Reifan Pov

8K 288 11
                                    


Entah apa yang aku rasakan, aku selalu merasa tak rela jika Refa bersama lelaki lain . Dan keputusan ku tentang perpindahan Refa tentu saja agar Refa tidak bertemu dengan lelaki itu .

"Hei, kau melamun?" ucap Alan membuyarkan lamunanku.

"Ada apa?"

"Apa kau sedang memikirkan Refa? Sepertinya kau mulai mencintai dia," ucap Alan.

"Jika tidak ada yang penting, keluarlah. Aku sibuk," ucap ku kembali mengotak atik komputer ku yang sebenarnya aku tidak membuka apa-apa.

"Mau sampai kapan kau akan menyembunyikan perasaan mu padanya eh? Kurang apa Refa ? Cantik? Tentu, sexi? Semua orang bisa melihatnya, pintar? Sudah jelas. Lalu apa lagi yang kau fikirkan?"

"Aku..-"

Tok .. Tok ..

Belum sempat aku menyelesaikan perkataan ku , ada yang mengetuk pintu ruanganku.

"Masuk," ucapku. Pintu ruanganku terbuka  dan melihatkan sesosok wanita yang tak asing bagiku.

"Hai Rei " sapa wanita itu. Aku bangkit dari kursi kebanggaan ku dengan perasaan tidak percaya dengan wanita yang berdiri di depanku saat ini.

Wanita yang membuatku tidak lagi percaya akan Cinta dan Wanita. Yang membuat hidupku benar - benar berubah 360°. Yang membuat sikapku berubah menjadi dingin dan acuh. Ya, dia Yuka cinta pertamaku, dia juga yang meninggalkan ku 4 tahun yang lalu tanpa alasan yang jelas.

"Yuka..?"

"Ya, ini aku.." Yuka berjalan mendekati ku dan memeluk ku secara tiba-tiba, "Aku sangat merindukanmu Rei," ucapnya.

Pelukan ini, pelukan yang jujur aku rindukan. Pelukan yang lama tidak aku rasakan, kini aku rasakan kembali.

"Ekhem," deheman dari Alan membuatku tersadar kembali, dan melepas pelukan Yuka.

"Ada apa Rei? Kau tidak merindukanku?" ucap Yuka.

"Akan ada metting 15 menit lagi. Jangan telat," ucap Alan sebelum meninggalkan ruanganku yang menyisakan aku dan Yuka berdua saja.

"Aku sangat merindukanmu Reifan," Yuka kembali memeluk ku.

"Yuka , jaga sikapmu," aku berusaha melepaskan pelukan Yuka dari tubuh ku, "Ini kantor,"

"Lalu? Dulu kita sering berpelukan bahkan bercinta disini," ucap Yuka.

Ya, dulu memang Yuka sering menghabiskan waktu di kantorku. Tetapi itu dulu.

"Itu dulu Yuka," ucapku dengan kembali duduk di kursi ku.

"Apa bedanya?"

"Jelas sangat berbeda! Kau dulu meninggalkanku, sekarang untuk apa kau kembali lagi hah?!" ucapku.

"Aku tidak meninggalkanmu seperti apa yang kau fikirkan Rei,"

"Lalu apa hah?! Kau meninggalkan ku hanya karena kau sudah menemukan lelaki lain bukan? Hem .. Kau sangat hebat! Kau sudah mampu membuat hidup seorang Reifan hancur berantakan!" ucap ku dengan mencengkram kedua bahu Yuka.

"Itu tidak benar Rei, aku bisa menjelaskan semuanya padamu. Aku mohon Rei dengarkan aku dulu," ucap Yuka dengan wajah memohon nya yang sukses membuat hati ku luluh.

Aku melepaskan cengkeraman tangan ku dari bahu Yuka perlahan, dan duduk di sofa yang ada di ruangan ku ini.

"Duduklah," ucapku akhirnya. Yuka duduk di sampingku dengan jarak yang sedikit lebih jauh.

"Aku tidak meninggalkanmu hanya karena lelaki lain," Yuka mulai membuka suaranya, "4 tahun lalu keluargaku sedang ada masalah ekonomi. Perusahaan ayahku bangkrut karena karena tertipu besar-besaran oleh perusahaan lain, yang mengakibatkan ayahku menjual perusahaan nya untuk melunasi kerugian perusahan. Beberapa minggu kemudian rumah ayahku disita oleh bank." Aku mendengar kan cerita dari mulut Yuka. Jujur, aku tidak mengetahui jika keluarga Yuka bangkrut.

Because, I Love YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang