Part 10 - Who is the boy?

120 9 0
                                    

Dee

Malam ini kak Dave tiba-tiba ngajakin gue makan bareng di luar, tadinya gue juga kepikiran mau ngajakin kak Dave jalan bareng malam ini, soalnya udah lama banget gue nggak keluar bareng dia, dan kebetulan dia ngajakin duluan.

Tadi pas gue pulang sekolah, rumah sepi banget, gue kira kak Dave belum pulang kuliah, tapi pas gue liat ke garasi, mobilnya ada, biasanya setiap kali gue buka pintu rumah, dia udah nongkrong di depan tv sambil ngemilin beberapa cemilan, tapi kali ini nggak, pas gue ngecek ke kamarnya, dia lagi tiduran, wajahnya ditutupin selimut, pas gue buka selimutnya kak Dave langsung kaget, gue juga kaget, dan disitu gue bisa liat dengan jelas mata kak Dave merah, trus sedikit bengkak, wajahnya juga lesu.

Pas gue tanya, kak Dave cuma jawab katanya lagi nggak enak badan, sejujurnya gue khawatir banget sama dia, tapi dia bilang dia nggak apa-apa, cuma kecapean aja, jadi gue biarin dia istirahat di kamarnya, trus pas gue mau keluar dari kamarnya, tiba-tiba kak Dave manggil nama gue, trus ngajakin makan diluar nanti malam.

gue seneng banget dia ngajakin gue makan malam diluar, beberapa hari ini gue kira dia marah gara-gara gue deket sama Daniel, tuh kan ternyata dugaan gue salah, buktinya kak Dave malam ini ngajakin gue makan malam diluar, itu tandanya pikiran negatif gue ke dia selama ini salah.

Sekarang cuma ada gue dan kak Dave di mobil, Tumben banget kali ini kak Dave nggak puter lagu apapun di mobilnya.

"Kak kita mau kemana?" Tanya gue pada kak Dave.

"Liat ntar aja" jawab kak Dave tanpa memalingkan pandangannya dari jalanan.

Terjadi keheningan sesaat sebelum akhirnya..

"Dee.." Kata Kak Dave mengawali pembicaraan.

"Ya?"

"Kayaknya aku tau deh siapa yang ngirim surat cinta ke kamu"

"Maksud kakak?"

"Mr.D" kata kak Dave.

"Siapa?"

"Daniel" jawabnya.

"Whattt?? Daniel?? Kakak tau dari mana?"

"Kenapa nggak? Inisial nama Daniel itu D, sama kayak si pengirim surat, trus setelah surat itu datang ke kamu, tiba-tiba Daniel juga datang deketin kamu" kata kak Dave menjelaskan.

Gue berpikir sejenak, berusaha mencerna kata demi kata yang dikatakan oleh kak Dave.
Tapi semua yang dikatakan kak Dave itu masuk akal, atau mungkin memang benar Mr.D itu Daniel?

"Udah sampe nih" kata kak Dave, yang seketika menghentikan lamunan gue.

Kak Dave turun dari mobil, berlari-lari kecil kearah pintu mobil tempat gue duduk, lalu membukakan pintu mobil buat gue.

Begitu gue turun, Kak Dave meraih tangan gue, menggenggamnya erat, lalu menuntun gue masuk kedalam sebuah rumah makan outdoor di bilangan pantai ancol.

Kak Dave mempersilahkan gue untuk duduk pada sebuah meja makan yang tersedia untuk dua orang.

Begitu memastikan kami sudah duduk, kak Dave memanggil pelayan untuk memesan makanan.

"Selamat malam, Mau pesan apa?" Tanya seorang pelayan.

"Satu kepiting goreng mentega, cumi-cumi saus padang, sama lobster bakar, minumnya milk shake coklat sama mocca float" kata kak Dave yang tidak membiarkan gue berkata satu patah kata pun.

Gue tersenyum kecil, Tanpa harus bertanya, kak Dave sudah tau kalau gue pasti akan memesan kepiting goreng mentega, dan milk shake coklat.

