Part XIV

3.9K 287 0
                                    

Happy reading!

*****

Maulvi's POV

Aku sedang duduk di restaurant milik Brian. Masih memikirkan ucapan Niana minggu lalu. Ya, sudah berlalu seminggu dan Niana bahkan belum mengabariku. Aku memang sengaja memberinya waktu. Dan memilih untuk menunggu keputusannya, yang entah kapan akan berakhir. Jujur aku rindu dengannya, karena sejak memberinya waktu untuk berfikir aku tidak lagi mengantar jemputnya, cuma sekadar mengirim chat padanya yang untungnya di balas.

"Lo kenapa sih seminggu ini?" Brian duduk di sebelahku.

Aku menggelang menjawab pertanyaannya.

"Kenapa? Niana nggak mau balik sama lo?" tanyanya tepat sasaran.

Aku mengangguk. Ku dengar dia menghela napas. "Lo harusnya ke club nya Alip, jadi kenapa malah ke sini"

"Gue udah ke sana. Bosen."

"Jadi lo ngajak Nia balikan tapi dia nolak lo?"

"Dia nggak nolak. Dia ngomong cuma butuh waktu"

"Sama aja bloon!"

"Beda! Dia belum ngasih jawaban!" kataku keras kepala

"Oke oke. Jadi lo di gantungin?"

Aku mengangkat ke dua bahuku. "Maybe"

"Mol" panggilnya

"Hm"

"Gue mau ngomong sesuatu. Tapi lo jangan marah ya"

Aku mengangguk.

"Sebenarnya dua hari yang lalu Nia ke sini" ujarnya

"Ngapain?" Aku menatapnya bingung.

"Makan siang."

"Sendiri?" tanyaku

Dia menggeleng. "Engga berdua"

"Sama Tari?"

"Tari perempuan?" tanyanya

"Iyalah bego!" jawabku kesal

"Berarti itu bukan Tari. Soalnya dia sama laki-laki."

Aku menengang mendengar ucapan Brian. Laki-laki?

"Bule?" tanyaku

"Hm. Iya bule" Brian mengangguk.

"Itu bosnya. David."

"Bos? Kok kayaknya dekat banget? Gue pikir gebetan barunya Niana"

Aku menggeleng. "Tapi kayaknya tuh cowok suka sama Niana"

"Iyalah! Dari gelagatnya gue lihat dia emang ada rasa sama Nia" kata Brian

Aku terdiam memikirkan, apa mungkin ini jawaban Niana? Dia tidak mau balik denganku dan memilih David menjadi penggantiku? Mungkin dia sudah tidak cinta padaku.

"Mol?"

"Gue balik ya" Aku berdiri dari tempat dudukku.

"Mol sorry, gue harusnya engga ngomong gitu ya?" ujarnya bersalah

Aku menggeleng. "Gapapa. Justru karena lo ngomong gue jadi sadar."

"Lo nyerah?"

Aku menatapnya. "Belum."

"Jangan nyerah Mol! Gue yakin lo bisa dapetin Nia balik!" Brian tersenyum.

Aku membalas senyumnya. "Thanks bro." Lalu berjalan keluar dari cafenya. Mungkin besok sore aku menjemput Ana di kantornya. Aku harus memastikan sesuatu.

*****

Aku melihat Niana keluar dari kantornya bersama David. Kenapa mereka berdua? Aku keluar dari mobil lalu berjalan menghampiri mereka.

"Ana" panggilnya. Niana melihatku, kaget.

"Hai." sapaku.

"Oh hai." jawabnya.

"Kamu mau pulang?" tanyaku

"Iya." Dia mengangguk. "Kamu ngapain di sini?" tanyanya

"Jemput kamu." jawabku

"Aku kan nggak minta jemput." ujarnya

"Iya aku tahu. Aku pengen ketemu kamu. Udah seminggu kita engga ketemu." jelasku.

Dia melirik ke sebelahnya. Tepatnya ke arah David.

"Maaf Maulvi aku..-"

"-Ahh ya aku ngerti. Yaudah, aku pulang dulu. Bye" potongku lalu berbalik berjalan kembali menuju mobilku. Aku mengerti dan menyadari sesuatu. Niana tidak akan kembali padaku. Dia memilih David. Bahkan dia memanggilku Maulvi, bukan Al seperti biasanya.

Aku menjalankan mobilku menahan sesak, seharusnya aku dulu tidak melepasmu Ana.

*****

Siang ini sepulang dari hotelku yang berada di Bandung, aku mampir ke coffee shopnya Noval.

"Lo mau minum apa Mol?" Noval bertanya padaku.

"Apa aja." jawabku singkat.

"Muka lo kusut banget." komentarnya.

"Hm"

Noval sedang meracik minumanku, ketika ada suara yang menegurku.

"Lo Maulvi?" Aku menengok ke samping dan melihat David di sebelahku.

"Oh hai" sapaku singkat

"Lo nggak kerja?" tanyanya

Aku menggeleng. "Lo sendiri?"

"Abis meeting sama klien" jawabnya.

Aku melihat Noval melirik ke arah kami.

"Gue tau lo sama Niana udah engga ada hubungan apa-apa lagi." ujarnya

"Niana ngasih tau lo?"

"Ya"

Aku mengangguk.

"Jadi karena lo ngfak punya hubungan lagi sama Niana. Gue minta sama lo, jangan dekatin Niana lagi." katanya dengan nada tajam

"Kenapa? Ana nggak ngelarang gue." tanyaku menantang

"Karena dia sekarang cewe gue."

Aku menatapnya tajam. Jadi benar Niana menolakku dan memilih dia.

"Jadi lo jangan ketemu sama Niana lagi"

"Kenapa lo ngelarang gue? Terserah gue mau ketemu Ana atau engga. Lo nggak berhak ngelarang." kataku sinis.

Noval kembali melirik ke arah kami dengan dahi mengerut.

"Niana nggak mau ketemu sama lo. Gue udah tau cerita kalian, Niana nggak akan bahagia sama lo. Sedangakan sama gue dia bahagia. So jangan deketin Niana lagi. Biar dia bahagia sama gue." ujarnya lalu berjalan keluar.

"Siapa sih dia?" Noval melihat punggung David kesal.

"Bos nya Niana. Sekarang pacarnya" jawabku.

Noval menatapku. "Lo percaya?"

Aku mengangkat kedua bahuku.

Noval menghela napas. "You give up?"

"If it makes Niana happy, i'll do." ujarku pelan

Ya aku akan melakukan apapun yang penting Ana bahagia, walau dengan David sekalipun, setidaknya David tidak brengsek sepertiku.

To be continued~
*****

Thankyou for reading! Please vote and comment😁🙏🏻

Back To YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang