Davinne
Shit!! Shitt!!
Sekarang aku bener-bener akan mengutuk diriku dalam-dalam, kalau bukan gara-gara pengakuan bodoh ku tadi, aku dan Dee sekarang nggak akan bersikap canggung kayak gini, dan gara-gara itu aku jadi harus ninggalin Dee sendirian di kamar.Sekarang apa yang udah aku lakuin? Dee pingsan.
Tadi gue pikir dengan ninggalin dia ngobrol berdua sama kakak kelasnya bisa bikin mood dia baik lagi, nggak taunya sekarang kondisi dia malah jadi kayak gini.
Sekarang Dee lagi di periksa Dokter, sedangkan aku disuruh nunggu di depan kamar inapnya.
Aku panik banget sumpah, bahkan sangking paniknya aku nggak bisa berhenti untuk mondar-mandir nggak jelas, mondar mandir yang sebenernya nggak berpengaruh sedikitpun untuk mengurangi rasa panikku.
"Davinne?"
Aku menoleh begitu menyadari ada seseorang yang memanggil namaku.
"Eh dok"
Aku bergegas menghampiri dokter yang baru saja keluar dari kamar inap Dee."bisa ikut ke ruangan saya sebentar?"
"Kenapa dok?"
"Ada yang mau saya bicarakan".
Aku manggangguk.
Aku memutuskan untuk berjalan beberapa langkah dibelakang Dokter Rayan, mengikuti langkah Doketer yang kira-kira masih berusia kepala tiga itu hingga sampai pada sebuah ruangan dokter bertulisan nama Dr. Arayan Ngurah Abhichandra. Sp.PD
Dokter Rayan mempersilahkanku memasuki ruangan kerjanya yang terbilang sangat rapi untuk seorang laki-laki.
"Silahkan duduk" katanya.
Aku menuruti perintahnya.
"Maaf sebelumnya, ada beberapa hal yang harus saya bicarakan mengenai Deandra" katanya.
"Kenapa dok?" Tanyaku.
"Saya rasa ada sesuatu yang janggal dari sakit kepala yang dialami Deandra" katanya menerangkan.
Bagus, sekarang aku mulai nggak ngerti dengan alur pembicaraan Dr.Rayan.
"Maksud dokter?" Tanyaku akhirnya.
"Kemarin setelah kecelakaan, saya memutuskan untuk melakukan CT-scan pada kepalanya, dan ternyata kami mendeteksi adanya Diffuse Axonal Injury" kata Dr.Rayan menjelaskan.
"Diffuse axonal injury?"
Sumpah aku bingung, sekarang aku sama sekali nggak tau apa yang lagi diomongin Dr.Rayan.
"Jadi DAI itu sebuah istilah yang menggambarkan gejala pasca traumatic yang terjadi ketika seseorang mengalami benturan keras atau kecelakaan, secara umum gejala pasca traumatic ini menimbulkan rasa pusing, sakit kepala yang menetap, dan gangguan pada emosi, tapi nggak usah khawatir, ini masih ringan kok, jadi masih sangat mudah untuk di obati" kata Dr.Rayan menjelaskan.
Kalimat yang terakhir itu setidaknya bisa membuatku menghembuskan nafas lega.
"Lalu penyembuhannya bagaimana dok?"
"Kita nggak perlu ngadain terapi atau bahkan operasi kok, cukup kita kendalikan lewat obat saja, tapi saya harap jangan ada benturan lagi di kepalanya, atau sewaktu-waktu bisa mengakibatkan epilepsi atau mungkin amnesia." Kata Dr.Rayan yang kemudian melemparkan senyumnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Goodbye Happines
Teen FictionTerkadang orang yang selama ini kau inginkan justru adalah orang yang paling mustahil untuk kau dapatkan. Karna, kenyataanya jodohmu justru adalah orang yang tak pernah kau duga sebelumnya. *** Deandra Aku ta...