Part XV

3.8K 280 0
                                    

Happy reading!

*****

Niana's POV

Sudah seminggu lebih sejak Maulvi datang ke kantorku waktu itu. Dia berkata ingin bertemu denganku. Sebenarnya aku ingin pulang dengannya saat itu, tapi aku sudah ada janji dengan teman-teman kantorku untuk makan malam bersama, dan kebetulan pak David memberiku tumpangan karena aku tidak membawa mobilku.

Ngomong-ngomong tentang pak David, sekarang dia makin sering mengajakku berbicara, aku tidak tahu apa yang terjadi dengannya.

"Tar" panggilku ketika Aku dan tari sedang makan siang di kantin kantor.

"Hm" jawabnya singkat

"Lo sadar nggak sih, pak David tuh dari kemarin ngajakin gue ngomong mulu. Udah gitu dia juga sering nawarin anterin gue pulang." ceritaku

"Dia suka sama lo kali" jawabnya asal

"Lo mah ngasal aja kalau ngomong" Aku melempar tisu padanya.

"Lah kali aja. Lagian juga kan lo lagi jomblo" ujarnya

"Tapi kan dia tahunya gue punya pacar. Soalnya waktu itu Maulvi ngenalin dirinya sebagai pacar gue." ujarku tersenyum senang, teringat ucapan Maulvi yang mengatakan aku pacarnya.

Tari meringis melihatku. "Sorry Nia. Sebenernya pak David tahu lo sama Maulvi udah putus. Dia nanya sama gue waktu kalian pulang selesai makan malam waktu itu. Karena dia maksa banget cerita, makanya gue ceritain kalau sebenarnya kalian udah putus." jelasnya

Aku terdiam. Pantas saja dia gencar sekali mendekatiku. Dia suka padaku? Karena tahu aku sedang jomblo?

"Sorry ya Nia" Tari menatapku merasa bersalah.

"Ya udahlah. Gapapa" jawabku

"Lagian lo mau nungguin Maulvi sampai kapan? Dia aja sampai sekarang nggak ngajak lo balikan." ujarnya

Aku terdiam. Aku memang tidak menceritkan kalau Maulvi mengajakku balikan pada tari. Karena aku tidak terlalu dekat dengannya, sebenarnya kami cuma teman satu kantor. Aku cerita sama sahabatku yaitu, Demi, Sarah, Dahlia dan Vica.

Aku diam saja tidak menjawab pertanyaannya, lebih memilih memakan makan siangku.

*****

Selama beberapa hari ini, David memperlakukan ku seperti pacarnya. Dia sering mingirimiku chat, yang seperti orang pacaran. Jujur, aku tidak suka. Aku lebih suka Maulvi yang mengirimiku chat seperti itu. Ah Maulvi, kamu ke mana? Aku kangen.

"Niana pulang bareng aku" perintah David di depan kubikelku.

Aku mendongak menatapnya. "Maaf Pak, saya ada janji dengan seseorang." jawabku.

"Siapa?" Dia bertanya dengan nada tidak suka. Kenapa dia? Aku tidak suka, seakan-akan dia pacarku yang sedang cemburu.

"Bukan urusan bapak." jawabku ketus.

"Kamu di jemput sama cowo lain?" tanyanya tajam.

Aku berdiri dari kursiku. "Permisi Pak" ujarku lalu berjalan menuju lift. Memangnya siapa dia? Menanyaiku seakan-akan aku pacarnya. Aku mendengus.

*****

Aku berjalan menuju restaurant tempat para sahabatku berada. Aku melihat mereka yang sudah berkumpul menungguku datang.

"Haii, sorry lama. Macet soalnya jam-jam pulang kerja" ujarku lalu duduk di samping Dahlia.

"Gue juga baru dateng kok." ujar Vica tersenyum.

"Gue juga." ujar Demi dan Sarah berbarengan.

"Iya. Lo semua baru datang. Gue sendirian di sini dari setengah jam yang lalu!" kata Dahlia kesal. Kami semua menertawakannya.

Kami mengobrol menggoda Vica yang baru pulang dari bulan madunya.

"Mana oleh-oleh buat gue!" pinta Dahlia.

"Ada kok. Nanti ya, gue lupa bawa. Belum di beresin juga." ujar Vica nyengir.

"Gue gue? Lo dapat nomor telepon bule buat gue kan!" kata Demi dengan semangat.

"Lo udah punya Brian, Dem" ujarku.

"Tau lo! Udah punya bule sendiri juga!" Vica melempar gumpalan tisu ke Demi.

"Brian mau di kemanain Demi" ujar Sarah.

"Gue sama Brian nggak ada hubungan apa-apa tau!" Demi cemberut.

"Bohong banget. Jelas-jelas lo pacaran sama Brian" ujar Dahlia.

"Gue nggak pacaran sama dia!" bela Demi

"Engga pacaran cuma teman bobo bareng." goda Sarah

Kami semua tertawa kecuali Demi yang cemberut.

"Teman bobo bareng." ledek Vica.

"Diam kalian semua!" Demi melotot kepada kami berempat yang masih tertawa.

Setelah puas menggoda Demi yang tidak pacaran sama Brian, cuma teman bobo bareng. Vica tiba-tiba melihatku dengan serius.

"Na, gue mau nanya deh" ujar Vica

"Nanya apa?" Entah kenapa aku menjadi gugup, apalagi sekarang mereka semua menatapku.

"Lo pacaran sama bos lo?" tanya Demi

Aku menatapnya bingung. "Hah?"

"Lo pacaran sama bos lo dan nolak balikan sama Maulvi?" tanya Demi lagi.

Aku menggeleng. "David?"

"Iya kata Noval namanya David" balas Dahlia.

"Engga. Gue nggak pacaran sama dia" jawabku.

"Beneran?" tanya Sarah

"Iya beneran!" Aku mengangguk meyakinkan mereka. "Gue nggak pacaran sama David. Gila suka sama dia aja gue engga"

"Oh" Vica mengangguk.

"Kenapa emang sih? Kenapa kalian tiba-tiba nanya gue pacaran sama David apa engga" tanyaku bingung.

"Soalnya beberapa minggu yang lalu. Noval cerita sama gue. Kan Maulvi lagi ada di Algire, nah trus tiba-tiba si David nyamperin Maulvi, trus bilang kalau dia pacaran sama lo. Dan nyuruh Maulvi untuk ngejauh dari lo" kata Dahlia Menjelaskan.

Aku kaget, David berkata seperti itu? Dia gila! Jelas-jelas aku tidak suka padanya. Kenapa main ngaku pacarku.

"Terus Maulvi percaya?" tanyaku pelan

"Iya." Vica mengangguk. "Bahkan Maulvi sempat bilang sama gue, dia nyerah Na, dia cuma mau lo bahagia. Dan si David bilang katanya lo bahagia sama dia, jadi Maulvi berfikir untuk nyerah, karena dia sayang sama lo dan mau lo bahagia" ujar Vica

Aku terdiam. Jadi itu alasan kenapa Maulvi tidak pernah menghubungiku atau menjemputku lagi? Karena dia sudah menyerah? Aku harus menjelaskan pada Maulvi kalau aku tidak ada hubungan sama David. Tapi pertama aku harus berbicara dengan David, kenapa dia mengatakan hal yang tidak benar kapada Maulvi. Aku akan menanyakannya besok, di kantor.

To be continued~
*****

Thankyou for reading. Please vote and comment😁🙏🏻

Back To YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang