dan mungkin kebiasaan ini akan bertahan cukup lama mengingat sifat Maulvi. Aku tersenyum, karena sampai kapan pun aku akan bisa menghindari atau menolaknya.

"Nia" panggil seseorang di depan kubikelku.

"Ya?" jawabku cepat lalu mendongak, dan melihat David, bosku.

"Ah ya ada apa Pak?" tanyaku berdiri

"Kamu ga makan siang?" tanyanya tersenyum.

"Oh, ini baru mau ke kantin bawah, Pak" jawabku

"Makan siang sama saya?" tanyanya.

Aku menatapnya kaget. Pak David mengajakku makan siang bersama? Tumben.

"Nia?" panggilnya

"Ah iya, boleh Pak. Tunggu sebentar, saya beres-beres dulu" ujarku

"Oke. Saya tunggu di depan lift" ujarnya lalu berjalan menunju lift.

"Ciee di ajakin makan siang sama bos" goda Tari yang sudah berdiri di samping kubikelku.

Aku mendengus. "Apa sih"

"Jarang lho Pak David makan siang sama karyawannya" ujar Tari

"Mungkin dia mau ngomongin kerjaan sama gue" kataku

"Bisa juga sih. Sana gih kasian Pak David nungguin lo" usir Tari

"Yaudah, byeee" ujarku sambil melambaikan tangan pada Tari. Ku dengar Tari mendengus di belakangku.

"Pak" sapaku

"Sudah? Yuk" ajaknya

Aku mengikutinya masuk ke dalam lift. Pak David itu keturunan bule. Ayahnya asli orang Jerman dan ibunya asli orang Jawa. Makanya orang-orang di kantor banyak yang memanggil dia bos ganteng. Walaupun bagiku masih gantengan Maulvi.

"Mau makan di mana Nia?" tanyanya

"Terserah Bapak aja. Saya mah ikut aja" jawabku

"Keberatan kalau kita makan di luar?" Pak David melirikku.

"Engga." balasku singkat.

Lift sudah sampai di lantai lobby. Aku mengikutinya ke arah mobil yang sudah siap di depan pintu masuk. Pak David membukakan pintu untukku.

"Thankyou" ujarku yang di balas senyuman olehnya.

"Kita makan di restaurant favorit saya ya?" tanyanya ketika sudah duduk di sampingku.

"Iya Pak" jawabku.

"Kalau di luar jangan panggil saya Bapak, kita cuma beda dua tahun Nia. Panggil saya David aja" ujarnya

"Oke David." ujarku

*****

Aku dan pak David sudah sampai di restaurant yang katanya favoritnya.

Back To YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang