"dari mana lo ?!" sentak pevita saat afgan masuk ke dalam rumah, afgan menoleh ke arah pevita yang sedang duduk sambil menonton tv
"dari rumah raisa" jawab afgan berjalan mendekat ke pevita
"ngapain ?"
"main aja de"
"ga bosen apa ka, setiap hari ke rumah raisa ?"
"mana ada bosen sih, ketemu sama orang yang kita sayang"
"ciss, alay lo ka" cibir pevita bersandar di bahu afgan
"ada apa ?" tanya afgan, dia tau adiknya pasti sedang ada masalah, Pevita menggeleng pelan "ayo cerita"
tangan pevita menelusup ke pinggang afgan, memeluk tubuh kakaknya yang selalu membuatnya nyaman dan lebih tenang "aku kangen ka afgan" ucap pevita lirih, akhir-akhir ini pevita memang jarang bertemu afgan karna mereka sama-sama sibuk kuliah terlebih waktu afgan tersita untuk raisa
"aku ga suka ka afgan yang sekarang" keluh pevita
"kamu nangis ?" tanya afgan karna mendengar isakan
"aku ga suka ka afgan yang sekarang, ka afgan udah ga punya waktu buat dengerin cerita aku. Sekarang ka afgan sibuk dan cuma punya waktu buat raisa, aku benci raisa!"
Afgan menangkup wajah pevita "kamu ga boleh gitu, kaka sayang kamu, tapi kaka juga sayang sama raisa. Maaf kalo kaka akhir-akhir ini jarang ngobrol sama kamu, maaf" ucap afgan, tangannya memegang telinga. Pevita mengangguk lalu kembali memeluk afgan 'aku ga peduli, yang jelas aku benci raisa!' batin pevita
*****
malamnya afgan kembali ke rumah raisa, walaupun siang tadi afgan ke rumah raisa."kamu kenapa ke sini lagi, kan tadi baru ke sini" tanya raisa
"kangen" jawab afgan, tangannya sibuk menekan-nekan tombol hp nya
"pevita ga di rumah emang ?"
"engga" afgan teringat kata-kata pevita yang tidak menyukai raisa "kamu kenapa ?" tanya afgan, melihat raisa menggaruk-garuk punggungnya
"gatel, padahal aku udah mandi"
"ga bersih tuh mandinya"
"enak aja, eh afgan garukin punggung aku dong" pinta raisa lalu bergeser duduk membelakangi afgan "bukan yang itu" sentak raisa saat afgan salah menggaruk bagian punggung raisa yang gatal
afgan menarik bagian bawah baju raisa, niatnya ingin membenarkan baju raisa yang terangkat naik membuat bagian pinggang raisa terlihat "afgan mesum" ucap raisa keras berdiri dan berbalik menatap afgan yang menatapnya aneh
"kamu mau ngapain ?"
"apaan sih sayang ?"
"kamu tadi narik baju aku"
"astaga, aku mau benerin baju kamu, tadi pinggang kamu keliatan makanya aku nark baju kamu biar ketutup" jelas afgan, raisa menatap afgan curiga
"beneran ?" selidik raisa, afgan mengangguk "serius" ucap afgan menunjukan kedua jarinya
raisa kembali duduk di dekat afgan "hehe maaf ya, aku berpikiran yang engga-engga" afgan mengangguk, lalu kembali menggaruk punggung raisa kerna raisa masih merasa gatal
"bajunya kali sayang yang bikin gatel"
"iya kali ya, tapi kan bajunya udah di cuci"
"mending kamu ganti baju deh, dari pada gatel gini" suruh afgan, kemudian raisa beralih berjalan menuju kamarnya untuk mengganti pakaian
KAMU SEDANG MEMBACA
perfect true love
Fanfiction-Tamat- "ya, anggap saja ini kisah yang aku lukis hanya denganmu" ucapan raisa berhasil membuat afgan tersenyum "dan anggap juga lagu ini, nada kisah kita bersama" raisa tersenyum lalau mengangguk by: sella