raisa berdiri di dekat jendela kamarnya, pandangannya lurus. sejak kejadian kemarin, raisa mengurung dirinya di kamar tanpa bicara raisa mengunci pintu kamarnya. ibu raisa sedari tadi mengetuk pintu kamar raisa, namun raisa tak membukakan pintu lalu ibu raisa menelfon afgan agar afgan membujuk raisa untuk keluar "apa salah aku ?" batin raisa bertanya-tanya
''raisa" panggil seseorang dari depan kamarnya, raisa menoleh ke arah pintu karna tau yang memanggilnya bukan ibunya melainkan itu suara afgan "sayang, buka pintunya" teriak afgan khawatir, saat di telfon ibu raisa, afgan langsung menuju rumah raisa
raisa berjalan mendekat ke pintu, tangannya terayun untuk membuka pintu 'cewek murahan, jauhin afgan kalau lo mau hidup tenang' kata-kata itu kembali terngiang di telinga raisa "maaf" lirih raisa menjauhkan tangannya dari gagang pintu
"raisa, buka pintunya. jangan bikin aku khawatir" afgan masih mengetuk-ngetuk pintu kamar raisa
"mungkin mereka benar, aku ga pantes buat kamu" raisa terduduk di dekat pintu, wajahnya ia sembunyikan diantara lenganya yang dia lipat
afgan berhenti mengetuk pintu kamar raisa setelah mendengar isakan dari dalam kamar raisa ''jangan nangis" lirih afgan
raisa mengangkat wajahnya saat melihat selembar kertas yang masuk ke kamarnya lewat celah di bawah pintu, raisa mengambil kertas itu dan membacanya 'jangan nangis sayang'
raisa mengambil spidol lalu menuliskan kata untuk membalas tulisan afgan, setelah selesai raisa memberikan kertas itu keluar.
"baiklah, aku akan pulang. kamu baik-baik ya sayang, jangan dipikirin yang kemarin" ucap afgan setelah membaca kertas dari raisa lalu pamit ke raisa karna raisa meminta agar afgan pulang.
raisa berdiri menuju meja riasnya. raisa berdiri di depan cermin, mengamati wajahnya ''apa yang salah dari penampilanku ?"
******
afgan berjalan menyusuri koridor kampus dengan malas "afgan" teriak beril berlari ke arah afgan
"gan, gw mau minta maaf nih" ucap beril, afgan menoleh ke beril bingung
"untuk apa ?"
"gw kemarin sama reno ngejekin pacar lo"
"oh"
"lo kenapa ?" tanya beril yang bingung melihat afgan tak seperti biasanya
"ga papa" jawab afgan datar
mereka bersama berjalan menuju kelas "itu siapa ya, gila! cantik banget" ucap beril, afgan sendiri sedang menatap wanita yang sedang berjalan di koridor.
wanita itu memang sangat cantik, rambutnya hitamnya terherai, dengan balutan drees selutut berwarna coklat tak hentinya dia tersenyum ke setiap orang yang menatapnya
''gan, yang ini punya gw" ucap beril menaik-turunkan alisanya menatap ke afgan
afgan menatap wanita itu lekat-lekat, afgan merasa tak asing dengan wanita itu "kayanya gw pernah liat tuh cewe"
"iya lo pernah liat dia gan" ucap reno yang baru datang, afgan menoleh ke reno "dimana ?" tanya afgan
"di____"
"mimpi lo" timpal beril, reno tertawa melihat ekspresi kesal afgan
"hai afgan, beril, reno" sapa wanita itu tersenyum
"dia tau nama kita" bisik beril ke afgan
wanita itu mendekati afgan, mengapit lengan afgan sambil tersenyum. afgan menatap wanita itu aneh 'lancang banget cewe ini' batin afgan "boleh antar saya ke kelas 425 manajemen ?" pinta wanita itu sopan
"gw aja, gw bisa anter lo ke sana" ucap beril memegang tangan wanita itu
"gw juga bisa anterin lo" ucap reno antusias
''tapi aku maunya dianter afgan" afgan menatap wanita itu dengan sinis
"tapi gw ga mau" ucap afgan lalu melepaskan tangan wanita itu dari lenganya lalu berjalan menjauh
"afgan" panggil wanita itu, afgan berhenti lalu menoleh ke wanita itu "nama aku jeha adrina, anak baru manajemen di kelas 425. salam kenal" ucapnya, afgan menggeleng heran ''gw ga peduli" ucap afgan acuh lalu kembali berjalan menuju kelasnya di susul beril dan reno
jeha tersenyum "kamu beda dari yang lain. dan aku suka, afgan selamat datang di kisah ku"
afgan tak hentinya bergumam tentang jeha, wanita yang cantik tapi sikapnya afgan tidak suka "hhh raisa" desah afgan mengacak rambutnya, hari ini raisa tidak berangkat ke kampus dan membuat afgan tidak semangat ditambah adanya jeha yang membuat afgan malas berada di kampus
***
nah loh, ada jeha wkwk. next ?????
KAMU SEDANG MEMBACA
perfect true love
Fanfiction-Tamat- "ya, anggap saja ini kisah yang aku lukis hanya denganmu" ucapan raisa berhasil membuat afgan tersenyum "dan anggap juga lagu ini, nada kisah kita bersama" raisa tersenyum lalau mengangguk by: sella