Part XVIII

4.1K 284 1
                                    

Happy reading!

*****

Niana's POV

Aku melirik ke arah Maulvi yang sedang memelukku erat. Ternyata memang dia mengira aku pacaran dengan David. Mengingat David emosiku kembali, sial pokoknya kalau besok gosipnya masih ada, aku akan memarahi David di depan para karyawannya, tidak peduli aku akan di pecat.

"Kamu gapapa?" Maulvi mengelus rambutku.

"Hm?"

"Kamu tadi mendengus. Ada apa?" Aku tidak sadar kalau mendengus. Aku menggeleng.

"Masalah kantor?" tanyanya lagi

"Hm. Di kantor lagi ada gosip yang nggak enak. Aku nggak suka" kataku memberi tahunya

"Gosip apa emang?" Aku menceritakan semua yang terjadi hari ini padanya.

"Ana, bos kamu itu suka sama kamu" Maulvi menjauhkan tubuhku tanpa melepas tangannya di bahuku. Aku mendongak menatapnya.

"Aku tahu. Dia ngomong tadi." ujarku

"Terus?"

"Yaudah nggak ada terusannya."

"Kamu suka sama dia?"

Aku mendengus. "Engga. Selama beberapa hari kemarin aku jadi tahu sifat sebenarnya itu bossy. Tukang perintah." jelasku padanya

"Aku bossy nggak?" Dia bertanya sambil menatapnya serius.

"Kadang." jawabku menyeringai.

Dia mendengus. "Kamu udah bisa menyeringai sekarang."

"Kan di ajarin sama kamu" kataku cepat.

"Terus kalau misalnya besok kamu kerja, dia masih dekatin kamu gimana?" Ternyata dia masih membahas topik sebelumnya.

Aku menggeleng. "Aku nggak mau tanggapi lagi. Nanti kalau aku ladenin dia ngiranya aku suka sama dia lagi."

"Emang kamu suka nya sama siapa?" Dia bertanya dengan menahan senyumnya.

"Kim." Aku menahan senyumku.

Dia menatapku tajam. "Kim? Kamu suka sama Kim? Dia sudah menikah Ana, sama Vica, sahabat kita."

"Maksud aku itu Hakim" Aku tersenyum lebar. Aku melihat mulutnya terbuka, aku tertawa.

"Kamu ngeselin!" Dia menatapku tajam, "Berhenti tertawa Ana!"

Aku berhenti tertawa dan mengatur nafasku. "Oke oke"

Aku menyandarkan tubuhku ke dadanya. "Kamu nggak pulang?"

"Kamu ngusir aku?"

Aku mengangguk. "Iya"

"Ish!" Dia memukul kepalaku pelan.

Aku meringis. "Sakit!"

"Aku mukulnya pelan. Kamu lebay" belanya

"Tetap aja, kan tenaga laki-laki beda sama perempuan. Menurut kamu pelan, tapi menurut aku itu kencang!"

"Oke, aku salah. I'm sorry." Dia mencium puncak kepalaku.

"Pulang Al. Udah malam, besok kamu kerja kan?"

"Kamu beneran ngusir aku? Aku tidur sini." ujarnya

"Engga engga. Kamu engga bawa baju" ujarku

"Aku ninggalin bajuku di lemari kamu Ana" balasnya menyeringai. Aku mendengus, melupakan fakta itu. Memang waktu itu ketika dia menginap, dia menaruh banyak baju di lemariku, setelan kerja dan baju santainya.

"Kamu nggak punya alasan buat nyuruh aku pulang lagi." Aku tahu tanpa melihat pun tahu, pasti dia sedang menyeringai menang sekarang.

"Baju kamu udah aku buang semua."

"Aku nggak percaya"

"Iyalah, kalau percaya sama aku kamu musyrik" Aku tersenyum.

"Es krim kamu mencair Ana" Aku menatap ke arah tanganku, ah aku melupakan es krimku.

"Kamu sih" kataku sambil memakan es krim yang kini sudah menjadi air.

"Laki-laki selalu salah." gumamnya. Aku tersenyum mendengarnya.

"Hari sabtu ikut aku ke bali ya?" ajaknya

"Ngapain? Sabtu kan lusa"

"Iya lusa. Lihat hotelku yang ada di sana." ujarnya

"Semalam doang? Minggu pulang gitu?" tanyaku

"Iya minggu pulang, senin nya kan kamu kerja."

"Aku mau ikut. Udah lama nggak ke bali." Aku kembali mengingat kapan terakhir aku ke Bali? Mungkin enam bulan yang lalu? Waktu Demi masih tinggal di sana.

"Oke."

"Gimana kalau besok malam aja kita berangkatnya? Jadi sabtu nya udah di sana" usulku

"Kalau itu mau kamu, yaudah. Nanti aku pesan tiketnya."

"Sekarang aja. Nanti ke buru abis" Aku mendongak menatanya.

Dia menghela napas. Mengambil ponselnya dan membuka aplikasi travel.

"Jam berapa? Kamu nggak ada lembur kan besok?" tanyanya

"Iya nggak ada. Jam delapan?"

"Jam segitu arah ke bandara masih macet. Jam sepuluh aja ya?" usulnya

"Oke." Aku berdiri dari sofa dan berjalan menuju dapur, mencuci piring bekas es krimku. "Aku packing dulu ya" ujarku dengan senyuman lebar.

"Kamu semangat banget." komentarnya.

"Nanti kalau mau pulang, di tutup yang benar pintunya ya Al" Aku masuk ke dalam kamarku.

"Aku tidur sini Ana! Berhenti menyuruhku pulang!" Aku tersenyum mendengar teriakan nya.

Aku mengambil koperku dan memasukkan beberapa baju dengan semangat. Bali i'm coming!

To be continued~
*****

Thankyou for reading. Please vote and comment😁🙏🏻

Back To YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang