"afgan ayo buruan" ucap raisa berjalan meninggalkan afgan yang sedang memarkirkan motornya
afgan berdecak "siapa yang susah di ajak kesini, sekarang siapa yang bawel buru-buru astaga untung gw cinta sama dia" mengigat bagaimana susahnya afgan membujug raisa untuk keluar dari kamarnya
raisa menghentakkan kakinya kesal "ayolah, jangan egois" ucap raisa karna susah untuk menyebrang jalan, terlalu banyak kendaraan yang berlalu lalang.
"sabar sayang" ucap afgan menggandeng tangan raisa
"hiss nanti ngga keburu afgan, aku harus dapet buku itu" keluh raisa, afgan tersenyum "ayo" afgan menarik tangan raisa lalu menyebrang, mereka berjalan beriringan menuju toko buku untuk membeli buku yang raisa inginkan
"yah'' raisa memanyunan bibirnya saat berada di depan toko buku, lemas melihat betapa panjangnya antrian. raisa menoleh ke afgan "kenapa ?'' tanya afgan
''kamu parkirnya kejauhan, antriannya udah panjang kan !" omel raisa
"jadi salah aku ?" tanya afgan menunjuk dirinya sendiri, raisa mengangguk "siapa yang mengurung diri di kamar dan ngga mau keluar ?" ucap afgan, raisa menatap afgan kesal
''jadi salah aku ?" ucap raisa lalu berbalik dan berjalan meninggalkan afgan
afgan berdecak "astaga, salah kan gw!" lalu mengejar raisa "raisa raisa"
di arah lain mindy sedang memarkirkan mobilnya di depan supermarket dekat toko buku yang ingin raisa datangi. mindy tersenyum miring, dia mendapatkan ide
raisa berjalan cepat, tidak memperdulikan afgan yang memanggilnya "raisa" teriak afgan berhenti di tempat dia memarkirkan motornya
mindy yang sejak tadi mengamati afgan dan raisa dari jauh mulai menjalankan mobilnya dan mengarah ke raisa "maafin gw raisa, lo yang maksa gw buat lakuin ini" ucap mindy menginjak gas mobil sehingga mobil mindy berjalan cepat ke arah raisa
raisa berhenti sejenak karna merasa ada mobil yang melaju ke arahnya, raisa berbalik "aaaaaa" teriak raisa melihat sebuah mobil yang melaju cepat ke arahnya
"raisaaaaaa" teriak afgan berlari
"awas. brug" raisa terjatuh tepat di atas orang yang menariknya "awwww" rintih raisa
"sial" decak mindy kesal lalu pergi
Raisa membuka matanya, tatapannya tepat menatap mata orang yang menyelamatkannya. Mereka saling diam memandang satu sama lain, afgan yang tiba di dekat mereka lalu berdehem "ekhem" deheman afgan membuat mereka tersadar, dengan cepat raisa berdiri
"maaf ya" ucap raisa
"ngga papa, kamu makin berat ya" jawab laki-laki itu tersenyum dan di balas senyum oleh raisa
Afgan mengamati laki-laki yang berdiri di depannya ini, laki-laki yang menyelamatkan pacarnya dan meranyu "kamu kenal sayang ?" tanya afgan berbisik
"o iya, afgan kenalin ini keenan. temen aku" ucap raisa, keenan mengulurkan tangannya pada afgan
"keenan"
"afgan, PACAR raisa" ucap afgan dengan penekanan di kata pacar, keenan mengangguk lalu beralih menatap raisa
"kamu ga berubah sa, masih seperti dulu" ucap keenan pada raisa, afgan mengerutkan dahinya. Bingung.
"aku bukan wanita yang cepat berubah. makasih ya, kalau ngga ada kamu ga tau deh tadi aku gimana"
Afgan membuang pandangannya asal "apaan ini ?"
"ya udah aku pergi dulu raisa, afgan" pamit keenan lalu pergi
Setelah kepergian keenan, afgan dan raisa juga pergi pulang. Selama perjalanan afgan diam, membuat raisa bigung.
afgan menghentikan motornya di depan rumah raisa "mau mampir ?" tanya raisa setelah turun dari motor afgan
"ngga usah, aku mau langsung pulang aja" ucap afgan
raisa berdiri di depan menghalangi motor afgan berjalan "permisi" ucap afgan, tangannya berayun mengisaratkan agar raisa minggir
Raisa membenarkan kacamatanya lalu menggeleng "ngga mau, kamu bilang dulu kamu kenapa ?"
afgn menghembuskan nafasnya kesal "keenan siapanya kamu ?" tanya afgan, raisa tersenyum 'jadi, dia kesal karna keenan ?'
"afgan, dia temen aku" ucap raisa meraih wajah afgan agar menatapnya
"teman ? kok pake bilang kamu ga berubah" raisa menggaruk kepalanya, walau tidak gatal hanya mengalihkan kebingungannya saja
"ayo jawab, jangan menyembunyikan apapun dari aku!"
"baiklah" pasrah raisa "keenan mantan aku" ucap raisa
"mantan!" kaget afgan, raisa mengangguk
"pacar gw, punya mantan seganteng dia ? waw" afgan tidak menyangka kalau keenan adalah mantan raisa "dia penulis buku terkenal itu kan ?" tanya afgan, raisa kembali mengangguk "waw keren" takjub afgan
"udah yah, ga usah di bahas lagi. dia kan cuma mantan aku" ucap raisa menyentuh tangan afgan, afgan mengangguk
"iya, ya udah kamu masuk gih. Aku mau pulang" raisa mengangguk lalu bergeser ke samping "aku pulang ya, sampai besok" pamit afgan
"hati-hati, jangan lupa kabarin aku kalau udah sampai" pesan raisa, afgan tersenyum lalu mengangguk setelah itu pergi untuk pulang dan raisa pun masuk ke dalam rumahnya
KAMU SEDANG MEMBACA
perfect true love
Fanfiction-Tamat- "ya, anggap saja ini kisah yang aku lukis hanya denganmu" ucapan raisa berhasil membuat afgan tersenyum "dan anggap juga lagu ini, nada kisah kita bersama" raisa tersenyum lalau mengangguk by: sella