Kalau cumi saus padang itu kesukaan gue sama kak Dave, dia selalu tau apa yang gue suka dan apa yang gue nggak suka, bahkan kadang dia juga tau apa yang orang tua gue belum tentu tau dari gue.

Suasana makan malam kali ini romantis banget, terlalu romantis untuk sepasang kakak beradik, tapi gue nyaman berada dalam situasi kayak gini, gue gak tau apa yang jauh lebih sempurna dari pada makan malam bersama orang yang paling lo sayang, ditemani kilauan indah cahaya lilin, angin laut yang sejak tadi berhembus, dan alunan lagu cinta, sungguh sebuah malam yang sempurna.

Kalo lagi ngobrol sama kak Dave, gue gak pernah kehabisan topik pembicaraan, ada aja yang kita obrolin.

Kepribadian dia dan sudut pandang dia selalu menginspirasi gue, semenjak ada dia hidup gue berubah jadi lebih baik, mulai dari kebiasaan bangun siang gue yang sekarang tinggal kenangan, trus kebiasaan baru gue buat olahraga pagi, nyuci piring yang abis gue pakai, naruh baju kotor di keranjang bukan di sembarang tempat, buang sampah di tempatnya, sampai tidur nggak larut malam.

Hidup gue mulai tertata rapi semenjak ada dia, bahkan gue sekarang udah lupa kapan terakhir kali gue bangun siang.

Sekarang gue juga udah nggak pernah lagi kesiangan berangkat sekolah.

Gue nggak bisa berhenti memandangi wajahnya, gue selalu suka setiap momen dimana lesung pipi nya muncul setiap kali dia senyum.

Lo tau arti dari Jatuh hati? Jatuh hati itu ketika lo terpikat pada tutur seseorang, tersihir oleh jiwanya, terpaku pada tatapnya, dan caranya melihat dunia, tapi lo nggak harus berharap untuk bisa memilikinya, karena untuk apa berharap harus memilikinya kalau lo udah bahagia dengan berada di dekatnya?

Dan itu yang sedang gue rasain ke kak Dave, "jatuh hati".

"Dee.. Kakak ke toliet sebentar ya"

Gue mengangguk, lalu memberikan senyum tipis untuknya.

Sambil menunggu kak Dave yang sedang ke toilet, gue mengalihkan pandangan gue ke arah pantai, ada banyak orang yang sedang menikmati suasana sunyi di pinggiran pantai, di sudut tempat si pinggir pantai ada satu cewek berbaju merah marun yang entah mengapa mengalihkan pandangan gue.

"Alioth?"bisik gue lirih

Meskipun cuma keliatan dari belakang, tapi gue tau banget itu Alioth. sedang apa dia disini? Cowok yang disebelahnya, gue nggak bisa liat jelas siapa cowok yang ada disebelahnya, wajahnya menghadap ke samping, jadi gue nggak bisa ngenalin wajahnya.

"Dee..? Lagi liat apa?"

Gue menoleh kearah sumber suara itu, gue nggak tau udah sejak kapan kak Dave duduk di depan gue.

"Eh kak, coba liat itu deh" gue menunjuk kearah gadis tadi.

"Itu alioth bukan sih kak?" Tanya gue.

"Oh iya Alioth, dia lagi ngapain disini?" Tanya kak Dave.

"Aku juga nggak tau" jawab gue.

"Loh itukan cowok yang waktu itu sama Alioth di Mall" kata kak Dave.

"Hah?"

"Iya waktu itu kakak pernah ketemu Alioth di Mall sama cowok itu, lagi lunch" kata kak Dave menjelaskan.

Alioth gak pernah cerita ke gue kalo lagi deket sama cowok, pantesan beberapa hari ini dia jarang nongol di grup, jarang nimbrung kalo kita lagi kumpul.

Kalo emang lagi deket sama cowok kenapa harus diem-diem? Toh kita kan gabakal ngelarang juga.
Siapa sebenernya cowok itu?? Kenapa gue jadi penasaran banget sama cowok itu?

Goodbye HappinesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang