raisa mengemasi buku lalu memasukanya ke dalam tas, tadi pagi raisa sudah membuat janji dengan afgan untuk pulang bersama
Setelah selesai mengemasi buku, raisa berjalan keluar kelas. namun langkahnya terhenti karna mindy menghadangnya "ada apa ya ?" tanya raisa
Mindy tersenyum miring "jadi lo pacarnya afgan ?" tanya mindy dengan nada merehkan, raisa mengangguk pelan
"mel, apa yang gw ga punya dari dia. Sampai afgan menyukai cewe culun ini ?" mindy menoyor kening raisa kesal
"mungkin lo harus pake kacamata, dan berpura-pura culun kaya dia" jawab amel sinis
"ya, dan satu lagi lo juga harus pura-pura cuek" timpal sela
Raisa menunduk takut, mereka adalah gank populer di kampus, dengan mindy sebagai ketuanya "afgan, tolong" lirih raisa gemetar, tangannya mulai basah karna ketakutan
mindy menangkup wajah raisa dengan kasar agar menatapnya "lo punya kaca kan di rumah ? atau mau gw beliin biar lo tau diri" Mindy mendorong raisa masuk kelas lagi "kunci pintunya mel" suruh mindy, amel mengunci pintu dan sela menutup tirai jendela
"kenapa, lo takut !" ucap mindy, sementara raisa mulai menangis
*****
sudah 20 menit afgan menunggu raisa di tempat parkir motornya, namun raisa tak kunjung datang "untung gw cinta, kalau engga udah gw tinggal" kesal afgan, sudah berulang kali afgan menelfon raisa namun tidak diangkat
"tapi ga biasanya dia telat kalau membuat janji, ada yang aneh" pikir afgan
"afgan afgan" panggil nila yang berlari mendekat ke afgan dengan terengah-engah
"lo kenapa la ?"
"raisa raisa gan"
"raisa kenapa ?"
"tadi gw liat mindy masuk kelas raisa dan gw yakin raisa masih di kelas"
"apa! ya ampun raisa" afgan berlari menuju kelas raisa, cemas apa yang sedang mindy lakukan pada raisa "jangan khawatir sayang, aku datang"
mindy mendorong raisa ke sudut pojok kelas "lo tau diri dong, lo tuh culun, jelek. Lo ga pantes buat afgan, dia cuma buat gw. paham lo !" mindy mengucapkan setiap kata dengan penuh penekanan, membuat raisa semakin takut
"lo tuh cuma anak baru disini, ga lebih" amel ikut memojokkan raisa
"dan gw pikir lo ga lebih dari cewe murahan" timpal sela
raisa menatap sela marah, raisa bisa terima untuk setiap cacian tapi tidak untuk ucapan sela yang ini "cukup!" sentak raisa
"brani ya lo, bentak temen gw" mindy semakin kuat mencengkram wajah raisa
"aku bukan cewe murahan, jaga ucapan kalian" ucap raisa menatap mindy
amel mencengkram lengan raisa kuat "wah, berani juga dia min. kasih pelajaran aja min, biar dia tau siapa mindy sebenarnya" raisa semakin ketakutan
"ini pelajaran buat lo, karna udah ngerebut afgan dari gw. PLAK" mindy menampar pipi raisa membuat raisa terduduk kesakitan "itu pantes buat lo, karna udah ngerebut afgan dari gw"
raisa memegangi pipinya yang memanah, terlihat jelas merah di pipi raisa bahkan ada darah yang keluar di sudut bibir raisa "afgan" lirih raisa menangis
"jauhin afgan, kalau lo mau hidup tenang" ancam mindy, amel dan sela mengangguk
'brakzzzz' mindy, sela dan amel menoleh ke arah pintu yang di buka secara paksa "af gan" ucap mindy kaget begitu melihat afgan yang mendobrag pintu
afgan menatap mindy, sela dan amel secara bergantian dengan tatapan menakutkan "apa yang kalian lakukan ?!" bentak afgan
mindy ketakutan "a aku aku cuma"
"raisa'' afgan berlari mendekat ke raisa yang duduk dan menundukan wajahnya ''sayang" afgan mengangangkat wajah raisa agar afgan bisa menatapnya "ya Allah raisa" ucap afgan kaget melihat wajah raisa yang merah di bagian pipi dan ada darah di sudut bibirnya
afgan berbalik menatap mindy dengan tatapan seperti ingn membunuh "pergi sekarang sebelum gw lakuin sesuatu yang belum pernah kalian bayangin" ucapan afgan pelan namun sangat tajam, mindy menelan ludahnya "ba baiklah" ucap mindy menarik amel dan sela pergi
setelah kepergian mindy, afgan mendekat ke raisa ''sayang, jangan nangis. aku di sini" ucap afgan menghapus airmata raisa "udah udah" afgan memeluk raisa "aku di sini"
"afgan aku takut" lirih raisa, tangisnya masih terdengar
"aku ga akan biarin ini terjadi lagi sayang, aku janji" afgan memperarat memeluk raisa "kita pulang" ajak afgan, raisa mengangguk lalu mereka pulang
KAMU SEDANG MEMBACA
perfect true love
Fanfiction-Tamat- "ya, anggap saja ini kisah yang aku lukis hanya denganmu" ucapan raisa berhasil membuat afgan tersenyum "dan anggap juga lagu ini, nada kisah kita bersama" raisa tersenyum lalau mengangguk by: sella