Pagi kali ini Refa telah selesai menyiapkan sarapan untuk suami dan anak semata wayang nya. Celmek yang tadi ia kenakan ia lepas dan meletakkan di tempat sebelum nya."Pagi Mommy!!" suara lucu disertai dengan senyum yang mengembang sempurna di wajah Rendra, menyapa Refa pagi ini.
"Selamat pagi juga jagoanku," satu kecupan yang dilakukan Rendra setelah mendengar jawaban sapaan dari nya mendarat di pipi Refa.
"Pagi sayang," kecupan di keningpun Refa terima dari Reifan yang telah siap dengan pakaian kantor nya.
Refa hanya membalasnya dengan senyum manis dari wajahnya. Dan itu sudah sangat mampu membuat Reifan senang. Tetapi senyum itu pula yang membuat Reifan enggan untuk meninggalkan Refa ke kantor. Tetapi bagaimana lagi itu sudah tuntutan pekerjaan yang harus ia lakukan.
Rendra dengan lahap memakan sop merah sebagai sarapan nya pagi ini, begitupun dengan Reifan dan Refa. Sedari kecil Rendra memang dibiasakan untuk makan sendiri, jadi tidak heran jika anak seusia Rendra sudah bisa makan sendiri tanpa disuapi oleh Refa.
"Sayang, aku tidak usa bekerja yaa?" ucapan Reifan itu sontak membuat Refa kaget, tidak biasanya Reifan tidak mau bekerja.
"Memangnya kenapa ? Ada apa ? Kamu sakit?" pertanyaan yang keluar dari mulut Refa setelah menelan makanan yang ada di mulutnya itu pun ia lontarkan langsung pada Reifan.
"Tidak, aku hanya malas ke kantor," ucap Reifan dengan santainya. Sedangkan Refa menghembuskan nafasnya pelan.
"Kalok Daddy gak kerja, nanti Daddy kena hukum loh," Rendra pun ikut berkomentar setelah sarapan nya ia habiskan.
"Siapa yang mau hukum Daddy sayang," ucap Reifan di akhiri dengan tawanya yang gemas akan anak nya itu.
"Kan kalok Rendra gak sekolah, Rendra dihukum sama ibu guru, nanti Daddy juga dihukum," ucap Rendra.
"Sayang .. Daddy itu bekerja, bukan sekolah. Kalok kerja itu gak ada guru nya, terus Daddy kan yang punya perusahaan, jadi gak akan ada yang marahin Daddy . Tapi, kalok Daddy tidak bekerja karena malas, Mommy yang akan memarahi Daddy nanti!" ucap Refa dengan mengusap ujung kepala Rendra.
"Rendra mau adik gak?" pertanyaan Reifan langsung ditanggapi dengan tatapan tajam dari Refa, tetapi bukan Reifan namanya jika ia kaget dengan tatapan Refa. Ia memang berniat untuk menggoda isteri tercintanya itu.
"Mau!! Rendra mau banget Dad!" jawab Rendra dengan antusias.
"Ya uda, bujuk mommy gih, buat ngijinin Daddy gak kerja," ucapan Reifan itu langsung mendapat pukulan yang lumayan keras dari Refa pada lengan kekar Reifan dan tawa dari Rendra yang melihat betapa lucunya kedua orang tuanya jika sedang seperti ini.
"Anak itu jangan di ajarin kayak gitu! Gimana sih," Refa memasang wajah marahnya pada Reifan. Refa langsung bangkit dari tempat duduknya dan merapikan piring nya dan piring Rendra, sedangkan piring Reifan ia biarkan karena memang nasi pada piring Reifan belum habis.
"Rendra, kamu berangkat di antar Pak Tiar yaa, Daddy masih bujuk Mommy, kayaknya Mommy lagi marah. Oke?" Rendra mengacungkan jari jempolnya dan tidak lupa satu kecupan mendarat di pipi Reifan.
"Nanti Daddy yang bilang ke Mommy kalok Rendra berangkat duluan,"
"Iya, Dad." Rendra pun beranjak untuk kedepan rumah yang mana Tiar sudah pasti berada di depan, meninggalkan Reifan yang masih di ruang makan.
Setelah di rasanya Rendra telah benar - benar pergi, Reifan pun menghampiri Refa yang tadi menaruh piring di dapur.
Reifan melihat Refa masih berkutat mencuci piring kotor. Reifan memperhatikan Refa dari belakang, ujung bibir Reifan menarik senyum yang sangat tulus. Reifan benar - benar mencintai wanita yang ada depan nya sekarang, dan ia berjanji dalam hati, jika ia hanya akan memberikan kebahagiaan pada isterinya itu, dan tidak akan ada lagi yang bisa memisahkan ia dengan Reifan. Janji itu yang ia akan selalu pegang.

KAMU SEDANG MEMBACA
Because, I Love You
Romance[Beberapa Chapter di private , Follow lalu tambah di perpustakaan] Menikah . Mungkin yang ada di benak kalian adalah, Hidup bersama orang yang sangat kita cintai yang juga mencintai kita. Hal yang sangat indah bukan ?? Hal itu juga yang ada di fikir...