Part XIX

4.1K 283 0
                                    

Happy reading!

*****

Niana's POV

Aku memasuki kantor dengan semangat. Tadi Maulvi mengantarku, semalam dia menginap di apartemenku dan tidur di sofa ruang tamu. Ku pikir dia akan tidur di kamarku seperti waktu itu, tapi nyatanya tidak. Dan salah satu yang membuatku semangat adalah, nanti malam aku ke Bali! Aku tidak sabar untuk menghabiskan waktu di pantai, mengingat pantai aku ternyum lebar.

"Pagi" sapaku ketika memasuki ruangan.

Mereka semua melihatku dengan mengerutkan kening, mungkin mereka pikir aku gila karena pagi-pagi udah tersenyum sangat lebar. Tapi aku tidak peduli, yang penting nanti malam aku ke Bali sama Maulvi!

"Semangat banget lo" tegur Tari ketika aku sudah duduk di kursiku.

"Hm" jawabku singkat masih dengan senyuman lebar.

"Kenapa lo? Di lamar sama pak Bos?" tanyanya.

Senyumku langsung luntur, sialan. Mendengar namanya saja sudah membuat moodku down. Lagian apa tadi katanya? Di lamar? Padahal aku sudah menjelaskan kemarin, kalau aku tidak punya hubungan apapun dengan bosku.

"Ngapain dia ngelamar gue, pacaran aja engga" kataku kesal.

"Lah kali aja. Pak David langsung ngelamar lo."

"Udah ah, males gue bahas dia." Aku menghidupkan komputerku dan bekerja dengan semangat. Setengah jam kemudian ponselku berbunyi menandakan ada chat masuk, aku mengambil lalu tersenyum, Maulvi! Aku buru-buru membacanya.

Aku udah sampai.

Kok cepat? Ngebut ya?

Engga kok. Jalanan engga macet karena hari jum'at.

Oke. Happy working!😘💪🏻

You too. See you later Ana😊😘

see youuu~

Aku masih tersenyum lebar. Maulvi berhasil mengembalikan moodku seperti sebelumnya.

*****

Aku sedang menunggu Maulvi menjemputku di lobby ketika David dan ibunya berjalan menghampiriku.

"Halo Niana" sapa Devina

Aku tersenyum canggung. "Selamat siang bu Devina."

"Kamu nunggu siapa? Mau bareng?" tanyanya

"Engga usah. Bentar lagi dateng kok" tolakku

"Kamu nggak bawa mobil?" tanya David

"Engga." jawabku singkat

"Yaudah bareng aja." ajak Bu Devina

"Engga udah Bu." tolakku dengan halus.

"Udah ayok" David mengenggam tanganku dan menarikku ke mobilnya. Aku buru-buru melepasnya tangannya dan terpaksa masuk ke dalam mobil.

Ketika berada di dalam mobil aku mengeluarkan ponselku dan memberi tahu Maulvi untuk menunggu di Algire Coffee, karena lumayan dekat dari kantorku.

"Nanti turunin saya di Algire Coffee saja Pak" ujarnya kepada David

"Lho kenapa? Di antar ke rumah aja langsung, gapapa Niana" ujar Devina.

Aku meringis. "Engga usah Bu. Saya sudah di tunggu."

"Sama teman kamu? Yaudah Vid, anterin Niana ke Algire, mama juga pengen beli kuenya."

"Oke" jawab David singkat.

Back To YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang