Bagian 22

8.2K 157 41
                                    


"Terima kasih sus," setelah menandatangani surat - surat dari panti jompo tempat Ratna berada, ia berjalan menuju Ratna yang sedang duduk di ruang tunggu.

Ya, Refa hari ini membawa Ratna pulang. Refa mempunyai rencana untuk ulang tahun Reifan kali ini, dan Refa melibatkan Ratna dalam kejutan nya.

"Refa,"

"Ya Bu? Apa ada yang ibu butuhkan?"

"Ibu ingin berada di rumah ibu,"

"Rumah ibu?"

"Iya, nanti Ibu tunjukkan jalan nya,"

Refa mengiyakan. Ratna dan Refa kembali menuju taxi yang memang sedari tadi Refa pesan.

**

Refa keluar dari taxi dan langsung membantu Ratna turun pula. Refa memperhatikan baian depan rumah yang di dominasi oleh kayu itu.

"Disini Reifan kecil ibu besarkan dengan almarhum ayah Reifan, sudah hampir 5 tahun ibu tidak menempatinya," Refa membantu Ratna untuk memasuki halaman rumah yang cukup luas. Dengan rumput yang rapi, dan bunga bunga yang tumbuh di sekitar halaman rumah itu pun juga terlihat sangat terawat.

"Nyonya? Nyonya sudah pulang? Alhamdulillah," seorang lelaki paruh baya menghampiri Refa dan Ratna dengan gunting rumput ditanganya.

"Bagaimana kabar Pak Tono?"tanya Ratna dengan senyum yang ia tampakkan ramah kepada lelaki paruh baya di depan Ratna dan Refa ini.

"Alhamdulillah baik nyonya, saya sangat senang nyonya bisa kembali kemari," Ratna tersenyum dan mengangguk. Ia beralih melihat Refa.

"Refa, kenalkan ini Pak Tono. Dia yang selama ini saya pasrahkan untuk menjaga dan merawat rumah ini,"

"Saya Refa pak," Refa menyalami Tono. Awalnya Tono sempat tidak enak untuk menyambut uluran tangan Refa, tetapi Refa sangat tidak mempermasalahkan jika ia harus bersalaman dengan Tono yang ternyata tukang kebun di rumah Ratna, Refa berfikir bahwa ia menunjukkan rasa hormatnya kepada orang yang lebih tua darinya.

Ratna dan Refa pun memasuki rumah yang sederhana itu, jauh dari hiruk piruk kendaraan. Yang Refa rasakan pertama kali menginjakkan kaki di rumah itu adalah nyaman, sejuk, dan damai.

Ratna kembali dari arah dapur, dengan membawakan secangkir teh hangat untuk Refa yang sedang melihat - lihat foto Reifan saat kecil. Refa meraih figura foto yang memperlihatkan seorang lelaki dewasa, wanita dewasa dan ditengah tengah mereka ada anak kecil yang tersenyum memperlihatkan deretan giginya.

"Itu almarhum ayah Reifan, dia meninggal karena kecelakaan mobil yang menimpanya 15 tahun yang lalu," Refa meletakkan kembali figura tersebut dan menatap Ratna.

"Refa ikut berduka cita Bu,"

"Minumlah teh terlebih dahulu, pasti kau sangat haus sedari tadi ibu lihat kau tidak minum sama sekali," Refa dan Ratna meminum teh bersama di ruang tengah rumah Ratna yang sederhana tetapi saangat nyaman bagi Refa.

Waktu berlalu begitu cepat, banyak yang Refa baru ketahui tentang Rei dari Ratna. Refa pun juga mengetahui alasan mengapa Rei bersikap sangat dingin dan seakan sering memainkan perasaan wanita dulu. Pandangan yang tak seharusnya ia lihat tentang pertengkaran orang tuanya di depan mata kepala nya sendiri. Setelah Refa mendengar semua dari mulut Ratna, ia merasa sedikit egois dan menyesal.

Because, I Love YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang