Part VIII

4.6K 363 0
                                    

Happy reading!

*****

Maulvi's POV

Aku sedang menunggu Niana selesai masak di ruang tamunya. Setelah tadi siang dia mematikan teleponku yang membuatku kesal setengah mati. Ngapain coba bos nya Ana ngajak makan siang berdua doang, aku yakin dia pasti tertarik sama Ana. Aku mendengus, dia nggak akan bisa memiliki Ana, karena dia milikku. Aku berkata puas dalam hati.

"Al" Niana berdiri di depanku.

"Ya?" jawabku singkat.

"Makanannya udah matang. Yuk makan" ajaknya tersenyum. Aku mengangguk lalu mengikuti langkahnya menuju meja makan.

"Aku masak sayur bayam sama ayam goreng" ujarnya

"Hm" Aku lalu duduk di kursi meja makan. Niana mengambilkan aku nasi dan lauk pauknya.

"Nih" Niana menaruh piring di depanku.

"Thanks" jawabku singkat.

Aku memakan masakan Niana, lalu tersenyum masakan Ana selalu enak ke dua bagiku, pertama di tempati Mamaku pastinya. Aku melirik Ana yang sedang menyuap nasinya.

"Ana" panggilku

"Ya?"

"Besok aku anter kamu ke kantor lagi" kataku

"Oke" jawabnya singkat

"Tumben kamu nggak ngajak aku berdebat dulu" ujarku meliriknya

"Ngapain berdebat kalau akhirnya aku kalah" ujarnya kesal

Aku terkekeh. "Good girl" yang di balas dengan dengusan.

"Besok juga makan siang sama aku" ujarku

Niana menengok menatapku. "Why?"

"Biar kamu nggak makan sama bos kamu yang keganjenan itu" ujarku

"Dia nggak keganjenan Al" katanya

"Nggak keganjenan apa? Kalau ngajak makan siang sama karyawatinya cuma berdua" ujarku sinis

"Mungkin dia nggak ada buat teman makan siang tadi." kata Niana keras kepala

"Aku nggak pernah ngajak anak buahku makan siang berdua. Pasti rame-rame. Dan lagi kalau dia nggak punya teman makan, makan aja sendiri apa susahnya" ujarku

"Terserah kamu deh"

"Kamu senang di ajak makan siang sama dia?" Aku menatapnya tajam

"Ya engga" jawabnya menatapku

"Terus? Kenapa kamu bela dia dari tadi?" tanyaku sinis

"Siapa yang ngebela? Aku kan cuma kasih pendapat."

"Taulah" Aku kembali menyuap nasiku.

Niana masih melihatku sampai akhirnya dia menghela napas lalu kembali memakan makanannya.

"Aku nginap sini malam ini" ujarku ketika Niana sedang mencuci piring.

"No" jawabnya cepat.

"Why?" tanyaku

Niana berbalik menatapku. "Karena di sini cuma ada satu kamar Al, kamu tau kan?"

"Aku tau" balasku santai

"Terus kenapa kamu maksa buat nginep?" tanyanya bingung

"Aku akan tidur di sofa. Dulu juga gitu kan?" ujarku tersenyum

"Tapi kan..-"

"Aku udah bawa baju. Aku mandi dulu ya" potongku lalu berjalan ke kamarnya, memakai kamar mandi yang berada di kamarnya.

"Heiii! Pake yang di luar aja! Aku mau mandi Al. Al" teriaknya kesal

Aku tidak peduli masih berjalan santai ke kamarnya. Aku tersenyum lebar ketika mendengarnya menggeram di belakang sana.

Setelah selesai mandi aku melihat Niana sedang menghapus makeupnya.

"Kamu lama mandinya" katanya cemberut

"Kenapa kamu nggak mandi di luar aja?" tanyaku

"Ini kamarku. Harusnya aku yang ngomong gitu" ujarnya sinis menatapku yang masih berdiri depan pintu kamar mandi.

"Sana cepat mandi" suruhku

Niana mendengus lalu berjalan cepat ke kamar mandi setelah menyingkirkanku menjauh. Aku tersenyum kecil lalu berjalan menuju kasur dan mengistirahatkan tubuhku di sana.

Rasanya aku baru tertidur lima menit ketika ada yang menggoncang tubuhku.

"Al. Maulvi! Bangun!"

"Hm"

"Maulvi! Katanya kamu tidur di sofa depan! Kenapa malah tidur di sini! Cepat pindah!"

"Aku ngantuk Niana"

"Nggak mau tau. Lagian siapa suruh tidur di sini! Cepat!"

"Nggak mau"

"Ish!"

Aku merasakan ranjang di sebelahku bergoyang. Pasti Niana tidur di sebelahku.

"Besok aku nggak akan ngizinin kamu nginep lagi" ujarnya. Aku mendengar ucapannya walaupun sayup-sayup.

Aku melingkarkan lenganku ke perutnya yang tidur memungungiku.

"Nggak usah peluk-peluk" Niana menepis lenganku

"Diam Niana. Just sleep." Niana mendengus kesal.

Aku tersenyum karena tidak ada gerakan menolak lagi darinya.

To be continued~
*****

Thankyou for reading! Please vote and comment😁🙏🏻

Back To YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang