afgan berlari cepat menuju kelas jeha, kemarin jeha mengatakan jika dia punya 4 tiket konser albi terore dan akan dia memberikan satu untuk afgan
"jeha" panggil afgan begitu di kelas jeha, nafasnya terengah-engah
jeha yang sedang asik mengobrol lalu berbalik "afgan" melihat afgan yang terengah-engah sambil memegangi lututnya, lalu jeha mengampiri afgan "lo kenapa, di kejar hantu ?" ledek jeha
"enak aja lo, pagi gini mana ada hantu" ucap afgan "jehaaaaa" panggil afgan dengan bernada
jeha menyerngit "kenapa ?" tanya jeha tersenyum heran
"tiket konsernya ada kan ?"
jeha tertawa renyah "oh jadi tadi lo ngos-ngosan lari cuma buat nanyain tiket konser ?"
afgan meringis "hehe iya je"
jeha berbalik menuju mejanya dan mengambil tiket konser di dalam tasnya "nih" jeha memberikan satu tiket konser pada afgan
"waw albi terore" afgan terlihat sangat senang "makasih ya je, lo emang the best !" ucap afgan senang, senyumnya tak lepas
jeha tersenyum miring 'ternyata gampang ya, ambil simpati dari lo. gw punya waktu 5 hari sebelum raisa pulang, gw yakin gw bisa lebih deket sama lo melebihi ini' batin jeha
"hp gw mana ya ?" afgan mencari ponselnya di tas, untuk memfoto tiket namun afgan tidak menemukan ponselnya "astaga gw lupa, hp gw ketinggalan mana mati lagi"
"kenapa gan ?" tanya jeha
"hp gw ketinggalan di rumah, padahal mau gw photo nih tiket"
jeha tersenyum miring, ini kesempatannya untuk mendapatkan nomor afgan "pake hp gw aja fotonya, ntar gw kirim lewat WA" ucap jeha, afgan mengangguk setuju
setelah jeha memphoto tiket lalu jeha meminta nomor telefon afgan "berapa gan nomernya ?"
"081-521-522-923"
"nomernya cantik" puji jeha
"iya itu simbol nama gw sama raisa" ucap afgan
"simbol, raisa ?"
'deg' hati afgan tersentak "raisa" lirih afgan, kenapa dia lupa, bagaimana bisa dia lupa. dengan cepat afgan berlari meninggalkan kelas jeha
"afgan lo mau kemana ?" teriak jeha, namun afgan tak menjawab dia terus berlari menuju ruang dosen
setelah mendapat ijin dari dosen, afgan bergegas pulang
"lo ngapain pulang ka, katanya ada kelas pagi?" tanya pevita yang melihat afgan pulang lagi
"lo liat hp gw ga de ?"
"ngga tau, di kamar lo kali ka"
afgan berjalan cepat menuju kamar "astaga" cepat-cepat afgan menyalakan ponsel nya "raisa maaf" sesal afgan mendekatkan ponselnya ke telinga
****
milli terlihat gelisah, sudah dari tadi dia mengetuk pintu kamar mandi namun tak kunjung di buka "raisa, lo kenapa ? buka pintunya sa" ucap milli masih berusaha membujuk raisa untuk membuka pintuentah apa yang terjadi pada raisa, milli sendiri bingung. dua jam lalu, raisa masih seperti biasanya namun setelah mengotak-atik ponsel, raisa langsung berlari ke dalam kamar mandi dan mengunci diri di sana
sementara itu raisa, dia sedang menangis "kamu kenapa sih afgan ?" raisa mengingat janji-janji nya bersama afgan sebelum pergi ke amerika
"sa buka pintunya, kamu bisa cerita sama aku sa" bujuk milli, namun tak ada jawaban dari raisa
milly maraih ponsel raisa yang tergeletak di atas meja, mencari nomor afgan dan menghubunginya 'nomor yang anda tuju sedang tidak aktif' "sit!" umpat milli kesal, nomer afgan tidak aktif
"aku harus gimana coba ?" milli mondar-mandir bingung, ia tidak tau siapa yang harus di hubungi
tak berapa lama ponsel raisa berdering "afgan, akhirnya"
"hallo afgan"
"........"
"raisa ngunci diri di kamar mandi, lo ngomong aja ya biar raisa denger"
milly mendekatkan ponsel raisa ke pintu kamar mandi dan menyalakan pengeras suara "raisa, sayang" panggil afgan "raisa maafin aku, aku salah maaf. bisa kita bicara sayang, aku jelasin .janji"
raisa menghapus airmatanya lalu membuka pintu pelan "selesein dengan tenang" ucap milli menyerahkan ponsel raisa
"makasih mill" raisa mendekatkan ponselnya ke telinga, milli mengangguk lalu keluar dari kamar membiarkan raisa berbicara dengan afgan
_via telfon
raisa : afgan
afgan : sayang, aku bener-bener minta maaf
raisa : apa yang kamu lakuin 3 hari ini ?
afgan : sayang (raisa memotong ucapan afgan )
raisa : sama jeha ? entah kenapa nama itu keluar begitu saja dari mulut raisa
afgan : sayang aku___( raisa kembali memotong ucapan afgan)
raisa : bener kan, kamu sama jeha ? ya udah ga papa. aku cuma mau bilang 5 hari lagi aku pulang ke indo, kalo kamu ada waktu tolong jemput aku di bandara, ka temi ga bisa jemput aku. itupun kalo kamu ada waktu.
afgan : sayang____
raisa : afgan, udah dulu ya. aku mau istirahat
afgan : raisa tunggu
raisa : kenapa ?
afgan : aku sayang kamu
raisa : aku lebih.
raisa mematikan telfon nya lalu mematikan ponselnya agar afgan tidak bisa menghubunginya.
kasih ku lihat darimu ada sesuatu yang beda, membuatku menjadi tak mengerti
katakan lah sejujurnya padaku, jangan kau membisu
yakinlah aku pasti mengertikan dirimuternyata kau sudah tak lagi mencintaiku
apakah kau ingin akhiri semua sampai disini
maafkan jika slama ini aku tak bisa, bahagiakan dirimu

KAMU SEDANG MEMBACA
perfect true love
Fiksi Penggemar-Tamat- "ya, anggap saja ini kisah yang aku lukis hanya denganmu" ucapan raisa berhasil membuat afgan tersenyum "dan anggap juga lagu ini, nada kisah kita bersama" raisa tersenyum lalau mengangguk by: sella