malamnya, afgan membawa raisa kesuatu tempat "afgan pelan-pelan!" bentak raisa takut
"ada aku sayang, kamu ikutin aja" ucap afgan
"gimana ga takut, gelap gini" keluh raisa berpegangan kuat pada lengan afgan, mata raisa ditutup dengan penutup mata membuat raisa tidak dapat melihat dimana dia sekarang, yang dia tau dia bersama afgan
"sebentar lagi kita sampai, di depan ada tangga, melangkahnya hati-hati ya"
"aaaah afgan, buka ajalah nih penutup matanya ntar kalo aku jatoh gimana ?"
"ngga akan, aku ngga akan biarin kamu jatoh" raisa pasrah mengikuti afgan
"sampai" afgan membuka penutup mata. Raisa mengerjapkan matanya berkali-kali, senang melihat apa yang ada di depannya "so sweet" ucap raisa, matanya berkaca-kaca mungkin ia akan menangis
"kamu suka ?" tanya afgan, raisa mengangguk. Jelas saja raisa menyukainya, makan malam di tempat seindah ini.
"pemandangan nya indah banget, aku ga tau kalau ada tempat seindah ini" ucap raisa, pandangannya tak lepas dari hamparan gedung-gedung yang terang "kalo di liat dari sini indah banget ya, coba kalo deket hmm ga seindah ini"
senyum afgan mengembang, pikirannya melayang tentang kepertgian raisa 3 hari lagi "ini akan menjadi tempat istimewa kita" raisa mengangguk setuju
Raisa menoleh, menghadap afgan yang diam menatap langit "apa yang kamu pikirkan, afgan ?" tanya raisa menyentuh bahu afgan
"aku pasti kangen kita kaya gini" ucapan afgan terdengar melow
Raisa tersenyum simpul, ternyata raisa belum jauh mengenal afgan "ternyata aku belum sepenuhnya ngerti tentang kamu ya" Afgan mengangguk membenarkan ucapan raisa
"yang sepenuhnya tau tentang aku hanya mamah"
"kamu tau afgan ?" afgan menggeleng "apa ?" tanyanya
"terkadang aku masih belum percaya, kalau kita pacaran. Kamu tenar di kampus, banyak cewe yang naksir kamu tapi dari sekian banyaknya cewe yang suka sama kamu, kamu malah milih aku padahal aku kalah jauh cantiknya dari mereka" afgan menarik raisa dalam dekapannya
bisikan di malam hari bagai guntur gemuruh
seperti yang ku lihat dimatamu
ku rengkuh tubuhmu, dan kurasakan gerakanmu
suaramu hangat dan lembut
ini cinta yang tak bisa ku abaikanKarna kau kekasihku dan aku kekasihmu
aku melayang saat mendekapmu saat banyak hal diluar sana yang tak bisa ku raih
semua tiada arti saat aku bersamamumeski kadang ada saat aku merasa jauh, dan terkadang aku takut
tapi aku siap belajar tentang kekuatan cinta
suara detak jantungmu memperjelasnya, membuat rasa raguku menjauhcukup lama afgan memeluk raisa,waktu seakan berjalan sangat cepat hari ini. raisa mengehela nafasnya pelan, ikut merasakan yang afgan rasakan "aku pasti kembali, afgan"
"aku tau, ketampananku pasti akan membuatmu ingin cepat pulang" ucap afgan PD, raisa tersenyum lalu tertawa "pd banget sih kamu" timpal raisa, afgan ikut tertawa 'aku menghibur diriku sendiri'
****
afgan terlihat gelisah menunggu raisa, hari ini raisa akan berangkat ke amerik untuk melanjutkan kuliahnya "his, harusnya tadi aku ke rumahnya!" kesal afgan, tadi pagi saat afgan akan ke rumah raisa untuk berangkat bersama ke bandara, tiba-tiba raisa menelfon dan menolak untuk berangkat ke bandara bersamanyaAfgan mengetuk-ngetukan kakinya pada lantai, sudah hampir 30 menit afgan menunggu raisa di bandara "lama amat sih !"
"afgan" teriak raisa yang berjalan cepat mendekati afgan
"kamu lama banget sih" ucap afgan saat raisa sudah di dekatnya, raisa meringis "sorry" sesal raisa, tangannya ia letakkan di telinga
"lupakan, jam berapa kamu terbangnya ?" tanya afgan
"aku ga bisa terbang afgan, aku ga punya sayap"
Afgan menatap raisa tanpa ekspresi "haha lucu" ucap afgan dengan tawa yang di buat-buat
KAMU SEDANG MEMBACA
perfect true love
Fanfiction-Tamat- "ya, anggap saja ini kisah yang aku lukis hanya denganmu" ucapan raisa berhasil membuat afgan tersenyum "dan anggap juga lagu ini, nada kisah kita bersama" raisa tersenyum lalau mengangguk by: sella