Bagian 19

5.2K 177 16
                                    


"Yu.. Yuka?"

"Yes, it's me Refa. Why? Apa kau terkejut?" ucap Yuka dengan senyum miring nya.

"Kau? Bukan nya kau telah kembali ke negara aslimu? Apa yang kau lakukan disini?" Yuka memang sudah berpindah ke Negeri aslinya, Australia. Tetapi apa yang ia lakukan disini? Sudah hampir 1 tahun lebih ia tidak kembali.

••••••••

Sedari tadi perasaan takut terus menghantui perasaan nya. Refa sangat takut jika kebahagiaan keluarganya terancam kembali, sungguh ia sangat tidak ingin itu terjadi.

Flashback on

"Apa kabar kau dan keluarga kecilmu ?" Ucap Yuka dengan menekan kan kata Keluarga kecil sengaja dengan nada mengejeknya.

"Baik," Refa berusaha menjawab dengan santai dan berusaha tetap tenang, jika ia menampakkan ketakutan nya Refa yakin itu akan membuat Yuka semakin gencar untuk membuatnya kembali lemah.

"Yeah.. Kelihatan nya memang seperti itu," Yuka mengambil beberapa roti dan selai.

"Bagaimana dengan kabar Reifan? Lelaki yang aku cintai,"

"Baik," Refa menelan salivanya, entahlah tenggorakkan nya tiba-tiba terasa kering.

"Baiklah, aku duluan. Sampai jumpa lain waktu," Yuka menepuk pundak Refa pelan dan berlalu meninggalkan Refa yang masih membeku di tempatnya.

Flashback off

"Ref? Kamu kenapa?" Rei menepuk pundak isteri nya ketika Refa hanya mengaduk - ngaduk makan malam yang di depan nya.

"Iya, Mommy sakit?" Rendra pun menyadari jika sedari tadi Ibu nya itu hanya melamun.

"Tidak Nak. Mommy tidak sakit, aku tidak apa - apa,"

"Kok makanan nya cuma di liatin terus, makan dong,"

"Iya Rei, aku makan kok," Refa menjawab dengan senyum yanh ia tampakkan sebaik mungkin.

*****

"Dan buaya kini hidup dengan damai bersama kelinci yang menemani nya bermain ... " Refa menutup buku cerita dongen yang ia bacakan tadi untuk Rendra setelah makan malam. Refa mengecup kening anaknya itu lalu mematikkan lampu tidur yang berada di nakas sebelah tempat tidur Rendra dan menutup perlahan pintu kamar Rendra, tetapi tidak seutuhnya.

"Rei, kamu masih belum tidur? Ini sudah malam. Tidurlah," Refa duduk di depan meja rias nya untuk menyisir rambutnya sebelum tidur, ini memang kebiasaan Refa sedari kecil.

"Masih nanggung, pekerjaan ku tinggal sedikit lagi. Jika kau ingin tidur, tidurlah duluan," Refa menoleh pada Rei yang sedang duduk di meja yang memang di sediakan di kamar untuk Rei jika mengerjakan pekerjaan kantor seperti ini.

"Apa katamu tadi? Kamu manggil aku kau ?" Tidak seperti biasanya Rei memanggil 'Kau' pada Refa. Bukankah Rei sendiri yang meminta panggilan 'Kau' di ganti dengan 'Kamu'. Lalu mengapa Reifan memanggil Refa dengan sebutan 'Kau' ?

"Oh.. Maksutku.. Kamu tidurlah terlebih dahulu, nanti aku menyusul," ucap Rei dengan senyuman nya.

"Apa tidak sebaik nya jika kamu menghentikkan terlebih dahulu pekerjaan mu, nanti kamu sakit," bujuk Refa kembali. Jelas Refa sedikit memaksa Rei, karena memang akhir - akhir ini Reifan terlihat sangat sibuk sekali, bahkan hampir setiap malam ia selalu duduk di depan laptopnya dengan kacamata yang ia kenakan setelah makan malam selesai. Kebiasaan Rei yang selalu membacakan Rendra dongeng, kini harus Refa lah yang menggantikan tugas Rei itu.

Because, I Love YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang