Chapter 3

8.5K 297 2
                                    


"Turun,"

"Tunggu! Butik Gaun Pernikahan?!" Aku terbelalak saat Rei membawaku ke butik gaun pernikah .

"Bisa kah kau untuk menuruti perkataanku dalam sekali ?" Aku langsung bungkam . Aku turun dari mobil Rei dengn berjalan di samping nya .

Berjalan bersampingan seperti ini dengan ... Lelaki yang notabetnya adalah 'Calon Suamiku' membuatku merasa sedikit aneh dan berbeda .

"Apa kau sudah menyiapkan pesanan ku?" Ku lihat Rei berbicara pada salah satu pegawai di Butik ini .

"Tentu," Pegawai itu tersenyum ramah .

"Bagus." Rei menatapku, "Ikutlah bersama dia, Aku akan menunggu mu disini," Entah mengapa aku hanya menurut .

"Mari," Pegawai itu mengajak ku dengan ramah , aku pun mengikuti pegawai tersebut .

"Tunggu, em .. Apa kau bisa memberitahuku apa yang telah di pesan oleh dia?"

"Benarkah dia tidak memberi tahumu? Ah, dia sungguh lelaki yang romantis,"

Romantis?? Dia belum tau saja bagaimana sikap nya selama ini-,- kalau dia tau . aku jamin dia akan menarik perkataan nya itu .

"Mari, kita coba gaun nya," Pegawai itu membawa sebuah gaun yang sangat .. Indah berwarna putih .

Oh ! Apa Rei memesan gaun?

"Ah, iya."

"Wah .. Kau cantik sekali. Jelas Mr.Reifan tergila-gila pada mu," Puji sang pegawai saat aku telah selesai memakai gaun putih tadi. Akunmemutar tubuh ku pada cermin besar yang berada di sini.

Pagawai itu membuka gorden ruang ganti ini. Aku lihat Rei sedang sibuk dengan ponsel nya , entahlah .. Dia sedang apa .

"Mr. Rei , Apa cocok?" Rei lalu melihat ku .

"Cobalah pilihanku saja," Ucap nya dengan nada yang datar .

Aku rasa dia tidak mempunyai rasa humor, ck.

Aku kembali memasuki ruang ganti . Pegawai itu kembali membawakan satu gaun yang sungguh ! Lebih indah, gaun berwarna putih gading dengan bagian bawah yang panjang, Mutiara-mutiara yang bertaburan di sepanjang gaun itu. Ah, aku rasa gaun yang tidak murah .

"Cobalah .. Ini gaun pilihan suamimu," Ucap pegawai itu .

Pipiku memanas. Benarkah pipiku bersemu merah ? Karena malu?

"Ekhem," Setelah selesai mengenakan gaun pilihan nya . aku menghampiri nya yang sedang membaca sebuah majalan , entahlah majalan apa itu.

Dia menyadari kedatanganku, dia terus melihat dari ujung kepala hingga ujung kaki . Apa ada yang aneh ?

"Rei?"

"Ya?"

"Bagaimana?" aku berharap dia memuji ku dengan baju pilihan nya ini .

"Lumayan," What!!? Dia hanya menjawabnya dengn kata 'Lumayan' ?! Padahal dia memperhatikan ku, Dasar Lelaki es!

"Cepat ganti pakaianmu , aku banyak urusan,"

*

"Antar saja aku ke rumah sakit," ucapku memecah keheningan. Ya, aku dan Rei sedang berada di perjalan .

"Ini sudah sore, pulanglah istirahat." Ucapnya dengan masih fokus dengan jalanan.

"Aku ingin bertemu ayah,"

"Bahkan ayahmu tidak ingin menemuimu dengn keadaan kau belum mandi seperti ini," Memang sih ini sudah sore. Badanku juga rasanya lengket.

"Hey! Kau-" Ucapankh terhenti saat dia melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi .

Because, I Love YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang