Bagian 21

4.8K 152 12
                                    

Hari ini adalah hari senggang untuk Refa. Reifan sedang tugas di luar negeri. Berat sebenarnya untuk mengijinkan Reifan pergi ketika dihatinya ada sedikit yang mengganggu. Tentu saja itu tentang Reifan yang berbohong padanya, jika kebohongan Reifan bukan berhubungan dengan wanita mungkin ia tidak akan memperdulikannya, tetapi ini berhubungan dengan wanita ditambah wanita yang berasal dari masalalunya. Sangat susah untuk mempercayainya lagi.

Refa berniat untuk pergi mengunjungi toko bunga nya. Jam masih menunjukkan pukul 08.34, masih ada waktu yang lumayan lama untuk menjemput Rendra dari sekolah. Refa membawa mobil sendiri, tentu itu harus dengan persetujuan Reifan, dan untuk mendapatkan persetujuan dari Reifan tidak segampang yang dia kira.

Dengan setelan kemeja berwarna peach, dan celana panjang berwarna putih, sangat terlihat pas untuk Refa yang memiliki kulit putih.

Refa telah sampai di toko bunga nya, disana telah ada Nadiyah yang terlihat santai merapikan bunga - bunga yang ada ditokonya.

"Pagi.." ucap Refa saat Nadiyah tidak kunjung menyadari kehadiran Refa.

"Oh ya ampun, Refa.. Kau membuatku kaget saja," ucap Nadiyah dengan mengelap tangan nya. Dan Refa hanya tertawa menunjukkan deretan giginya yang putih.

Reifan dan Nadiyah duduk di bangku yang memang disediakan di toko bunga Refa, sambil meminum teh hangat yang dibuat oleh Nadiyah.

"Ada apa? Kau terlihat lesu? Kau sakit?" tanya Nadiyah.

"Tidak, aku tidak apa - apa," Reifan meminum teh hangat yang berada di depan nya, dan berharap akan membuatnya lebih tenang.

"Aku sudah mengenalmu lebih dari 10 tahun, aku tau kau sedang berbohong,"

Refa hanya diam dan melihat orang berlalu lalang ke luar jendela.

"Apa kau hamil?"

"Tidak! Tentu saja tidak Nad," jawab Refa dengan cepat.

"Lalu apa yang mengganggu fikiranmu?"

"Entahlah.. Aku merasa ada yang aneh dengan Reifan,"

"Ada apa lagi?"

"Aku merasa dia berbohong lagi denganku," ucap Refa dengan memandang teh yang hanya berkurang sedikit.

"Laki - laki memang seperti itu, biarkan lah saja. Terkadang mereka berbohong tentang pekerjaan, uang, dan-"

"Bagaimana jika lelaki berbohong tentang wanita?" potong Refa begitu saja.

"Apa?"

Refa memalingkan muka nya menghadap jendela kembali. Entah mengapa ia berat untuk bercerita, ia takut jika ia akan meneteskan air mata di depan sahabat nya itu.

"Cerita jika kau ingin cerita. Dengan begitu, beban di hatimu akan sedikit berkurang,"

Refa menghembuskan nafasnya pelan. Ia berusaha menenangkan fikiran nya yang tidak karuan itu.

"Reifan berbohong padaku,"

Nadiyah diam, menunggu Refa melanjutkan ceritanya.

"Dia berbohong tentang Yuka,"

"Yuka yang dulu per-"

"Iyaa.. Dia berbohong padaku tentang nya," potong Refa, dia tidak mau mengingat kejadian waktu itu yang membuat hatinya kembali sakit.

"Aku hanya takut," Refa merasakan matanya panas dan penuh dengan air yang siap membasahi pipinya.

"Bagaimana jika ia kembali kepada Yuka ? Apa yang harus aku lakukan sekarang, Nad?" habislah sudah pertahanan nya, ia menangis sejadi jadi nya. Nadiyah memeluk sahabatnya yang terlihat sedang rapuh ini.

Because, I Love YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang