Part XI

4.4K 303 2
                                    

Happy reading!

*****

Niana's POV

Aku sedang berada di salah satu restaurant di Jakarta, acara kantor. Karena kemarin adalah hari anniversary kantorku yang ke lima. David, bosku mengajak kami semua untuk makan bersama dengan dan berkata supaya kami semua bisa saling lebih mengenal lagi masing-masing.

"Lo pulang sama siapa jadinya Ni?" tanya Tari

"Sama Maulvi. Dia barusan bilang mau jemput gue"'ujarku

Tari menghembuskan napas lega. "Untung deh. Kalau misalnya dia ga bisa, tadinya gue mau anterin lo dulu, baru abis itu gue berangkat ke rumah tante gue." jelasnya

"Ga udah lagi. Kalau emang Maulvi nggak jemput gue pulang naik taksi aja" kataku tersenyum.

Tari mendengus. "Malam-malam gitu?"

"Belum terlalu malam Tar" ujarku

"Sekarang. Lah kalau nanti? Belum lagi tadi lo dengar kan, anak-anak yang lain minta karaoke dulu abis ini"

"Ya gue nggak ikut." ujarku

"Terserah lo deh Ni"

Aku kembali memakan puddingku yang terhambat karena Tari mengajakku mengobrol.

"Eh Ni, Pak David lagi jalan ke arah lo" Tari berbisik di telingaku.

"Hah?" Aku menengok ke arahnya. Tari menunjuk ke depan dengan dagunya ke depan, aku mengikuti arah yang di tunjuknya dan melihat David sedang menuju ke arah kami.

"Hai" sapanya.

"Halo Pak" jawabku dan Tari bersamaan.

David duduk di sampingku. "Kalian ikut karaoke nanti?" tanyanya

"Engga Pak, saya ada acara besok. Jadi hari ini harus pulang nyiapin buat besok" ujar Tari

"Kamu Nia?"

"Nia ikut Pak" Aku menatap Tari tajam, yang di balas dengan senyuman tanpa dosa.

"Kamu berangkat saya aja Nia. Kamu nggak bawa mobil kan?" David menatapku tersenyum.

"Saya belum tahu ikut atau engga nya Pak" kataku cepat. Aku tidak mungkin ikut karaoke dengannya. Maulvi mengajakku keluar malam ini.

"Kenapa? Kamu ada janji sama seseorang?" tanya David

Sebelum aku menjawab, Tari menjawabnya. "Tidak ada Pak"

Aku kembali menatapnya tajam. Tari sialan! Memang dia tidak tau aku ada janji dengan Maulvi. Tapi kan yang di tanya sama David aku bukan dia.

"Maaf Pak jangan dengarin omongan Tari. Saya memang ada janji sama seseorang" ujarku

"Oh. Siapa?" tanya David

"Ada janji sama siapa lo? Kok nggak ngomong sama gue?" Tari menatapku curiga sedangkan David menatapku penasaran.

"Sama...-" Baru aku akan menjawab pertanyaannya ketika ada suara yang memotong ucapanku.

Back To YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang