Part 5 - Jealously

191 12 2
                                    

Davinne

Aku melirik kearah jam tangan, sudah setengah jam aku menunggu Dee di depan gerbang sekolahnya, sebenarnya jam pulang sekolah Dee masih 15 menit lagi, aku sengaja datang 45 menit lebih awal, takut kalau dia menunggu sendirian.

Begitu bel sekolah berbunyi beberapa anak mulai keluar dari gerbang, namun Dee belum menunjukkan tanda-tanda kehadirannya.

Tak lama kemudian gadis itu muncul bersama keempat sahabatnya, aku membunyikan klakson mobil, memberi isyarat keberadaanku pada Dee, gadis itu menoleh dengan senyumnya, lalu melambaikan tangan pada keempat sahabatnya sebelum akhirnya berjalan kearah mobilku.

Saat Dee berjalan kearah mobilku, seorang laki-laki seusianya tiba-tiba saja menghampiri Dee, laki-laki itu selalu menunjukkan senyummnya saat berbicara dengan Dee, aku nggak bisa melihat wajah laki-laki itu dengan jelas, aku hanya bisa melihat bagian samping wajahnya, tak lama kemudian laki-laki itu melambaikan tangannya pada Dee lalu pergi meninggalkan Dee.

Setelah laki-laki itu pergi, Dee malanjutkan langkahnya kearah mobilku.
Dee membuka pintu mobil tepat disebelah tempat dudukku, lalu setelah Dee benar-benar berada di dalam mobil, gadis itu menutup pintu mobilnya.

"Kak maaf lama ya nunggunya" kata gadis itu seraya melepas tasnya lalu melemparnya ke kursi belakang.

"Nggak kok, eh iya Dee, bekelnya udah dimakan?" Tanyaku.

Gadis itu mengangguk "udah". Jawabnya

Aku memutuskan untuk memutar lagu michael buble pada music player, setidaknya mengurangi keheningan yang terjadi diantara aku dengan Dee.

Meski tidak sedang melakukan perbincangan apapun namun sesekali aku melirik kearah Dee, aku lihat dia sedang merogoh kantong di roknya, mengeluarkan sebuah lipatan kertas kecil, kali ini aku lihat Dee membuka lipatan surat itu, lalu gadis itu mulai mengamatinya.

Dee tidak seperti sedang membaca isi kertas itu, tapi lebih terlihat seperti orang yang sedang berfikir.

"Dee..". Aku memanggilnya tanpa memalingkan pandanganku dari jalanan.
Namun gadis itu tidak menjawab.

"Dee!!" Panggilku lagi dengan nada yang lebih keras.

"Hah?? Kenapa kak?" Tanyanya yang tersontak kaget.

"Itu apa?" Aku menunjuk kertas ditangannya.

Dee melirik kearah jariku menunjuk "ooh, ini aku dapet surat, tapi nggak tau siapa pengirimnya" katanya menjelaskan

"Isinya apa?" Tanyaku lagi

Dee menggeleng "nggak penting kak, nggak jelas juga siapa pengirimnya" jawabnya, seolah enggan membahas isi surat itu.

Entah kenapa aku jadi penasaran sama isi surat itu, pengen nanya tapi takut dibilang pengen tau urusan orang, jadi aku pikir lebih baik aku mengganti topik pembicaraan.

"Dee, cowok yang tadi ngobrol sama kamu di depan gerbang sekolah itu siapa?"

Dee berusaha mengingat-ingat sejenak "oh, itu Daniel, temen sekolah aku, tapi nggak sekelas juga sih" jawabnya.

Aku mengangguk. "Ada perlu apa tadi dia ke kamu?" Tanyaku lagi

"Cuma nyapa doang, kita juga baru kenal setelah study tour di bali waktu itu" jawab Dee.

Goodbye HappinesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang