Part XIII - Flashback

3.9K 281 1
                                    

Happy reading!

*****

Niana's POV

Flashback on.

Aku memandang ponselku, sudah beberapa hari ini Maulvi tidak mengabariku. Dia baik-baik saja kan? Aku mengambil ponselku lalu mengirim chat padanya.

Hey.. Al lagi apa? Kenapa tidak mengabariku?

Setelah menunggu lima menit akhirnya dia membaca chatku. Cuma membacanya tidak di balas.

Al?

Aku sibuk.

Oh. Tapi kamu baik-baik aja kan?

Tidak di balas lagi.

Aku ganggu ya?

Ya. Aku lagi meeting.

Aku mengehala napas, selalu seperti ini. Dia bahkan tidak pernah mengabariku atau menelponku. Aku pacarnya kan?

Yaudah, kamu baik-baik ya, jangan lupa makan. Maaf sudah menganggu. I love you.

Dia cuma membacanya tidak di balas. Aku tersenyum miris sambil menatap ponselku.

*****

Aku nelihat hotel di hadapanku. Hotel milik Maulvi. Aku mengirim chat padanya pagi tadi. Tapi dia belum membalas ataupun membacanya. Aku takut terjadi sesuatu padanya, jadilah setelah pulang kerja aku mampir sebentar ke sini sekarang memastikan bahwa dia baik-baik saja. Aku keluar dari mobilku dan melihatnya sedang berjalan sambil mengobrol dengan Devon. Aku berdiri menunggu di depannya. Dia sama sekali tidak melihat atau melirikku, bahkan mungkin dia tidak menyadari keberadaanku.

"Hai Niana" Devon menyapaku, bukan Maulvi.

"Hai Devon" Barulah Maulvi melihatku.

"Ngapain kamu di sini?" tanyanya melihatku bingung.

"Emm, kamu nggak balas chatku tadi pagi. Aku takut kamu kenapa-napa makanya aku samperin kamu ke sini" jelasku.

"Oh." Aku menatapnya cengo. Cuma 'Oh'?

Aku melihat Devon memukul pundaknya.

Maulvi menatap Devon tajam lalu mengelus pundaknya. "Aku sibuk dari pagi jadi nggak sempat lihat ponsel" jawab Maulvi

Aku cuma bisa mengangguk.

Maulvi melihat ke arah langit lalu menatapku kembali. "Jadi karena kamu udah lihat aku, sekarang pulang gih." Maulvi mengusirku?

"Emm, kamu ada acara abis ini? Aku mau ngajak kamu makan malam, kita udah lama mggak ketemu." kataku menatap Maulvi memohon.

"Aku harus ke Bali malam ini. Ada masalah di sana. Kapan-kapan aja." jawabnya lalu berlalu dari hadapanku menuju mobilnya. Aku menunduk.

Devon menatapku iba. "Maafin teman gue ya. Dia emang gitu orangnya. Nanti gue pukul karena udah bersikap brengsek kayak tadi." Aku cuma bisa mengangguk sambil menahan airmataku.

"Gue tau lo cewe kuat" Devon menepuk pundakku memberi semangat. Lalu berjalan menuju Maulvi yang sedang menunggu di balik kemudi.

Aku melihat mobilnya melewatiku tanpa berhenti, aku melihatnya sampai mobil menghilang dari pandanganku. Air mataku menetes, sial kenapa aku cengeng sekali.

Back To YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang