akhirnya...

317 14 12
                                    

raisa mengurung dirinya di kamar, dirinya yakin tapi hatinya ragu "aku harus gimana" pikir raisa, di tangannya menggenggam kotak cincin "kalau aku jawab iya, nanti gimana sikap pevita dan keluarganya. apa pendapat mereka nanti, sementara aku belum dekat dengan keluarga afgan. tapi kalau aku menolak, bukan cuma afgan yang kecewa aku juga kecewa" raisa melemparkan kotak cincin ke tempat tidur, pikirannya semakin bimbang dan kacau

'tok tok' suara ketukan dari pintu kamar raisa "pasti fero" tebak raisa lalu membuka pintu kamarnya

"afgan" kaget raisa, dia pikir yang datang adalah fero karna tadi raisa menelfon fero untuk datang ke rumahnya "kamu ngapain ?" tanya raisa bingung, afgan tersenyum simpul tanpa menjawab, afgan lalu menarik tangan raisa membawa raisa ke mobilnya

di dalam mobil afgan fokus menyetir, sementara raisa menerka-nerka kemana mereka akan pergi "afgan, kita mau kemana ?" tanya raisa menoleh ke afgan

"ke suatu tempat" kata afgan

"iya, kemana ?"

"yang pasti kamu akan suka"

raisa mendengus karna afgan tidak mau memberi taunya. raisa diam memandangi jalanan, dia belum pernah melewati jalan ini "kok kayanya jauh yah tempatnya" ucap raisa pelan

afgan tersenyum mendengar ucapan raisa "kamu takut sayang ?" tanya afgan, raisa menggeleng "aku ga bakal macem-macem kok, kamu ga usah khawatir"

setelah menempuh 30 menit perjalanan, akhirnya mereka sampai.

raisa terlihat takjub melihat tempat seperti saung di pinggir danau yang di siapkan oleh afgan untuk mereka "bagusnya" puji raisa, matanya tak lepas dari danau di depan sana. raisa berjalan pelan menuju meja yang ada di depannya. dekorasi tempat ini sangat bagus, banyak bunga dan lampu kecil yang mempercantik tempat itu.

"kamu suka ?" tanya afgan

"banget"

tangan afgan menelusup ke pinggang raisa dari belakang dan memeluk erat raisa "aku seneng kalo kamu suka"

raisa berbalik menghadap afgan dan.. 'cup' satu kecupan mendarat di bibir afgan membuat afgan kaget. melihat ekspresi afgan yang diam dan kaget raisa berjalan ke tepi danau

"demi apa, gw di cium" ucap afgan tak percaya sambil memegangi bibirnya yang terasa hangat

"afgan....." panggil raisa. afgan tersadar lalu menyusul raisa yang sedang asik bermain air di di tepi danau

"jangan main air, ini udah sore. dingin" ucap afgan menarik raisa dan membawanya menjauh dari danau "aku punya sesuatu" kata afgan tersenyum

"apah ?"

afgan menunjuk ke arah saung dan di sana ada pevita dan beril "will you marry me raisa" eja raisa membaca tulisan yang di pegang oleh beril dan pevita. raisa menutup mulutnya, matanya berbinar lalu menoleh ke afgan "mau ?" tanya afgan, tanpa berkata apapun raisa langsung memeluk afgan "apa ini artinya kamu mau ?"

"iya afgan aku mau, aku mauuuuu" kata raisa setengah berteriak, afgan memeluk erat raisa, rasa bahagianya saat ini melampawi batas

beril dan pevita juga terlihat bahagia "makasih ya ka, karna ka beril aku jadi sadar kebahagiaan ka afgan ga akan sempurna tanpa ka raisa" ucap pevita ke beril karna memang berkat beril lah pevita sadar kalau yang di lakukan selama ini salah dan menjauhkan afgan dari raisa juga salah.

"iya, udah tugas gw kok" jawab beril merangkul pevita.

afgan melepaskan raisa darinya, tangannya meraih tangan kanan raisa dan menyematkan cincin yang baru di belinya tadi "makasih, karna kamu mau menerima aku" ucap afgan, raisa mengangguk senang

"makasih juga, untuk semuanya" raisa kembali memeluk afgan "aku cinta kamu" bisik raisa

"aku lebih" balas afgan

***** tamat 😢*****

perfect true loveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang