karna hari ini libur kuliah di sebabkan ada wisuda, afgan dan raisa memanfaatkan hari ini untuk bermain di taman. tadinya afgan mengajak raisa untuk pergi ke mol untuk sekedar jalan-jalan, afgan pikir wanita akan senang jika di ajak ke mol tapi raisa menolak dan lebih memilih ke taman. Dan disinilah mereka, di kursi taman yang tak jauh dari rumah mereka.
afgan berbaring di pangkuan raisa, tangannya sibuk memainkan ujung rambut panjang raisa "keenan masih suka chat kamu ?" tanya afgan, raisa yang sedari tadi menatap danau di depan mereka lalu beralih menatap afgan
"udah engga" jawabnya tenang
"oh" afgan hanya meng-oh kan saja
"main ke sana yuk, kayanya danaunya bagus deh" ajak raisa, afgan mengangguk lalu bangkit berdiri lalu mereka berjalan ke danau
"taman sebagus ini, kok ngga banyak yang suka ya" heran raisa, tangannya sibuk bermain air danau
"mungkin taman ga seasik mol atau tempat nongkrong lainnya" ucap afgan, berjongkok di dekat raisa dan ikut bermain air "kamu kenapa suka taman ? kan sepi" tanya afgan
raisa berdiri lalu menutup matanya, menghirup udara pelan "aku ga suka keramaian, suasana seperti di taman membuatku tenang" ucap raisa membuka mata, afgan mengangguk-angguk
afgan berdiri, tiba-tiba terlintas di pikirannya untuk mengerjai raisa. dengan sengaja afgan menunjukan ekspresi ketakutan, tangannya menunjuk ke arah belakang raisa, membuat raisa heran dan merasa takut "ada apa ?" tanya raisa
"di belakang kamu, a...ada"
"ada apa !" tanya raisa semakin ketakutan
"ada...." dengan cepat raisa berjalan ke arah afgan dan 'brug' tubuh raisa menabrak tubuh afgan hingga mereka terjatuh bersama di rumput dan tubuh raisa tepat di atas tubuh afgan
mereka saling diam, afgan tersenyum menikmati pemandangan di depannya yang begitu dekat dan indah. Sementara raisa, dia juga menikmatinya "afgan ganteng banget kalo di liat deket gini" batin raisa, bibirnya tertarik tersenyum
dengan pelan tangan afgan melingkar di pinggang raisa "sekarang gw tau kenapa keenan bisa jadi pacar raisa dulu, dia cantik gini" batin afgan
"uhuk uhuk" suara batuk afgan menyadarkan raisa, membuat raisa salah tingkah lalu berdiri "maaf-maaf" ucap raisa membenarkan letak kacamatanya, afgan tersenyum
"ga papa, kamu berat juga ya" ucap afgan dengan nada meledek, raisa menatap afgan kesal
"maksud kamu aku gendut ?" tanya raisa melipat tangan di depan dadanya lalu berbalik membelakangi afgan
afgan menepuk jidatnya "salah kan gw" rutuk afgan "engga sayang, kamu ngga gendut ko" ucap afgan menarik pundak raisa agar menghadapnya
"masa"
"iya sayang....kamu wanita terlangsing yang pernah aku temui" ucap afgan menahan tawanya, raisa berbalik menghadap afgan "ihhhh afgan, ngga gitu jugaa" raisa memukul-mukul pelan dada bidang afgan
"ampun-ampun aku becanda raisa" ucap afgan menarik tubuh raisa dan mendekapnya, raisa tersenyum lalu melingkarkan tangannya pada pinggang afgan
"kita duduk di kursi lagi ya" ajak afgan melepaskan raisa dari dekapannya berganti menggandeng tangan raisa lalu mereka berjalan menuju kursi taman
raisa menyenderkan kepalanya pada pundak afgan, tatapannya fokus menatap jajaran kata yang ada di buku yang sedang ia baca "kamu belom bosen baca novel itu ?" tanya afgan melingkarkan tangannya di pundak raisa, sudah kesekian kalinya afgan melihat raisa membaca novel itu
"ceritanya bagus, jadi aku ga bosen bacanya" ucap raisa mengusap matanya yang kini mengeluarkan butiran bening yang turun karna terhanyut dalam cerita yang dia baca
Afgan memiringkan wajahnya "kamu nangis ?" tanya afgan karna melihat airmata raisa yang mengalir di pipinya, raisa menggeleng
"aku ngga nangis, hanya ikut terbawa oleh cerita ini"
"kamu terlalu peka"
"ya, itulah aku" ucap raisa melepaskan kacamatanya untuk menghapus airmatanya menggunakan tisue
Afgan merebut kacamata raisa "pinjem bentar sayang" ucap afgan memakai kacamata raisa, mata afgan menyipit karna pandanganya jadi tidak jelas setelah memakai kacamata raisa "ngga jelas ya"
Raisa mengambil kacamatanya "yaiyalah, mata kamu kan baik-baik aja" ucap raisa memakai kacamatanya kembali
"kayanya udah sore deh, kita pulang ?" tanya afgan, raisa mengangguk
"ayo" afgan menggenggam tangan raisa lalu mereka pulang

KAMU SEDANG MEMBACA
perfect true love
Fanfiction-Tamat- "ya, anggap saja ini kisah yang aku lukis hanya denganmu" ucapan raisa berhasil membuat afgan tersenyum "dan anggap juga lagu ini, nada kisah kita bersama" raisa tersenyum lalau mengangguk by: sella